Pergi

157 13 8
                                    

Sejak saat itu, Lea dan Leon tinggal di Respira. Alasannya? Respira tempat paling aman untuk mereka. Mereka juga bisa berkomunikasi dengan mudah.

"Jadi apa yang akan kita lakukan sekarang?" Tanya Izhar. "Maksudmu?" Ryan bertanya balik. "Yaa... kau tau kan. Tryder sudah menyebar, kehancuran dunia akan datang, sedangkan kita juga tidak tau asal mereka dari mana" jawab Izhar.

"Azka bisa melacaknya kan?" Kata Nanda. "Kamu pikir semudah itu melacak keberadaan orang lain?" Kata Lala. "Eh?"

"Ya. Pelacakan itu sulit. Banyak tempat di dunia ini dan dia harus mencarinya satu per satu" jelas Lala. "Kau benar Lala. Ini sudah hari kelima dia diam di dalam kamar" kata Zir.

"Itu kan keinginan dia" kata Rini

"Sepertinya hati nurani kalian hilang ya?" Sindir Callista. "Apa?!" Seru Rini. "Rini tenanglah.." bujuk Rio. "Sepertinya, kita tidak bisa diam disini saja" kata Ivan.

"Disini tempat paling aman. Diluar sana banyak Tryder" ucap Ryan. "Bukankah kita harusnya mengubah takdir dunia? Apa yang akan kita ubah jika kita diam saja?!" Seru Ivan
.
.
.
Di kamar Azka...

Konsentrasi. Kamu pasti bisa pikir Azka. Dia berusaha untuk mencari tempat asal Tryder.

Saat sedang melihat keadaan di tempat lain, dia menangkap gelombang keadaan yang buruk di sekitarnya.

"Sialan! Gelombang ini menggangguku" gumamnya. Dia pun mencari asal gelombang itu. "Apa yang mereka ributkan?" Pikirnya. Dia segera keluar dari kamar dan berlari menuju... ruang inti.
.
.
.
"Apa yang kalian lakukan?" Tanya Azka. Semua orang dalam ruangan itu menatapnya.

"Kita tidak bisa hanya duduk diam saja disini. Kita harus bergerak" Zir angkat suara. "Ayolah Zir. Kita sedang berusaha dengan yang terbaik" kata Syam. "Syam benar. Kita sedang berusaha. Lagipula, kita harus bersama-sama dalam masalah ini" Rian menyetujui Syam.

"Aku akan pergi" ucap Ivan.

Ucapannya itu membuat keheningan yang luar biasa.

"Ivan, kau tidak bisa pergi begitu saja!" Seru Syam. "Ha- kau ini siapa? Takdir kehancuran dunia jelas-jelas sudah dekat. Dan apa yang kita lakukan? Kita hanya duduk diam di tempat membosankan ini menunggu Azka selesai begitu?" Berontak Ivan.

"Tapi aku tidak apa-apa" ucap Azka. "Terserah. Aku ga peduli. Intinya, aku mau pergi sekarang. Siapa yang mau ikut?" Tanya Ivan.

"Aku ikut denganmu" kata Izhar. "Aku juga"

Akhirnya Callista, Zir, Lala, dan Izhar memutuskan untuk ikut dengan Ivan.

"Ivan.. kau.." gumam Azka. "Kau mau ikut atau tidak? Kau hanya diperbudak disini kau tau? Mereka membiarkanmu mencari tempat Tryder sendiri. Apa kau tidak sadar kalau itu akan menghabiskan tenagamu?" Kata Ivan.

"Iya tapi...". Azka melirik semua orang yang ada di ruang inti. "Kau satu-satunya harapan kami, Azka" ucap Lea. Saat Azka melirik Syam, "Itu terserah padamu".

"Aku tidak akan ikut dengan kalian!" Kata Azka. "Apa?! Kau hanya akan kehilangan tenaga disini" seru Callista. "Biarkan, Callista. Jika dia kehabisan tenaganya itu salah dia sendiri" ujar Ivan. "Ayo pergi" lanjutnya.

Mereka menuju salah satu pintu keluar Respira yang terbuka walaupun tetap terlindung oleh perisainya.

Mereka membuat semacam pesawat yang dibantu oleh kekuatannya Callista dan Zir.

"Kalian yakin akan pergi?" Tanya Rian. "Daripada diam tidak berbuat apa-apa, lebih baik pergi. Kau ikut?" Tanya Ivan. "Tidak" ucap Rian. "Jangan berusaha menghalangi kami oke?" Ujar Ivan.

Mereka pun akhirnya pergi dari Respira.

"Tak kusangka Ivan akan seperti itu" gumam Syam. "Yaa... yang penting kita bersama-sama sekarang" ucap Hiro sambil menepuk pundak Syam.

"Lalu sekarang kita ngapain?" Tanya Lea. "Aku akan mencoba mencari tempat Tryder menggunakan komputerku" ucap Naura dan Dika. "Aku akan mencari lagi lewat pikiranku" kata Azka.

Saat hendak ke kamar, Lea mencegahnya. "Azka, istirahatlah dulu. Nanti kalau tenagamu habis bagaimana?" Cegah Lea. "Ya Azka. Kamu udah terlalu banyak pake kekuatan" kata Ajeng. "Baiklah".

●●●

"Jadi apa yang ingin kamu sampaikan?"

"Mereka terpisah. Ini akan menjadi lebih mudah lagi, tuan"

"Oh begitu? Bagus. Jalankan rencana selanjutnya"

"Baik tuan Tyren"

Bulan & BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang