"Kamu mau kan?" sambung Erland.
"Iya."
Sesampai di rumah Erland, Anna segera masuk ke rumah Erland. Di sana sangat sepi. Erland membuka pintu rumahnya, Ella segera menghampiri Erland yang membuka pintu dengan membawa snack yang berada di tangannya.
"Sudah pulang lo," ucap Ella ke arah Erland. Ella melihat sosok Anna yang berada di belakang Erland.
"Siapa dia?" Ella mendekati Erland dan Anna masih berdiri di dekat pintu.
"Pacar gue," ucap Erland.
"Kenalin ini Kakak aku," ucap Erland ke arah Anna.
"Hai, Kak. Aku Duwiliana, bisa dipanggil Anna." Anna mengulurkan tangannya namun tak ada balasan dari Ella.
"Lo Anna Kakak tingkat Erland di SMA kan?" selidik Ella.
"I-iya Kak," ucap Anna gugup.
"Ngapain lo ke sini?" tanya Ella dengan suara yang meninggi.
"Lo apa-apaan sih?" Erland segera menarik Anna ke belakangnya.
"Lo yang apa-apaan bawa orang yang buat lo galau terus, ke rumah kita."
"Dia sekarang pacar gue," tegas Erland.
"Serius pacar lo? mungkin lo cuma dijadikan selingan dia doang," sinis Ella.
"Enggak kok, Kak," ucap Anna dari belakang Erland.
"Diem lo! gue enggak nyuruh lo ngomong kan!" bentak Ella.
"Lo apa-apaan sih! Lo enggak ada hak ya buat bentak dia," ucap Erland yang emosi. Anna menggenggam tangan Erland dengan erat.
"Erland sudah?" ucap Anna dari belakang.
"Aku anterin kamu pulang, salah banget aku ngajak kamu ke sini. Aku enggak tahu kalau kamu bakal ketemu harimau di rumah aku," ucap Erland sambil menarik Anna untuk keluar dari rumahnya dan masuk ke dalam mobil.
Anna tidak menyangka kalau ia akan di maki oleh Kakak Erland hari ini. Erland yang menyadari itu segera memecahkan keheningan yang terjadi diantara mereka berdua.
"Maafin Kakak aku, aku enggak tahu kalau dia kayak tadi," ucap Erland.
"Emang gara-gara aku, kamu jadi suka galau ya?" tanya Anna pelan.
"Bukan gitu, An. Aku emang enggak pernah deket sama siapapun. Aku cuma maunya sama kamu. Jadi aku suka minta temenin sama Kakak aku. Mungkin Kakak aku kesal karena aku enggak punya pacar dan masih nunggu kamu. Kakak aku mungkin ngiranya kamu nyakitin aku karena aku enggak pernah cerita apapun sama dia. Cuma yang dia tahu kalau aku sayang sama kamu," ucap Erland.
"Kan, itu Bukan salah aku, Lan. Dulu, kamu selalu ngehindar dari aku dan kamu juga menghilang gitu saja," ucap Anna.
"Sudah, enggak usah di bahas lagi. Semua itu cuma masa lalu kita. Yang terpenting sekarang kita sudah sama-sama. Semua itu sudah buat aku bahagia kok. Aku enggak peduli kita dulu kayak apa."
"Oh ya, kamu kenapa bisa putus sama mantan terakhir kamu?" tanya Erland.
"Dia selingkuh di depan aku, Lan. Dia pulang bareng Desi. Saat itu aku sakit hati. Setelah pulang sekolah, aku langsung putusin dia. Malah dia jawab kayak enggak bersalah saja. Terus aku sudah lupain dia, saat aku bertemu kamu. Tapi kamu malah hilang. Setelah itu Zio nguhubungi aku, dia ingin ajak aku ketemuan tapi aku enggak mau karena aku sudah enggak ngarapin dia. Besoknya Nadia cerita kalau hubungannya sama Desi cuma pura-pura supaya aku cemburu karena Zio bilang aku itu cuek, enggak sayang sama dia dan enggak pernah mau pergi jalan sama dia," ucap Anna.
"Aku juga enggak tahu kenapa Zio mau sama cewek enggak bener kayak Desi. Aku sudah jijik lihat mereka berdua," sambung Anna
"Sekarang gimana?' tanya Erland.
"Maksudnya?"
"Sekarang kamu masih suka enggak sama Zio?" tanya Erland.
"Ya, enggaklah. Sekarang aku cuma suka sama kamu!" ucap Anna penuh penekanan.
"Iya-iya percaya."
Erland membanting pintu rumahnya. Ella yang berada di ruang TV segera melihat ke arah pintu. Di sana sudah ada Erland dengan raut muka marahnya. Erland mencoba menahannya emosinya agar tidak meluap.
"Kenapa sikap lo sama Anna kayak gitu?" tanya Erland.
"Lo jangan dibutakan karena cinta. Lo ingat? Dia yang selama ini buat lo galau. Dan sekarang dengan seenaknya dia datang dan jadi pacar lo," ucap Ella.
"Lo enggak tahu. Gue emang galau karena Anna tapi Anna enggak tahu kalau gue suka sama dia. Gue baru tahu sekarang, kalau Anna suka juga sama gue dulu tapi karena gue tahu dia banyak yang suka, makanya gue milih untuk relain dia tanpa berusaha dekatin dia. Itu kebodohan gue. Dan sekarang tuhan menyatukan kami. Di sini Anna enggak salah," bentak Erland kemudian meninggal Erli yang terdiam di posisinya.
Erland masuk kedalam kamarnya, ia membanting pintu kamarnya dengan kuat. Hal biasa yang dilakukan oleh Erland saat ia sedang marah. Erland menjatuhkan badannya ke tempat tidur tanpa melepaskan sepatunya. Erland memilih tidur untuk meredamkan amarahya.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's For Me [END]
Teen FictionAnna dipertemukan kembali dengan Erland, adik tingkatnya dua tahun di bawahnya. Anna melihat Erland bersama cewek yang sebenarnya kakak Erland saat mereka pertama kali di pertemukan lagi. Anna dan Erland akhirnya dekat, dan tidak butuh waktu lama un...