Lea sudah kembali ke rumahnya. Dia menaruh tas di samping meja belajar. Lea sudah mulai percaya terhadap perkataan Leon. Hanya saja, dia masih kurang mengerti.
"Sepertinya, Alexa memang benar benar ada. Tapi kenapa yang dapetnya harus aku sama cowok super duper nyebelin itu coba?" Gerutu Lea. Dia masih kesal sama Leon.
Lea menyalakan tv lalu duduk di atas kasur empuknya itu. "Acaranya itu lagi itu lagi. Bosen aih". Dia mematikan tv nya, menarik selimutnya, dan... tidur.
Lea berada kembali dalam ruangan putih itu. Dia sudah menduganya. Tapi ada sesuatu yang berbeda disini.
"Leon! Kamu ngapain disini?!" Seru Lea. Dia terkejut melihat Leon yang tiba-tiba berdiri di sampingnya.
"Heh! Daritadi juga aku udah disini tau!" Bentak Leon.
"Wow.. sepertinya kalian tidak akur" ucap seorang pria berpakaian perak. Dia datang bersama Alexa!"Aku Ryan. Senang bertemu denganmu Lea" ucap Ryan. "Aku dan Alexa berasal dari Respira" lanjutnya.
"Respira?" Tanya Lea. "Itu tempat kesatria bintang dan bulan tinggal" jawab Leon. "Kenapa dia lebih tau daripada aku?" Ujar Lea. "Karena kekuatannya sudah muncul jadi sudah mengerti dari awal. Jadi aku memberi taunya lebih dulu" jawab Ryan.
"Jadi, langsung aja. Kamu itu kesatria bulan, Lea. Kau bisa melihat masa depan. Tapi, Leon harus menjagamu karena kekuatan bintang Leon dapat mencegah kekuatan bulanmu keluar dari tubuhmu" jelas Alexa.
"Memangnya kenapa jika kekuatan bulan itu keluar?" Tanya Lea.
"Kau tidak bisa melihat masa depan, dan jika kau tidak bersama Leon dalam waktu yang sangat lama, maka kau bisa membeku" jawab Ryan.
"Apakah aku dan Leon juga hrus tinggal di Respira?" Tanya Lea. "Tidak. Kau dan aku bisa tinggal di bumi. Hanya saja, kau harus cukup sering bertemu denganku" jawab Leon.
Lea mengangguk. Sekarang dia mengerti. "Tapi aku belum pernah melihat masa depan" ucap Lea. "Kau bisa melihatnya dalam waktu sekitar satu atau dua hari lagi" ujar Ryan. "Baiklah. Aku mengerti".
Alexa melirik merpatinya. "Sepertinya, waktu kita sudah habis. Nanti kami akan menemuimu" ucap Alexa. Warna putih kembali menjadi hitam dan Lea pun terbangun.
Lea tersenyum senang. Akhirnya dia tau apa yang menimpa dirinya.
Tring! Notifikasi di handphone Lea berbunyi. Lea melihatnya.
+6312873312: Lea, ini aku Leon
Lea segera menyimpan nomor Leon.
Azalea: Darimana tau nomor aku?
Leon: Dari temen kamu yang namanya Tyra itu
Azalea: Ooh... kita tuh beneran kesatria bulan bintang?
Leon: Iya. Jangan sebarin ke siapa siapa. Rahasia besar.
Azalea: Oke
Leon: Kamu sendiri di rumah?
Azalea: Iya. Aku sendiri
Leon: Aku ke rumahmu ya. Rumah kamu dimana?Lea cukup terkejut melihat balasan dari Leon. Namun, ya.. dia menerimanya. Toh, ternyata Leon memang kenal dengan Kak Minna, dan lebih parahnya lagi, ternyata Lea baru tau kalau Leon adalah saudaranya Lea.
Azalea: Di Jalan Feri nomor 12, warna putih.
Leon: OTWNi anak mau ngapain coba? Tiba tiba ngechat terus dateng ke rumah.
Ting! Bel berbunyi. Ni anak the flash apa yak? Cepet amat. Baru juga 5 detik!
Lea bergegas membuka pintu. Kini di depannya tampak seorang lelaki tinggi tampan. "Oh Leon..." gumam Lea. "Masuk aja".
Leon mengikuti Lea yang berjalan ke arah ruang keluarga. Lea duduk di sebuah kursi. Leon duduk di sebelahnya. Lea menyalakan tv.
"Ada apa?" Tanya Lea. "Kamu marah sama aku?" Tanya Leon. "Lha? Marah kenapa coba?" Lea bertanya balik. "Maafin yang tadi siang ya" ucap Leon. "Oh.. ga apa-apa kok..." ucap Lea.
"Ngomong-ngomong, kata Ryan kekuatan kamu udah muncul. Kekuatan apa?" Tanya Lea mengalihkan pembicaraan. "Kekuatan ini" Leon menekuk tangannya dan tampaklah percikan listrik di tangannya.
"Sejak kapan kau punya itu?" Lea tertegun. "Sudah satu bulan yang lalu. Kamu juga sebenernya punya kok. Tinggal dilatih aja" kata Leon. "Memangnya bisa?".
"Ya bisa. Makanya aku bilang itu" jawab Leon. "Caranya?" Tanya Lea lagi. "Nah kalau lebih rincinya, nanti aja tanya sendiri ke Alexa" jawab Leon. "Lah kan anda sudah berpengalaman kali" ujar Lea. "Yaudah yaudah.. setau aku nih ya..". Leon menyuruh Lea untuk mengosongkan pikirannya, dan tetap tenang.
Muncul cahaya di tepi tubuh Lea. "Buka matamu sekarang" kata Leon. Lea melihat tangannya yang sudah bercahaya tapi disertai dengan kilatan kilatan. "Cobalah seperti ini" Lea mengikuti gerakan tangan Leon. "Waah... keren banget" ucap Lea. Leon tersenyum.
"Eum.. Leon, kau dan aku saudara kan?" Tanya Lea. "Yap. Lalu?" Leon bertanya balik. "Kenapa aku belum pernah melihatmu?" Tanya Lea. "Aku juga belum pernah lihat kamu kok sebelumnya. Aku cuma tau kalau aku punya saudara namanya Lea. Tapi aku ga pernah tau kalau itu adalah kau" jawab Leon.
Leon melirik jam tangannya. "Aku harus pergi. Oh ya, mulai sekarang, kemanapun kamu pergi, beri tau aku" ucap Leon. "Termasuk pergi sekolah?" Tanya Lea. "Ya. Akan kuantar setiap hari. Ibumu menyuruhku untuk melakukannya" jawab Leon.
"Aku pergi ya. Kalo ada apa-apa, hubungi aku" Leon beranjak pergi.
Saat Leon hendak meninggalkan rumah Lea, "Leon!" Panggil Lea. Leon menengokkan kepalanya. "Makasih ya" ucap Lea. Leon tersenyum kemudian pergi.
Lea menutup pintu rumahnya dan kembali berjalan ke ruang keluarga. Dia memainkan kekuatan listrik pemberian Leon. Lea mencoba mengendalikan kekuatan listriknya agar sewaktu-waktu, dia bisa memakainya juga.
Melihat masa depan. Itulah yang dipikirkan Lea sekarang. Lea sudah tidak sabar ingin merasakan bagaimana rasanya melihat masa depan.
Mungkin jika itu masa depan yang baik, pasti menyenangkan melihatnya. Tapi kalau masa depan yang buruk? Tidak, terima kasih.
"Aku harus sabar menunggu dua hari lagi" ucap Lea. Lea memikirkan Leon. Apa mungkin kekuatan listriknya itu yang membuatnya bisa bergerak cepat menuju rumahnya?
"Alexa" gumamnya. Lea masih penasaran dan ingin berbicara lebih banyak dengan Alexa.
Seakan keinginannya itu terwujud, Alexa tiba-tiba muncul dihadapannya. Lea masih tidak percaya dengan penglihatannya sendiri.
"Alexa..". "Kan aku sudah bilang aku bakal nemuin kamu. Besok kau libur sekolah bukan?" Tanya Alexa. "Ya. Libur dua hari" jawab Lea. "Bagus. Kau akan tinggal dua hari di Respira" ucap Alexa. "Ikut aku". Alexa menarik tangan Lea dan dia melempar benda berbentuk koin yang kemudian menyebar membentuk portal.
"Tunggu. Leon dimana?" Tanya Lea. "Ehem. Udah akrab ya sama Leon? Tumben perhatian" canda Alexa. "Dia ternyata saudaraku" jawab Lea. "Wah.. menarik.. aku tidak tau kalau dia saudaramu" gumam Alexa. "Dia sudah bersama Ryan" lanjutnya.
"Ooh... oke..."
Lea dan Alexa memasuki portal itu dan tak lama kemudian, mereka pun sampai di sebuah tempat yang bernama Respira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan & Bintang
FantasyLea hanyalah seorang siswi SMA normal. Menjalani kehidupan sehari harinya layaknya seorang pelajar remaja. Namun mimpi aneh, dan bertemu dengan ksatria mengungkap kenyataan bahwa dia memiliki kemampuan yang lebih. Kemampuan lebih, maka dia pun dihar...