Sendirian

124 15 2
                                    

Lea dan Leon masih dalam perjalanan ke rumah Tyra. Seperti biasa, mereka harus melewati lorong sepi itu. Saat memasuki lorong itu, mata Leon berpencar ke segala arah, melihat sekeliling. Takut hal yang dulu terjadi lagi.

"Ugh". Kepala Lea mendadak pusing. Tubuhnya terjatuh dalam posisi duduk. Matanya berubah menjadi biru, dan cahaya putih menyembur ke arahnya. Leon menghampiri Lea. "Tenanglah. Ini hanya penglihatanmu" kata Leon.

Lea melihat keadaan yang sangat sangat indah. Langit cerah menyelimuti dunia itu. Tapi, penglihatannya itu tertuju pada dua kakak beradik itu. Mereka sedang berdebat dengan... Ryan dan Alexa? Apa aku tidak salah lihat? Batin Lea.

"Apa kau tidak bisa membiarkan kami tinggal disini? Aku kesatria Bulan Bintang juga kan?! Kenapa aku tidak bisa tinggal disini?!" Seru seorang laki laki. Tampaknya dia adalah kakak dari adik perempuannya.

"Tidak! Kekuatan kegelapanmu itu tidak bisa diterima disini!" Seru Ryan. "Aku janji akan menggunakan kekuatanku untuk kebaikan!" Bantah lelaki itu. "Tidak Tyren! Adikmu itu juga memiliki kekuatan kegelapan. Kalian tidak bisa tinggal disini!" Seru Ryan. Alexa yang sedari tadi diam, kini membuka mulutnya. "Kalian akan tinggal di dunia yang berbeda. Kalian tidak akan tinggal bersama" kata Alexa.

"Tyren kita tempatkan di dunia devantri. Tyra akan kita tempatkan di Bumi"

"Tyra!" Seru Lea. Penglihatannya kembali normal. "Masa depan apa yang kamu lihat?" Tanya Leon. "Sepertinya ini masa lalu. Bukan masa depan" ucap Lea.

•••

Pesawat Naura dan Dika sudah mendarat di dunia Itrigona. Dunia yang penuh dengan hutan. Mereka tidak ketahuan karena pesawat mereka memakai mode transparan.

"Oke. Kita akan berpencar. Aku, Alexa, Rini, Rio, Syam, Ajeng, dan Hiro ke arah barat. Nanda, Kevin, Ibnu, Luc, dan Rian ke arah timur" kata Ryan. "Azka, Naura, dan Dika berjaga disini" lanjutnya. Semua pergi ke tempat tujuannya masing masing. Azka, Naura, dan Dika kembali masuk ke dalam pesawat. Naura dan Azka masuk ke pesawat yang berbeda dengan Dika.

•••

"Jadi sebenarnya..." sebelum Leon menyelesaikannya, "kesatria bulan bintang sendiri yang menyebabkan ini terjadi" potong Lea. "Kita harus bergegas ke rumah Tyra!" Seru Lea. Mereka pun menggunakan kekuatan petirnya itu untuk sampai di rumah Tyra lebih cepat.

Saat sampai di rumah Tyra, Lea langsung berjalan menuju depan pintu rumahnya. "Tyra! Tyra!" Teriak Lea. Tidak ada jawaban.

Brak! Leon mendobrak pintu rumah Tyra. Lea yang terkejut langsung menatapnya tajam. "Apa? Tidak ada orang disini" ujar Leon. Lea mempercayainya dan langsung memasuki rumah Tyra.

Begitu memasuki rumah Tyra, Lea diam tak bergerak. Dia mengingat saat saat sebelum Tyra berubah mengkhianatinya. Dulu dia dan Tyra...

Brak! Leon menutup pintu dengan cara membantingnya. Lea yang kesal langsung menghampiri Leon.

"Apa?"

"Apa kamu sudah gila? Kau membanting pintu itu! Bisakah kamu tidak mengulanginya lagi?! Kita bukan penjahat yang berlaku seenaknya!" Bentak Lea. Lea kembali berjalan menyusuri seluruh ruangan.

Leon masih terpaku dan mengernyitkan dahinya. Dia tak menyangka Lea bisa seperti itu. Leon menatap serigala neonnya itu.

Kamu sudah benar Leon

Bisikan itu terdengar sangat jelas. Leon tau suara itu. Itu suara serigalanya. Leon memutar bola matanya dan berjalan menuju Lea yang sedang berada di lantai 2. Saat Leon berjalan menaiki tangga,

Bruk! Sebuah dinding mirip sel penjara berwarna ungu menutup jalan menuju ke atas. Spontan Leon langsung berusaha merusak dinding itu.

"Lea! Lea!" Teriak Leon. Terdengar derap kaki mendekat dengan cepat dari atas. Lea berlari menghampiri Leon. "Leon! Apa yang terjadi?!" Seru Lea sambil membantu Leon berusaha merusak dinding itu.

"Usaha yang sia sia". Suaranya terdengar berat penuh dendam. Lea dan Leon melihat ke arah pintu masuk rumah. "Tyren dan Tyra.." gumam Lea. Leon langsung mengambil sikap waspada karena Tyren ada di sisinya.

"Bagaimana jebakannya? Bagus bukan?" Ucap Tyra. Suaranya sudah terdengar tidak bersahabat lagi. "Tryder! Tangkap Leon!" Perintah Tyren. 2 tryder entah darimana muncul di belakang Leon dan langsung menangkapnya. Leon berusaha melawan tapi dia terlambat. Salah satu tryder sudah menyerangnya dengan kekuatan kegelapannya terlebih dahulu. Itu membuat Leon lumpuh sementara.

"Leon!" Teriak Lea panik. Dia tak bisa berbuat apa-apa. Dia tidak bisa membantu Leon karena dinding itu. "Ada apa Lea? Lihat! Sahabat barumu ini ternyata lemah" Ejek Tyra. "Kita tidak punya banyak waktu Tyra, ayo pergi" ajak Tyren. Tyra dan Tyren pun menghilang dari pandangannya.

Lea terduduk di tangga. Air matanya menetes perlahan. Semakin lama, semakin deras.

•••

Azka masih berada di dalam pesawat bersama Naura. Azka teringat dengan keadaan Lea. Diam-diam, Azka pun mencoba berkomunikasi lewat pikirannya.

Lea! Apa kau mendengarku?
Apa?
Syukurlah.. apa kau baik baik saja?
Leon hilang
Apa?!
Leon hilang, Azka! Leon hilang!

Azka yang terkejut mendengar itu spontan memutus hubungan komunikasinya dengan Lea. "Naura! Lea bilang, Leon hilang!" Seru Azka. "Apa?!". "Leon hilang, Naura... aku akan kabari yang lain. Kau bantu aku ya" ujar Azka. Naura mengangguk.

•••

Lea sudah tidak merasakan kehadiran Azka. Lea tidak terlalu memikirkannya. Sekarang yang ada di pikirannya hanya Leon.

Jangan sedih Lea

Suara itu terdengar jelas. Tapi bukan suara Leon. Lea melihat ke belakang dan ia melihat, dua serigala neon berdiri di hadapannya.

Flashback, Leon POV

Aku berusaha menyerang kedua tryder itu dengan kekuatan listrik. Tetapi, mereka menyerangku dengan kekuatan kegelapan. Aku tak sanggup berdiri. Kekuatan itu membuatku lumpuh sementara.

Serigala neonku terlihat panik. Aku berbicara melalui pikiran padanya. "Jaga Lea dan biarkan dia melihatmu!" Perintahku. Aku tidak peduli apa yang akan terjadi padaku. Prioritasku sekarang hanya satu. Menjaga Lea tetap aman.

Bulan & BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang