Perlawanan Terakhir - END

209 15 9
                                    

"Huh. Kalian masih mampu ternyata" ejek Tyren. "Hei Tyra! Apa kau masih mau mengikuti kakakmu ini?" Seru Lea tanpa mempedulikan Tyren. "Sepertinya kau terlihat terpaksa" sambung Lala. Ini memang rencana mereka. Dengan menyadarkan Tyra, kekuatan Tyren akan berkurang.

"Apa maksud kalian?!" Seru Tyra. "Tyra! Kita berjanji kalau kita akan mengubah dunia ini menjadi lebih indah. Kita ingin bermanfaat untuk dunia kau ingat? Itu janji kita kau ingat?" Ucap Lea.

"Tyra! Jangan dengarkan mereka! Merekalah yang membuatmu dan aku terpisah!" Larang Tyren. "Ya itu benar Tyra! Tapi, sepertinya kau salah paham Tyren!" Sela Alexa.

"Kau tau? Kami memindahkanmu karena alasan tertentu. Sebenarnya kami mengirimmu ke devantri agar kamu berlatih disana! Dan Tyra, kami memindahkanmu ke bumi karena kekuatanmu masih kecil. Kami memindahkanmu ke bumi dengan tujuan agar kau berlatih dan belajar dari Lea!" Jelas Alexa.

"Kami masih menerimamu Tyra" ucap Leon dan Ryan. Tyra terdiam.

"Tidak! Aku tidak akan pergi dengan kalian!" Seru Tyra lantang. Tatapannya penuh dengan keyakinan.

Lea, aku mohon, jagalah dan kendalikan kekuatan ini

Suara itu sangat jelas. "Arizona. Apakah itu kau?" Tanya Lea. Itu bukan aku Lea, itu Tyra jawab Arizona.

Jangan terkejut Lea, ini aku Tyra. Kendalikanlah kekuatan ini sebaik baiknya. Hanya itu cara yang bisa kita lakukan ujarnya.

Lea terkejut mendengarnya. Dia masih belum mengerti apa yang diucapkan Tyra.

"Kalian dengar kan? Kami sudah benci dengan kalian!" Seru Tyren. Tyra menatap pedang semesta yang kebetulan ada di dekatnya karena Tyren sedang merangkulnya. Dengan sigap, Tyra menendang pedang itu dan lari menuju Lea.

"Aku bersamamu Lea!" Serunya. Tyra berubah menjadi aliran cahaya yang bercampur dengan kegelapan dan masuk ke dalam jiwa Lea. Pedang yang ditendang oleh Tyra langsung ditangkap oleh Leon.

Sementara itu, sebagian tubuh Lea disinari cahaya dan sebagian lagi diselimuti kegelapan. Bola matanya satu berwarna ungu tua, dan satu lagi berwarna kuning keemasan

"Dasar Tyra! Huh.. tak apalah. Lagipula, sekarang kekuatanku setara dengan pedang semesta. Kalian tidak akan bisa setara denganku" kata Tyren. Ucapan Tyren itu membuat seluruh kesatria marah.

Semua menyerang Tyren. Tapi tidak berhasil. Tyren membuat pelindung kegelapan dan membalikkan serangan itu dan itu berhasil membuat para kesatria terpental beberapa meter darinya.

"Sudah kubilang. Kalian tidak ada apa apanya dibanding denganku! Lebih baik, aku habisi saja kalian!" Tyren mengeluarkan kekuatan kegelapan terbesarnya.

Dengan cepat, Lea maju dan tanpa ia sadari, ia membuat perisai kegelapan. Sudah kubilang, aku bersamamu Lea bisikan itu terdengar jelas. Kekuatannya menjadi semakin kuat dan berhasil menahan serangan panjangnya Tyren yang sampai saat ini belum terputus.

Tyren geram. Dia memperkuat serangannya. Lea sudah mulai kelelahan. Mendadak, bebannya menjadi ringan. Dia menengok ke sebelah kiri. "Kita tanggung bersama sama!" Ucap Leon. Sekeliling tubuhnya dikelilingi sinar. Saat Lea melihat ke belakang, semua kesatria bulan bintang bercahaya.

"Sialan!" Seru Tyren. Tyren menambah kekuatannya lagi. Kekuatan Lea dan Leon tidak sebanding dengan kekuatan Tyren. Lea melihat sesuatu bergerak di atas bangunan di sebelah kiri mereka.

Lea tersenyum. "Kami memiliki apa yang tidak kamu miliki" ujar Lea. "Aku memiliki seluruh dunia ini!" Seru Tyren. "Kau benar. Tapi kau tidak memiliki teman!" Teriak Leon. Setelah Leon berkata seperti itu, orang yang tadi diatas bangunan itu melompat dan menyerang Tyren. Itu membuat Tyren menghentikan serangannya.

Orang itu adalah Syam. Tapi itu tidak sepenuhnya Syam. Rambutnya mirip rambut Luc. Ini artinya, Luc masuk ke dalam jiwa Syam. Di genggamannya ada sebuah pedang.

"Legend Ion Sorta" gumam Leon. "Kau tau?" Tanya Lea. "Itu pedang terkuat setelah pedang semesta" jawab Leon.

Lea dan Leon berlari menghampiri Syam. "Kita atasi ini bersama sama" kata Syam. "Huh. Kalian tidak akan bisa mengalahkanku" ujar Tyren yang berjarak sekitar 10 meter dari mereka. "Diam kau!" Seru Lea.

Lea membuat lingkaran dari kegelapan dan cahaya bulan. Syam dan Leon menyiapkan kekuatan terbesar mereka untuk dialirkan ke pedang LIS dan pedang semesta.

Tyren juga bersiap siap untuk mengeluarkan kekuatan kegelapannya.

"Viribus Universa!" Seru Lea, Leon, dan Syam. Leon dan Syam melemparkan pedang ke dalam lingkaran. Lingkaran itu mengikat kedua pedang tersebut dan membuat kekuatan kedua pedang itu bertambah kuat.

"Tenebris Orbis!" Seru Tyren.

Kekuatan kegelapan Tyren terserap ke dalam pedang itu. Bukannya melemah, serangan pedangnya justru bertambah kuat dengan adanya kekuatan kegelapan yang terserap.

"Tidak!" Teriak Tyren

Kedua pedang itu menghunus tubuhnya. Tubuh Tyren berubah menjadi seperti serbuk dan hilang tertiup angin.

Pedang itu memantul kembali ke tangan Syam dan Leon. Tiba-tiba, Syam terjatuh terbaring lemah. Semuanya langsung menghampiri Syam.

Kesadaran mereka berkurang. "Tenaga mereka habis" kata Lala. Dia duduk dan meletakkan tangannya di dada Syam. Semuanya duduk mengelilingi Syam. Mereka menyambungkan kekuatan mereka dengan cara merangkul satu sama lain.

Cahaya menghiasi mereka. Tangan Lala bercahaya. Cahaya itu mengalir ke tubuh Syam.

Syam mengedip-ngedipkan matanya. Setelah dia mulai sadar, cahaya putih dari dalam tubuhnya keluar dan berubah menjadi Luc. "Mengerikan. Hampir saja aku terbunuh bersama Syam" kata Luc. Perkataan itu membuat semua kesatria tertawa. "Ah kau ini" Syam tersenyum lalu berdiri.

Tiba tiba, aliran kegelapan keluar dari tubuh Lea dan membentuk Tyra. Tapi tidak membentuk secara sepenuhnya. "Tyra, terima kasih ya" ucap Lea dan Leon. Tyra mengangguk. Lalu wujud itu berubah lagi menjadi seperti angin dan menghilang entah kemana.

Leon merangkul Lea. Tepat sekali, di depan para kesatria, terlihat matahari sudah mulai terbenam. Mereka tersenyum lega melihat ini sudah berakhir.

Bulan & BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang