Aku melihat sesuatu. Diriku rasanya seperti dibawa melintasi waktu. Aku melihat suatu peristiwa. Peristiwa paling menakutkan yang pernah aku lihat. Paling menakutkan diantara 203 peristiwa yang pernah aku lihat dari masa depan.
Aku melihat makhluk tinggi. Makhluk tinggi bertanduk, dan mereka tampak menggenggam sebuah pedang. Ya! Mereka Tryder! Ada satu yang lebih menonjol dari mereka dan dia menggenggam pedang... ITU PEDANG SEMESTA!
"Pedang Semesta!" Teriakku panik. Ryan yang terkejut mendengar teriakkanku itu menghampiriku.
"Ada apa Alexa?!" Tanya Ryan. "Pedang.. pedang semestanya.." aku sangat ketakutan. Ryan menenangkanku.
"Ada apa dengan pedang semesta?" Tanya Ryan lagi. "Tyren memegangnya! Tyren mendapatkan pedang itu!" Ucapku. Tyren adalah pemimpin para Tryder. "Apa kau serius?" Ryan memastikan. "Iya aku serius!" Seruku.
Brak! Seseorang mendobrak pintu dengan keras. "Alexa, apa kau tidak apa-apa? Aku khawatir karena firasatku tidak baik" Tanya Rini. Dia datang bersama kesatria bintang penjaganya yaitu Rio.
"Dia bilang, dia melihat Tyren memegang pedang semesta" jelas Ryan. "Apa? Tyren? Apa itu benar?" Tanya Rio. Aku mengangguk lesu.
"Sasaran pertamanya pasti Planet Bumi" ujar Rini. "Darimana kau tau?" Tanyaku. "Ya dari penglihatan masa depan kekuatan bulan lah" jawab Rini. "Tapi kau tidak pernah memberitauku kalau kau pernah melihat itu" kata Rio. "Aku lupa mengatakannya". "Sebaiknya kita cepat ke ruang inti" usul Ryan. Semuanya pergi ke ruang inti.
Kami adalah para kesatria bulan dan bintang. Semua kesatria bulan adalah wanita. Sedangkan kesatria bintang adalah laki-laki. Kesatria bulan bintang memiliki kekuatan dari alam, bulan, dan bintang. Hanya orang tertentu yang mendapatkannya.
Sedangkan, semakin waktu berjalan, pasangan kesatria bulan bintang semakin sedikit. Entah apa yang mempengaruhinya.
Dulu ada sekitar 60-70 pasangan kesatria. Tapi sekarang hanya ada 4 pasangan kesatria. Dan keanehan yang terjadi adalah, kami mendapat tambahan kekuatan yang sebelumnya belum pernah terjadi.
Aku ~ Ryan {Air}
Rini ~ Rio {Api}
Nanda ~ Kevin {Angin}
Zena ~ Aldo {Alam}Aku, Ryan, Rini, dan Rio sudah sampai di ruang inti. Kami akan mencoba mengecek apakah ada orang yang mempunyai kekuatan bulan dan bintang di bumi.
"Tumben kesini" ucap Zena. "Kehancuran dunia terutama bumi mulai terancam" kataku. Ryan mendekati meja komputer. Dialah yang paling mengerti caranya.
"Planet bumi" gumam Ryan. Dia mengetik sesuatu di komputer dan muncullah gambar planet bumi itu. "Indah. Mereka punya tiruan bulan ya?" Tanyaku setelah melihat benda yang melingkari bumi itu.
"Itu bagian dari bulan asli. Kita kan tau kalau beberapa bagian bulan asli menyebar ke seluruh semesta" jawab Zena.
Cara mencari orangnya cukup mudah. Dengan komputer ini, kita bisa melihat cahaya yang dipancarkan para kesatria.
"Itu dia! Cahaya kuning dan putih" seru Nanda. "Tapi sepertinya mereka berdua seperti menyatu" ucap Aldo. "Itu artinya mereka ada di satu tempat" jelas Kevin. Ryan memindahkannya ke meja layar sentuh.
Ryan menekan cahaya itu. Muncullah gambar sebuah gedung sekolah. Ryan sibuk dengan pelacakannya dan muncul foto seorang perempuan dan laki-laki lengkap dengan datanya.
"Ketemu! Lea dan Leon" ucap Ryan. "Siapa yang akan membimbing mereka?" Tanya Rini.
"Bagaimana kalau Alexa dan Ryan. Mereka yang paling ahli dalam hal ini bukan? Lalu sisanya memantau semua yang akan terjadi" usul Zena.
"Kok aku?" Tanyaku. "Kau kan ada Ryan yang cerdik dan pintar" jelas Zena. "Jadi maksudmu aku tidak pintar begitu?" Omel Aldo. "Ya engga gitu juga..."
Oh iya, aku lupa memperkenalkan diri. Aku Alexa Sylvia. Aku kesatria bulan dari Yeria. Ryan itu penjagaku. Dia juga dari Yeria.
Kalau Rini dan Rio, mereka dari Tranet-Wera. Nanda dan Kevin dari Chamelin. Sedangkan Zena dan Aldo dari Gerbia-Zeri. Kami semua terkumpul di sebuah tempat bernama Respira, tempat para kesatria bulan dan bintang tinggal.
Kami semua akhirnya setuju dengan usul Zena. Walaupun sebenarnya aku sudah menolak, tapi Zena membantahnya hanya karena aku yang melihat masa depan itu.
Malam harinya, aku dan Ryan pergi ke ruang pikiran agar bisa berkomunikasi dengan mereka.
"Jadi bagaimana caranya memberi tau mereka?" Tanyaku.
"Mudah. Ketika mereka tidur, kita tinggal masuk ke dalam mimpi mereka" jawab Ryan. "Aku yang akan mengatur mimpinya" lanjutnya.
"Tapi kau juga harus masuk ke dalam mimpi Leon kan" kataku. "Saat aku masuk, Kevin yang akan mengaturnya" ucap Ryan. "Baiklah".
"Lea sudah tidur. Duduklah disana" perintah Ryan. Aku berjalan dan duduk di kursi itu. "Baiklah kita mulai" gumamnya.
Tiba-tiba, pikiranku terasa tertarik oleh sesuatu dan itu juga mempengaruhi penglihatanku. Akhirnya, aku berada di sebuah tempat penuh dengan warna putih. Merpati bulan hinggap di pundakku untuk membantuku dalam memikirkan jawaban.
Bruk! Aku mendengar sesuatu yang terjatuh. Aku mendekatinya. Itu Lea alias Azalea dari bumi!
"Siapa kau? Dimana aku?" Tanya Lea. "Namaku Alexa. Dimana kau, itu tidak penting" ucapku.
.
.
.
Warna putih itu kembali menjadi hitam. Aku membuka kelopak mataku."Jadi bagaimana?" Tanya Ryan. "Lea tipe orang yang tidak dapat mengendalikan emosinya. Sedikit saja terusik, dia pasti marah" gerutuku. Aku tidak terlalu suka dengan sifat Lea.
"Sabarlah... sekarang, giliranku memberi tau Leon lewat mimpinya. Kevin!" Panggil Ryan. Kevin dan Nanda berlari menghampiri Ryan. "Kamu ngerti kan?" Tanya Ryan. Kevin mengangguk.
Ryan berjalan menuju kursi itu. Dan dia pun masuk ke dalam mimpi Leon.Beberapa menit kemudian, Ryan bangun. Aku menghampiri Ryan. "Jadi gimana?" Tanyaku. "Leon sudah tau. Kekuatan bintangnya sudah muncul satu bulan yang lalu. Jadi dia cepat mengerti" jawab Ryan.
"Terus gimana caranya nyadarin Lea?" Tanyaku. "Kita pertemukan mereka berdua" ucap Ryan.
.
.
.
.To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan & Bintang
FantasyLea hanyalah seorang siswi SMA normal. Menjalani kehidupan sehari harinya layaknya seorang pelajar remaja. Namun mimpi aneh, dan bertemu dengan ksatria mengungkap kenyataan bahwa dia memiliki kemampuan yang lebih. Kemampuan lebih, maka dia pun dihar...