POV

344 13 2
                                    


Pov Anna

Namaku Duwiliana, teman-temanku memanggilku Anna. Aku menyukai adik tingkat ku, 2 tahun dibawah ku. Aku mencintainya jauh sebelum dia sering menitip salam lewat teman ku yang sekelas dengan dia. Aku sempat takjub saat usahanya mendekatiku dengan mengikuti Ekstrakurikuler yang aku ikuti. Tapi aku aneh mengapa sampai detik ini dia belum pernah menghubungiku sama sekali. Setiap kali ada seseorang yang menghubungi ku lewat telepon, ku kira dia tapi ternyata bukan. Sampai akhirnya aku menyadari kalau dia tidak pernah menghubungiku. Entah takut atau memang perasaannya hanya sekedar mengagumiku saja. Yang jelas aku terluka menunggunya menghubungiku dan aku benar-benar kecewa kalau aku telat mengetahui namanya.

Erlando Julio namanya, orangnya tinggi, putih, sipit, elegant, irit bicara dan tersenyum dengan tipis.

Sampai akhirnya aku bertemunya kembali saat aku kuliah semester 5, aku tidak pernah tau dia sekarang bagaimana, yang jelas aku menganggapnya jahat. Mengirimkan salam padaku kemudian bertingkah seakan melupakanku. Aku sempat tersenyum sendiri memikirkannya dan dia mampu membuatku melupakan mantanku dulu tapi yang ku tahu dia membuatku sakit lebih dari mantanku.

Erlando Julio! Bisakah kau sedikit lebih agresif dengan ku, kau begitu misterius.

Pov Erland


Namaku Erlando Julio, teman-temanku sering memanggilku Erland. Aku menyukai kakak tingkatku bernama Duwiliana. Aku memberanikan diri untuk bertanya dengan sahabatnya yang tidak sengaja datang ke kelasku untuk bertemu temanku. Dan tidak lama dari itu, akhirnya aku tau temanku ternyata berteman juga dengan Duwiliana. Aku tidak berani mendekatinya karena aku tau dia cantik, menarik, manis, pintar, aktif, dikenal banyak orang dan yang pasti dia banyak disukai orang. Aku takut kalau aku tak pantas bersamanya. Dan aku tau dia baru putus dengan mantannya dan mantannya itu kakak kelasnya bernama Flabizio Orlando, yang sering dipanggil Zio. Aku minder karena tidak mungkin dia menerimaku karena kakak tingkat saja banyak mengincarnya dan tak mungkin aku adik tingkatnya 2 tahun dibawah Duwiliana akan dipilihnya. Itu tidak mungkin! Akhirnya aku memilih mengaguminya saja. Aku mencintainya dari jauh. Aku tak berharap dia bersamaku. Waktu terus berlanjut sampai akhirnya aku bertemu dia lagi. Saat aku semester1 sekarang, aku sudah tau kalau aku 1 Universitas dengannya tetapi ku yakin dia tidak tau aku kuliah di mana. Saat itu aku bertemunya di tempat makan, aku telah selesai makan dan segera membayar. Duwiliana keluar dari toilet dan tidak sengaja mata kami bertemu. Aku tak henti menatapnya tapi ku lihat dia menunduk dan mengalihkan pandangannya dariku. Saat itu hatiku sakit , hatiku ingin sekali mengatakan kalau aku mencintainya. Dia kembali duduk di tempat teman-temannya berada. Aku melihatnya terus sampai cewek disebalahku marah-marah karena aku melamun menatap Duwiliana dan menunda membayar makanan yang kami makan tadi. Dia tetap sama seperti dulu, Sama-sama terlihat menarik. Seandainya aku bisa lahir 2 tahun sebelum kamu Duwiliana, pasti saat ini aku akan mendekatimu.

He's For Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang