6

108 5 2
                                    

Bagian Dua

ERLAND keluar dari mobilnya dengan gaya khasnya yaitu senyum tipis yang menghiasi bibirnya. Anna yang melihat itu segera beranjak dari tempat duduknya tanpa berpamit dengan Fela yang berada di sebelahnya. Anna segera menghampiri Erland sebelum Erland mendekati Anna.

"Hai," sapa Anna. Sangat terlihat kebahagiaan yang terpancar dari mata Anna.

"Sudah lama nunggunya?" Erland menatap mata Anna yang sedang menatap mata Erland.

"Iya, lumayan sih. Emang kamu ke mana?" Anna mendongak karena Erland lebih tinggi dari Anna.

Erland tersenyum karena sekarang Anna memakai Aku-Kamu. "Kan beli pesanan kamu," ucap Erland yang mulai mengganti panggilan mereka.

"Serius? Sekarang mana es krim aku?" Anna mulai teringat dengan permintaannya pagi tadi.

"Ada di dalam mobil." Anna sangat tidak sabar mendapatkan es krim yang di janjikan oleh Erland.

"Oke. Kita pulang sekarang yuk." Anna sangat senang dibelikan es krim oleh Erland.

"Pulang sekarang atau es krimnya sekarang?"

"Dua-duanya dong." Anna menggandeng tangan Erland untuk segera masuk ke dalam mobil. Anna menghiraukan tatapan orang terhadap tingkahnya.

"Nih! Punya kamu." Anna tak hentinya tersenyum melihat bungkusan yang di belikan Erland khusus untuknya.

"Thanks you, Erland ku." Anna mengambil bungkusan itu dan membukanya.

Anna segera memakan es krim pemberian Erland dengan lahap. Telepon Anna tiba-tiba berbunyi tiada henti. Ternyata Fela mengirim pesan dengan Anna, saat Anna mengecek teleponnya. Ia teringat akan sesuatu.

Oh jadi itu yang lo tunggu. Itu temennya Aryo kan ?

Hhaha iya. Lo tahu kan dia siapa

Iya tahu. Saking lo senang, lo ninggalin gue gitu saja

Oh iya gue lupa, sorry banget ya

Sudah lupa sama sahabat kalau lagi bahagia

Iya sorry banget Fel.

"Oh iya kamu mau enggak?" Anna menyodorkan es krim ke arah Erland.

"Enggak buat kamu saja." Erland yang sedang menyetir mobil segera menolak karena Erland tidak menyukai es krim. Anna melanjutkan makan es krimnya.

"Oh iya Lan, sebenarnya mobil aku sore ini keluar dari bengkel." Sebenarnya Anna tidak ingin mengatakan ini tapi ia tidak ingin membohongi Erland, hanya karena ia pergi ke kampus bersama Erland.

"Ya terus?" Anna terkejut dengan balasan dari ucapannya tadi.

"Hmm, kalau mobil aku sudah keluar dari bengkel. Itu tandanya aku sudah enggak dijemput sama kamu." Anna sangat malu memberi tahu perasaannya yang sebenarnya kepada Erland.

"Siapa yang bilang?" tanya Erland yang fokus menatap jalan di depan.

"Aku lah!" Anna sedikit kesal karena melihat ekspresi Erland yang biasa saja.

"Kamu inginnya bareng aku kan?" Erland melirik Anna sebentar kemudian kembali menatap ke depan lagi.

"Ya gitu," ucap Anna singkat.

"Jadi permasalahannya apa? Aku mau bareng kamu dan kamu sebaliknya. Terus apa yang kamu pikirikan?" Anna diam sejenak untuk mencerna ucapan Erland tadi.

"Jadi kamu mau tetap bareng aku meski mobil aku sudah keluar dari bengkel?"

"Iya," jawab Erland. Anna sangat senang mendengar jawaban dari Erland meski singkat tapi itu menunjukkan jika Erland ingin bersama Anna.

Anna pingsan, saat Erland mengantar Anna ke rumahnya. Asisten rumah tangga Anna segera meminta tolong agar Anna di angkat dari halaman depan rumah. Anna segera dilarikan oleh Gunawan. Penyakit yang Anna benci mulai datang tanpa sepengetahuan Anna. Tidak ada yang tahu tentang penyakit yang Anna derita karena ia pun tak ingin mengingat apalagi menceritakannya pada orang lain.

Mata Anna terbuka perlahan, ia dapat menebak bahwa sekarang ia berada di tempat yang sangat ia benci. Bau khas obat-obatan sangat menyengat di indra penciuman Anna. Tidak ada siapa-siapa di sana. Anna yang merasa haus mencoba meraih minum di meja samping yang berada di sebelah tempat tidurnya. Tapi tangan Anna tak bisa meraih minum yang letaknya sedikit jauh.

"Anna!" Erland berlari kecil dan meraih minum yang hendak diambil Anna.

"Erland," gumam Anna.

"Kamu haus?" Anna mengangguk.

"Kamu kenapa bisa di sini?" tanya Anna saat dia selesai minum.

"Tadi aku putar balik karena buku catatan kamu tinggal di mobil aku, aku takut itu penting dan kamu bakalan pusing nyarinya. Waktu aku mau ngetuk rumah kamu, Bibi sedang menyapu halaman datang menghampiri aku, dia bilang kalau kamu pingsan saat pulang kuliah. Dan aku langsung minta alamat rumah sakit sama Bibi kamu," jelas Erland.

"Oh," ucap Anna yang tak tahu harus bertanya apalagi.

"Kamu sudah ada tanda-tanda mau sakit ya? Saat kamu di mobil aku?" tanya Erland. 

He's For Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang