Pengkhianatan

157 15 7
                                    

Lea sudah mengambil hasil kelulusannya. Dia lulus dengan nilai yang memuaskan.

"Gimana hasilnya?" Tanya Leon. "Baik. Aku puas" jawab Lea. "Lea, kamu disini ternyata. Aku mencarimu kemana-mana" kata Tyra. Lea dan Leon meliriknya. "Oh, hai Leon!" sapa Tyra. Leon hanya tersenyum.

Tyra tersenyum. Entah kenapa, Lea merasa kalau ada yang aneh dengan senyumnya. Leon juga sepertinya merasakan hal yang sama. Ah kau ini mikir apaan? Pikir Lea.

"Eh, aku ada urusan. Aku pulang duluan ya" pamit Tyra. "Oh, ya Lea..". "Ada apa?". "Hati-hati ya" ucap Tyra. Kemudian, Tyra pergi meninggalkan Lea.

"Maksud dia apa?" Tanya Leon. "Mungkin dia hanya mengingatkan" jawab Lea. "Ada yang salah dengan nada bicaranya" kata Leon. "Itu hanya firasatmu saja" ujar Lea. "Ayo pulang" ajak Lea. Leon mengangguk.

Di tengah perjalanan, seperti biasa mereka melewati sebuah lorong. Tapi ada yang salah. Entah kenapa, kini lorong itu tampak sangat sangat sepi.

"Ada apa dengan lorong ini?" Tanya Lea. "Entahlah". Leon waspada memperhatikan sekelilingnya.

Tiba-tiba, sebuah bayangan hitam melesat di depan mereka. Leon langsung berjaga-jaga. "Apa-apaan itu" gumam Leon. Sebuah anak panah berwarna hitam melaju ke arahnya. Leon menebasnya menggunakan listrik.

Dalam waktu yang bersamaan, muncul anak panah dari arah belakang mereka dan mengenai pundak Lea. Seketika, Lea terjatuh.

"Lea!" Seru Leon. "Aah... siapa kau! Tunjukkan dirimu!" Teriak Leon.

Seseorang muncul di depan mereka. Wanita berambut pendek, mengenakan jubah hitam yang menutupi wajahnya.

"Matilah kalian!" Serunya. Dia mengeluarkan semacam bola hitam dari tangannya. Bola itu menyembur ke arah mereka.

Seseorang berjubah emas muncul di depan mereka dan membuat semacam perisai sehingga bola-bola itu masuk ke dalamnya. Itu Syam!

"Naura! Bawa Lea masuk portal!" Seru Alexa. Naura mengangguk dan membawa Lea masuk ke dalam portal menuju Respira. "Mari kita akhiri ini" kata Leon.

Leon, Syam, Alexa, Ryan Pov

"Ha- akhiri? Kalian yang akan berakhir disini!" Seru wanita itu. "Beraninya!" Seru Syam. Dia bergerak dengan cepat menuju wanita itu.

Terlambat. Wanita itu sudah bergerak ke belakang Syam dan menyerangnya dengan bola hitam itu. "Light Storm!" Leon meluncurkan kekuatan listriknya menjadi petir sehingga bola-bola itu hancur.

"Shark Wave!" Seru Ryan. Serangannya mengenai wanita itu hingga terjatuh. "Ocean Wave!" Seru Alexa. Wanita itu terpelanting hingga akhirnya, penutup wajahnya terlepas.

Wanita itu menengadah dan tersenyum penuh dengan dendam. "Tyra" gumam Leon. Tentu saja ia mengetahuinya. Tyra itu kan sahabat Lea sekaligus teman belajarnya.

"Aku akan kembali" ujar Tyra kemudian, dia menghilang entah pergi kemana. Syam, Alexa, Ryan, dan Leon kembali ke Respira.

Leon, Syam, Alexa, Ryan Pov End

"Zena, apa kau sudah menyiapkan jubahnya?" Tanya Alexa. "Sudah" jawab Zena. Dia menyerahkan sebuah jam tangan pada Lea dan Leon.

"Ini jubah pelindung. Aktifkan saja maka kamu bisa langsung memakainya. Jubah ini kuat dan sesuai dengan kekuatan kalian masing-masing" jelas Zena.

"Intinya, kalau ada apa-apa, pakai saja ini" lanjut Nanda.

Lea dan Leon mencoba memakainya. Saat mengaktifkannya, jubah itu keluar secara berurutan dari jam tangan itu.

"Wow.. ini keren" puji Lea. "Yang lain pake ini juga?" Tanya Lea.

Serentak semuanya langsung mengaktifkan jubahnya masing-masing. Hanya Syam yang tidak memakainya. Karena dia sudah memakai jubah emas.

"Jadi apa kau baik-baik saja?" Tanya Luc. "Ya. Aku baik-baik saja" jawab Lea. "Untung tadi Azka lagi liat kondisi kamu tadi" ucap Izhar. "Oh gitu, makasih ya Azka" ucap Lea. Azka tersenyum.

"Lea" panggil Leon. Lea meliriknya. "Wanita yang tadi itu Tyra" kata Leon. "Tyra?! Alexa, itu ga bener kan?" Lea tidak percaya dengan ucapan Leon.

"Leon benar. Kalau aku lihat dari kekuatannya, dia telah bergabung dengan Tryder" jawab Alexa.

Lea menunduk. Dia tidak percaya sahabatnya sendiri melakukan hal sejahat itu. "Jadi yang aku lihat di masa depan itu Tyra" gumam Lea.

"Tunggu sebentar. Sebelum berbicara tentang Tyra, bukankah tadi kamu terkena serangan anak panahnya?" Tanya Ryan. "Ya" jawab Lea.

"Zena, tolong periksa Lea ya" perintah Ryan. "Tapi aku ga apa-apa" ucap Lea. "Lea, kita tidak tau apa yang ada di panah itu" kata Leon. "Ya. Lagi pula itu cuma diperiksa kan?" Bujuk Ivan. "Baiklah".

Lea mengikuti Alexa dan Zena ke ruang pemeriksaan. "Lea, coba kamu duduk disana" kata Zena. Lea menurutinya. Zena melihat pundak Lea dan memeriksanya.

"Gimana?" Tanya Alexa. "Tidak ada apa-apa" jawab Zena. "Apa kau yakin?" Tanya Alexa lagi. "Ya. Aku yakin" jawab Zena.

"Rasanya tidak mungkin Tyra menyerang tanpa alasan" gumam Alexa. "Mungkin itu hanya pengecoh saja" Zena meyakinkan Alexa. "Baiklah. Aku percaya padamu" ucap Alexa.

Mereka kembali ke ruang inti.

"Lea" panggil Naura. "Ada apa?" Lea duduk di depan Naura. Di sebelah Naura juga ada Dika. "Apa kau pernah melakukan hal yang mengecewakan Tyra?" Tanya Naura.

Lea mengernyitkan dahinya. "Seingatku tidak ada" jawab Lea. "Tyra pasti berkhianat karena satu alasan, Lea" kata Dika. Lea mencoba untuk mengingat.

"Sejak aku kenal Leon, aku selalu bersama dengan Leon. Dan Tyra.. aku tetap dekat kok. Lama kelamaan aku merasa ga enak, jadi aku tanya dia. Dan dia bilang tidak apa apa" jelas Lea. "Itu dia!"

"Tyra bohong padamu. Mungkin awalnya dia melakukannya karena kau itu sahabatnya. Tapi saat bergabung dengan Tryder, Tyra jadi berbohong padamu terus menerus untuk menyembunyikannya" jelas Naura.

Apakah itu benar? Tyra.. maafkan aku batinnya. Lea merasa sangat bersalah karena dia berpikir, gara-gara dia, Tyra jadi bergabung dengan Tryder.

Bulan & BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang