~> 23

397 60 34
                                    

------------------------------------------------------------------------------------------
'Alasan kenapa dia tak pernah
memberi kepastian."
------------------------------------------------------------------------------------------


Alunan nada gitar sedikit meredakan amarah seorang Park Chanyeol, jari-jarinya lihai bermain gitar yang dipangkunya bersama sedikit senandung yang dibuatnya. Seharian ini sangat menghancurkan moodnya, apalagi yang membuatnya seperti ini adalah seorang Kim Yeonhee. Wajahnya malam ini  begitu sedih, putus asa tak bersemangat. Dia pun tak sendiri disana, terlihat Baekhyun, Chen dan juga Kai berada di sekelilingnya.

"Chan, lagu lo galau amat dah," ucap Kai tak suka. Iya, walau mereka tak bernyanyi namun nada yang dimainkan Chanyeol terasa amat membosankan kali ini.

"Ganti deh yang lain," sahut yang lain.

Chanyeol terlihat lesu, karena temannya meminta lagu lain dia pun menaruh gitar itu sembarangan. "Gantian lo Kai," lenguhnya kesal.

"Lah gue kan gak bisa main gitar bego."

"Apalagi gue," timpah Baekhyun.

Ketiganya merasa aneh, aura Chanyeol terasa berbeda. Entah aura horor apa yang mereka rasakan pada sikap Chanyeol, pokoknya mereka merasa sangat khawatir dan takut.

"Chan, lo kenapa sih. Udah kayak nggak semangat hidup gitu," Chen menyenggol bahunya agar Chanyeol mendapat suntikan semangat.

"Galau ya?" tanya Baekhyun sambil tertawa terbahak-bahak disusul dengan Chen.

"Abis putus cinta apa cinta lo ditolak huh? Udah deh, cewek di muka bumi itu banyak Chan. Yang jomblo gak cuman lo, gue juga jomblo kok. Mau bersatu nggak?" Kai tersenyum mesum berusaha menyemangati dengan sedikit ledekan nakal.

Chanyeol tak menggubris dan keluar dari kamar Baekhyun begitu saja. Ketiganya bingung melihat tingkahnya yang aneh. Ini tak seperti Chanyeol yang mereka kenal.

"Kenapa sih Chanyeol?"

"Gak tau."

"Coba deh lo samperin Baek, siapa tau kalo sama lo dia mau cerita," perintah Chen. Iya, di antara mereka berempat hanya Baekhyun-lah yang biasa menjadi tempat ternyaman Chanyeol bercerita.

Baekhyun mengangguk dan mulai menyusul Chanyeol yang berada di luar rumahnya. Saat ia menghampiri, Chanyeol ternyata tengah duduk di teras dengan posisi tetap menunduk.

"Chan..." panggilnya sambil meraih bahu Chanyeol.

Tak ada sahutan yang terucap, mata Chanyeol pun masih tertutup menyimpan masalahnya sendiri. Melihat hal itu, Baekhyun pun memilih ikut duduk di sampingnya, "Ada masalah?"

"Nggak." jawab Chanyeol.

"Bohong lo, gue tau." kata Baekhyun tak percaya.

"Orangtua lo berantem lagi?" kali ini Baekhyun sekadar menebak.

"Bukan."

"Terus?"

Chanyeol mulai mengangkat kepalanya dan menatap langit malam yang mendung. "Semuanya hancur Hyun dan gak mungkin bisa kembali kayak dulu lagi."

Baekhyun menangkap air mata Chanyeol yang tertahan, pikirannya mulai menyebut satu nama disana. Dia pun tersenyum, "Tentang Yeonhee ya?"

Chanyeol tersenyum tipis lalu mengangguk.

"Kenapa lagi?"

Chanyeol mengangkat bahu, "Gak tau, udah takdirnya kali."

Baekhyun menghela napas mencoba bersabar, "Apa masalah lo sama Yeonhee?"

Pria itu masih tampak menyimpan rahasia, bukan Baekhyun namanya jika tak berhasil membuat Chanyeol bercerita. Dia merangkul bahu Chanyeol sambil menguatkannya dengan kata-kata bijaknya.

"Yeonhee suka sama lo, dan lo suka juga sama dia. Udah deh, gak usah ngedrama. Tembak aja, pasti dia nerima lo Yeol."

Chanyeol menatapnya, namun sedetik kemudian dia menghindar lagi. "Ini yang paling gue takutin, makanya gue gak pernah nembak dia dari dulu."

Rokok yang disimpan Chanyeol mulai dikeluarkannya. Dihidupkannya ujung rokok itu dengan korek api dan ia pun menghisapnya pelan.

"Sejak kapan lo ngerokok?!" tanya Baekhyun marah dan terlihat terkejut.

"Gue kalo lagi stress, rokok jadi obatnya."

"Dulu minum, sekarang ngerokok. Mau jadi apa sih lo?!"

"Sehun..."

Napas Baekhyun tertahan, bibirnya tak dapat lagi marah. Banyak pertanyaan di otaknya kali ini. Apa? Sehun?

"Kalo gue jadi berengsek kayak dia, siapa tau Yeonhee balik ke pelukan gue." Chanyeol menghembuskan lagi asap rokok di mulutnya. Jujur, pemandangan seperti ini sangat menyakiti batin Baekhyun sebagai sahabatnya.

"Apa sih yang lo banggain dari Sehun?! Sampai-sampai lo bangga ngerusak diri lo kayak gini?!"

"Gue cuman pengen Yeonhee balik Hyun! Cuman itu!"

Mata Chanyeol tertutup bersama air matanya yang jatuh. Dia membuang rokok itu lalu mengerang mengacak-acak rambutnya frustasi.

Dia mengingat lagi ucapan dingin yang Yeonhee lontarkan di Uks siang tadi. Yeonhee berubah! Dia berubah dan Chanyeol membencinya.

"Ucapan lo yang dulu, tentang gue harus nembak Yeonhee ... gue udah lakuin itu semua," bibirnya bergetar mencoba meyakinkan.

Baekhyun terkejut sekaligus lega mendengarnya. "Terus apa yang lo sesalin?"

"Gue nyesel atas semuanya."

Bibir Chanyeol yang pucat kembali berucap,
"Lo tau kenapa di antara cewek di kelas kita, gue paling suka deket sama Yeonhee? Lo tau kenapa?"

Chanyeol melemparkan pandangannya ke arah Baekhyun. Di sana Baekhyun tetap tenang mendengarkan.

"Gue dari dulu udah suka sama dia Hyun. Tiap hari gue harus gombalin dia buat basa-basi, biar kita berdua makin deket."

"Dia selalu anggep gue bercanda, dan padahal gue serius atas semuanya."

Baekhyun memutar bolanya seolah lelah mendengar omongan basi ini, "Lo yang dari dulu emang gak niat, lo gak jelas tentang apapun. Jadi wajarlah Yeonhee cuman nganggep lo bercanda."

Mata Chanyeol tetap menitik ke Baekhyun, dia ingin kali ini saja Baekhyun memihaknya.

"Alasan gue gak nembak Yeonhee ... adalah Sehun. Gue takut hubungan gue dan dia memburuk sama seperti Irene. Sehun itu udah benci sama gue dari dulu. Siapapun pacar gue, dia pasti berusaha ngerebut dan ngancurin semuanya." rahang Chanyeol mengeras bersama tangannya yang mengepal.

"Bisa lihat kan alasan apa gue gak pernah ngasih kepastian ke Yeonhee?"

Baekhyun mengeluh dan tetap tak habis pikir dengan apa yang ada di otak sahabatnya ini. "Kalo dari dulu lo suka sama Yeonhee, kok Irene yang jadi pacar lo? Apalagi lo mati-matian ngejar dia dulu, padahal jelas-jelas dia nggak mau sama lo." kata-kata Baekhyun menyudutkan Chanyeol. Dia seketika membisu bersama pikiran yang kusut tak karuan.

"Udah deh, Irene masa lalu." merasa kesal Chanyeol bangkit dari posisinya dan hendak pergi meninggalkan Baekhyun.

"Mau kemana lo?" tanya Baekhyun khawatir dan takut Chanyeol tersinggung dengan kata-kata yang diucapkannya tadi.

Chanyeol tak menoleh namun dia menyahut pertanyaan itu, "Gue mau pergi aja, percuma juga gue disini. Nggak ada yang mihak ke gue."

Langkahnya mulai menjauh dan Baekhyun hanya diam melihat bahu Chanyeol yang semakin lama tenggelam di kegelapan ujung gang depan rumahnya.

Baekhyun benar-benar merasa bersalah, bodoh memang apa yang dikatakan dia tadi. Sebagai sahabat harusnya dia memberi solusi, ini justru sebaliknya. Dia malah bertingkah menyudutkan dan menyalahkan Chanyeol.

"Maaf Chan, gue emang bukan sahabat yang baik buat lo."


TBC

Boyfriend [Full Chapter]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang