Kaki besar yang berbalut sepatu sneakers itu sibuk mengitari mall sambil fokus menatap satu persatu barang-barang wanita yang terpajang rapi di tempat perbelanjaan tersebut. Sial, Chanyeol merutuki kebodohan dirinya yang bisa melupakan hari spesial Yeonhee hingga membuatnya buru-buru mencarikan kado yang cocok untuk diberikan pada hari ulang tahunnya besok. Sekarang jam sudah menunjukan pukul 8 malam, masih ada banyak waktu yang bisa ditempuh untuk mendapatkan barang spesial apa yang akan ia kadokan.
“Tas atau sepatu, ya?” gumamnya berpikir keras dengan melihat-lihat. Dia tidak tahu apa yang Yeonhee inginkan akhir-akhir ini. Yeonhee juga bukan orang yang ribet mengenakan barang trendi. Apalagi saat melihat harganya, Chanyeol dibuat tercekik sendiri. Untuk anak sekolah sepertinya, membelikan barang seperti ini butuh uang yang tak sedikit.
“Hyun, gue beli apaan, nih?” tanyanya lagi kepada Baekhyun yang tersambung lewat panggilan telepon.
“Baju aja, coba pilih.” suara Baekhyun terus terdengar mengarahkan Chanyeol.
“Baju apaan coba, jangan bikin gue pusing, deh.”
“Baju apa aja, lah. Yang penting bukan bikini, hehehe.”
“Haha-hehe, otak lo mau gua sentil, nggak?”
Disela Chanyeol yang menggerutu, dia melirik ke arah area make up. Entah apa yang membuatnya berpikir kalau Yeonhee akan suka barang seperti ini. Padahal Chanyeol sendiri tak suka cara Yeonhee merias diri, terlalu cantik karena selalu membuatnya salah fokus dan gemas sendiri.
“Mbak, ini berapa?” tanyanya sedikit takut.
“Oh, merk lipstik ini harganya cuman 50 ribuan aja, mas.”
“Gincu aja nyampe 50, gila!” kata batinnya memberontak.
“Oh, gi-gitu ya, mba. Ya udah, saya mau lihat yang lain dulu.” Chanyeol cengengesan saat kembali berjalan menjauh. Kepalanya pusing, tak ada yang ia tahu untuk di kadokan. Bahkan meminta bantuan Baekhyun tetap tak membantu.
“Barang cewek yang penting tuh apaan, ya?” otaknya sudah liar untuk berpikir, dan saat berjalan tak sengaja arah matanya menangkap sesuatu, senyumnya pun mengembang. Dia berhenti beberapa saat sebelum akhirnya tangannya menggapai untuk mengambil.
“Yeonhee pasti suka sama kado gue ini. Yakin!” gumamnya sedikit tertawa geli.
🌤️🌤️🌤️
“Selamat ulang tahun, Yeonhee! Makan-makan, dong!” seru sahabatnya sudah mengerubungi Yeonhee yang baru saja tiba bersama Chanyeol di dalam kelas.
“Makan-makan apaan? Orang lagi bokek, kok.”
Zia tak menyerah begitu saja, dia terus menyuruh Yeonhee untuk mentraktir dia dan Ahra. Memang sudah tradisi mereka jika ada yang berulang tahun, wajib banget ngadain traktir massal. Walau hanya tiga orang saja.
“Curang, nih. Kemarin gue traktir lo dan sekarang lo nggak mau gantian?! Ih, sini gue jambak rambut lo,” sindir Ahra sambil terus mengacak-acak rambut hitam Yeonhee sampai gadis itu berteriak kesal.
Pandangan Yeonhee jadi salah fokus saat melihat Chanyeol berada di sebelah kirinya. Pagi tadi dia sudah berumpat kesal padanya karena Chanyeol belum juga mengucapkan selamat ulang tahun. Padahal dari malam tadi tepatnya pukul 12 malam, ia sengaja tidak tidur agar bisa menunggu Chanyeol mengucapkan kata spesial itu padanya untuk pertama kali. Tapi, kenyataannya dia malah sama sekali tak menelpon yang membuatnya kesal sendiri di tengah malam.
Dilihatnya Chanyeol masih fokus dengan game kesukaannya yang membuat Yeonhee makin menggerutu dan naik darah. "Benar-benar nggak peka banget, lo Chan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfriend [Full Chapter]
Fiksi PenggemarIni hanyalah kerapuhan hati seorang Kim Yeonhee yang selalu dipermainkan oleh Chanyeol. "Bercanda itu boleh. Tapi kalau sampai dia kebaperan, lo yang harus tanggung jawab!" Start : 25 September 2017 ♥ End : 16 September 2020 ❤️