39

49 1 0
                                    

"Gue laporin sifat lo ini ke Anna biar lo malu!" Erland berhenti sejenak dan menghampiri Ella.

"Jangan dong, malu gue. Nanti Anna ilfeel sama gue." Erland memohon di depan Ella dengan menyatukan kedua telapak tangannya.

"Biarin, biar dia cari pengganti lo!" Erland tambah frustrasi mendengar itu.

"Jangan, plisss. Lo mau apa saja gue turuti. Asal jangan aduin sama Anna. Dia enggak boleh tahu tentang ini." Erland masih setia memohon di depan Ella.

"Lo masuk sana ke kamar lo sekarang! Pusing kepala gue dari tadi lihat lo kayak cacing kepanasan!" Erland segera berlari ke kamarnya.

"Makanya kerja, jangan di rumah terus!" Ella mendengar ucap Erland saat Erland berlari ke kamarnya.

"Awas lo ya!" teriak Ella meski Erland tak mendengarnya.

Selvi sangat bosan menunggu kedatangan Ando. Ia sudah menghabiskan beberapa gelas alkohol namun Ando tak muncul juga. Akhirnya Selvi memutuskan untuk bergabung dengan orang-orang yang sedang menari-mari di bawah sorot lampu aneka warna yang menembak ke sana kemari. Selvi merasa kelelahan setelah menari, Selvi mencari tempat duduk. Selvi melihat Ando sedang berbicara dengan orang lain. Tanpa mengulur waktu, Selvi bergegas untuk mendatangi Ando.

"Dari mana saja lo!" Teman Ando segera pergi saat Selvi datang menghampiri Ando.

"Gue tadi ketiduran." Selvi segera mengajak Ando untuk duduk di tempat yang sedikit sepi.

"Gimana?" tanya Selvi tak sabaran.

"Lo bisa lakuin besok." Selvi senyum miring menampakkan jejeran gigi putihnya.

"Oke."

"Lo bakalan mati Anna!" guman Selvi.

Selvi meninggalkan klub dan membawa mobilnya untuk pulang ke rumah. Selvi tidak memiliki teman, ia menghabiskan malamnya di klub karena di tempat itu, ia bisa menghIbur rasa kesepiannya.

Fela menunggu kedatangan Anna, ia bermaksud untuk mengajak Anna shopping setelah kuliah pagi ini. Namun sebelum bertemu dengan Anna, Fela melihat Selvi sedang membicarakan sesuatu dengan Anna. Setelah Selvi pergi, Fela melangkahkan kakinya menuju Anna yang sedang memainkan telepon sambil berdiri.

"Anna?" Anna mengalihkan pandangan dari telepon yang ia pegang.

"Hai, Fel," sapa Anna.

"Lo kosong kan hari ini? Kita shopping yuk, gue sudah lama enggak shopping bareng lo. Gue sudah stress sama semua tugas, dan gue butuh refreshing yaitu shopping bareng lo!" Fela berharap kalau Anna akan ikut dengannya.

"Sayang banget Fel, gue sudah janji sama Selvi adik tingkat kita kalau gue bakal ngajari dia tentang salah satu mata kuliah yang enggak dia pahami." Seketika muka Fela berubah menjadi kecewa, yang awalnya sangat bahagia menceritakan rencananya kepada Anna.

"Besok saja gimana?" Anna mencoba membuat Fela tidak kecewa.

"Ya sudah, tapi lo enggak boleh banyak alesan ya!" Fela menujukan jari telunjuknya untuk mengancam Anna.

"Iya-iya." Anna menurunkan jari telunjuk Fela yang tepat berada di depan mukanya.

"Kalau gitu, gue masuk ke kelas dulu." Fela segera pergi meninggalkan Anna sendiri.

Anna menghubungi Erland kalau dia tidak bisa pulang seperti biasa karena ia ada urusan yang penting. Erland menerima saja tanpa bertanya lebih detail kepada Anna.

Saat perkuliahan hari ini selesai, Anna bergegas menemui Selvi. Namun Anna tak menemui Selvi. Hari hampir sore, kehadiran Selvi tak kunjung datang. Anna menghubungi Selvi sekali lagi. Dan Selvi mengatakan kalau dia terkurung di toilet. Anna bergegas ke toilet untuk menolong Selvi, saat Anna hampir dekat dekat toilet, ada seseorang yang menariknya ke toilet cowok, Anna meronta untuk segera dilepaskan, namun Anna mendapatkan satu tamparan di pipinya membuat Anna meringis kesakitan.

"Lo siapa? Ha?" bentak Anna kepada orang yang memakai topeng.

"Diam lo!!" Orang itu menarik Anna untuk masuk ke salah satu toilet dan Anna di kunci dari luar.

"Tolong... tolongg," teriak Anna dari dalam toilet.

Tiba-tiba suara pintu terbuka, Anna segera berdiri dari posisi jongkoknya. Anna berharap seseorang datang menolongnya.

"Selvi?" Anna sangat senang melihat Selvi di hadapannya.

Selvi tiba-tiba menampar Anna. Tamparan Selvi sangat kuat membuat Anna terdorong ke belakang dan terjatuh ke lantai toilet.

"Apa yang lo lakuin!!" Anna memegang pipi kanannya, bekas tamparan Selvi. Anna sangat tak terima perlakuan dari Selvi.

"Jauhi Erland!" teriak Selvi di hadapan Anna.

"Lo siapa nya Erland ?" sinis Anna yang masih berada di lantai toilet.

"Gue!" Selvi menjambak rambut Anna. "Orang sangat menyayanginya tapi karena lo! dia mengabaikan gue!" Anna meringis kesakitan karena rambutnya di jambak dengan kuat oleh Selvi.

He's For Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang