Tryder Darimana?

135 12 6
                                    

Di kamar Azka...

"Lea.. aku benar-benar melihatnya! Aku serius!" Gerutu Azka. Dia masih kesal dengan pengakuan Zena tadi. Dia yakin Zena berbohong. Yakin sekali!

"Iya iya.. kamu tenang dulu aja.. kita percaya kok.. cuma butuh waktu sampai semuanya terbukti" ucap Lea. "Tapi kalau mereka percaya, kenapa mereka harus perlakuin aku kaya gitu?!" Bentak Azka.

Flashback

"Aku yakin sekali Alexa!" Seru Azka. "Sudahlah Azka! Itu ga mungkin terjadi.." seru Ibnu yang sedari tadi sudah tidak kuat melihat perdebatan Azka dan Alexa. "Ibnu.. kau tau kan aku bisa melihat keadaan tempat lain? Apa kau tidak percaya padaku?!" Bentak Azka. "Kamu sudah keterlaluan! Kau tau itu?!" Marah Ibnu. Dia melemparkan kekuatan cahayanya ke arah Azka secara terus menerus tanpa terkendali. Kekuatan itu mengenainya. Setelah itu, Naura membuka tamengnya untuk melindungi Azka.

"Apa kau sudah gila Ibnu?!" Seru Rian sambil mencegah Ibnu mengeluarkan kekuatannya lagi.

"Lea, antar Azka ke kamarnya!" Perintah Ryan. Lea mengangguk dan menurutinya.
.
.
.
"Ooh.. Ibnu mungkin hanya terpancing emosi sebentar. Dia sedang tidak terkendali" jelas Lea. Azka hanya menunduk. "Mungkin kamu perlu waktu sendiri. Aku tinggal ya?" Tawar Lea. Azka mengangguk. "Tapi Lea, kamu percaya aku kan?" Tanya Azka. Lea sebenarnya tidak bisa memutuskan tapi.. "Iya aku percaya kok.." ucapnya. Lea keluar dari kamar Azka.

Lea berjalan lagi ke ruang inti. "Apa Azka sudah tenang?" Tanya Leon. "Iya" jawab Lea. Terlihat Alexa dan Naura sedang bercakap-cakap dengan Zena. Naura membawa komputernya juga.

"Mereka lagi ngapain?" Tanya Lea. "Interogasi Zena. Komputer Naura bisa mendeteksi kebohongan Zena. Jadi dia tidak akan bisa berbohong" jelas Nanda yang tiba-tiba ada di sebelahnya.

"Zena, bisa kau pergi ke kamarmu sebentar?" Pinta Alexa. Zena pergi ke kamarnya. Lea dan yang lainnya menghampiri Alexa dan Naura. "Jadi gimana?" Tanya Kevin penasaran.

"Tidak ada yang aneh dengan suara, ekspresi, dan emosionalnya. Dia jujur. Mungkin Azka keliru" jelas Naura. Dika datang menghampiri Naura. "Dika, alat ini bener kan?" Tanya Lea. "Maksud kamu?" Dika bertanya balik. "Komputernya ga rusak atau apa gitu kan?" Tanya Lea. "Ya enggalah! Kenapa? Kamu ga percaya sama alat ciptaan aku ini?" Ujar Dika sambil menatap tajam Lea. "Eh, euh.. percaya kok..." kata Lea.

Dika memalingkan pandangannya. Lea mundur dari kerumunan orang itu.

"Kenapa kamu nanya kaya gitu?" Tanya Leon. "Aku ngerasa ada yang janggal sama Zena" jawab Lea. "Aku juga sebenernya agak ragu sih sama Zena" kata Leon. "Tapi masalahnya, kita termasuk anggota baru. Kita belum tau sifat Zena kaya gimana" lanjutnya.

"Iya sih.." gumam Lea lirih.

"Serigala neon itu kayanya setia ya?" Ucap Leon. "Darimana kau tau?" Tanya Lea. "Ya liat aja. Serigala itu masih ada di rumah aku sampai sekarang. Di rumah kamu juga ada" jawabnya. "Lha? Kok kamu bisa liat??" Tanya Lea lagi. "Ooh.. kamu ga bisa ya? Kasian.." kata Leon.

"Iih.. gimana caranya??"
"Nanti"
"Sekarang!"
"Nanti, Lea.."
"Ish"
"Gimana moodnya udah baikan?"
"Udah sih... jadi tadi cuma bercanda doang?"
"Engga"
"Ih kasih tau caranya.."
"Nanti..."

Karena lelah berdebat dengan Leon, Lea pergi ke pintu timur Respira. "Eh mau kemana?" Tanya Leon. "Tau ah kesel" gerutu Lea. "Aku ikut" pinta Leon. "Serah" ujar Lea.

Sesampainya disana..

Breg!

Tangan Leon menahan Lea untuk tidak masuk kesana. "Kenapa?" Tanya Lea. "Sst... ada orang disana" bisik Leon. "Suaranya beda sama yang ada disini" gumamnya lagi.

Leon mengintip sedikit. Karena penasaran, Lea mengikutinya.

Tidak ada siapa siapa. Tapi mereka tau pasti ada orang disana. Suaranya seperti sedang berbincang, atau lebih tepatnya lagi, berdiskusi.

Sret!

Sebuah ekor menyapu lantai. Itu ekor Tryder! Mereka ada di balik pesawat Naura dan Dika. Lea dan Leon bergeser sedikit dan benar saja, mereka melihat sayap Tryder yang membentang.

"Sejak kapan Tryder bisa masuk?" Bisik Lea. Seolah-olah tau pertanyaan Lea, salah satu Tryder menyudahi pembicaraan dan berjalan ke arah cermin yang ada di sebelah pesawat Dika.

"Lea, mundur. Ini bakalan agak brutal kayanya" ujar Leon sambil memasang jubah pelindung perak. "Tunggu. Biar aku panggil Alexa" kata Lea. "Ga ada waktu".

Leon berlari menuju para Tryder itu dan berteriak "Hei tamu tak diundang! Masuk pintu ketok dulu! Main nyelonong aja!".

Serentak seluruh Tryder disitu keluar. Ada sekitar delapan Tryder di ruangan itu. Lea kebingungan. Dia harus bantu Leon atau panggil Alexa dulu?

Bulan & BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang