Happy reading-klik bintang di bawah ya**
Dear diary
Aku pernah merasakan
rasanya sakit hati
Rasanya di kecewakan,
di kucilkan,di hina
Aku pernah merasakan semua itu
Namun,aku tau aku tak boleh menyerah
Menyerah pun tak ada gunanya
Kamu hanya perlu bangkit dan berdiri
Berdiri sekuat dan sekokoh mungkin
Tunjukan dan buktikan pada mereka
Jika kamu lebih baik dari apa yang mereka kira**
Kringggg
Sebuah alarm berbunyi sangat nyaring,gadis yang tengah tertidur itu membanting alarm nya dengan kesal karena sangat terganggu saking nyaringnya.dengan kekuatan yang masih samar-samar ia membuka matanya perlahan,jendela besar yang tak ia tutup itu menampilkan cahaya masuk dengan terang,menembus ruangan kamarnya dan itu sangat hangat sampai terasa oleh tiara sendiri.
Tiara melihat jam di hpnya,pukul 06:25.sontak ia melebarkan matanya,
"Astaga gue telat!"panik tiara,gadis itu kesiangan sekarang,pasti papanya sekarang sedang sarapan bersama kedua kakaknya.dan satu hal yang pasti ia akan di marahi seperti biasa.
Ia bahkan mengecek iphone nya yang ternyata banyak panggilan vidio call dari temannya tak terjawab.dengan gerakan cepat,tiara langsung pergi ke kamar mandi dan ia hanya mandi bebek saja karena hari sudah siang,ia akan terlambat.Tak butuh waktu lama,gadis itu selesai dengan seragam putih abunya dan penampilan culunnya seperti biasa.
Saat keluar dari kamarnya,benar saja keluarganya baru saja selesai makan.ia menghampiri papa dan para kakaknya itu,karena jika tidak ia akan di sindir anak tidak sopan habis-habisan."Selamat pagi papa,kakak cantik dan tampan"ucap Tiara tanpa ragu,ia langsung duduk di kursi sebelah Malvin.tak menunggu jawaban,ia langsung mengambil sebuah roti isi yang sudah di siapkan.
"Oh iya pa,uang yang papa kasih kemarin udah habis"ucap tiara memulai obrolan.
"Apa!sudah habis?sangat boros sekali kamu,itu uang bukan sedikit,saya kasih kamu untuk 3 bulan kan!"ucap herman sedikit marah.
"Jangan salahin aku pah,tuh kak ica yang habisin semua uang yang kemarin shoping ituloh"ucap Tiara membuat ica melotot,semakin hari ica pikir adiknya terus saja melawan.
"Bohong pah,itu uang aku sendiri,dia tukang bohong pah jangan percaya"ica mencoba membela dirinya sendiri,namun tiara malah melanjutkan makan rotinya dengan santai.
"Malvin,menurut kamu siapa yang bohong"tanya herman pada Malvin yang sedang fokus pada ponselnya.
"Gak tau,gak ikut campur"ucap Malvin acuh membuat herman sedikit kesal dengan anak lelakinya.
"Ica jawab yang jujur,kamu tahu papa tidak suka kebohongan"ucap herman.
"Dia bohong pa,ica gak ngambil"ucap ica dengan wajah serius.
"Yasudah papa percaya sama kamu,dan kmu tiara papa gak akan kasih uang lagi sama kamu,kamu harus ngerti gimana susahnya nyari uang!"ucap herman yang membuat tiara menghentikan acara makannya.
"Yaudah gak papa"ucap tiara santai membuat semuanya menatapnya dengn tatapan berbagai arti.
"tiara ngerti kalo bukan cuman mata papa aja yang rabun,hati sama otak juga kena.maaf gak sopan"ucap tiara lalu berdiri,ia mengambil segelas susu lalu meneguknya sampai habis.sebelum pergi dirinya memandangi wajah keluarganya yang nampak diam,ia tahu papanya hanya tak ingin terlihat membelanya,keluarganya sangat penuh dengan drama.
KAMU SEDANG MEMBACA
RATA (TAMAT)
Fiksi Remaja(New Stories) 25/05/2019-2023 Mengandung unsur kisah nyata Under revision Tiara Sayya, gadis pendiam dengan banyak cerita tanpa pendengar. Kehidupannya mungkin tampak membosankan, namun itu jauh lebih rumit dari matematika dan fisika. Lebih dramatic...