"Iya Om." Erland bertekat tidak akan membuat kekasihnya sendiri lagi. Ini semua terjadi karena Anna takut sendiri di ruangannya.
"Kamu pulang aja, besok kan kamu kuliah. Biar Anna kami yang jaga," ucap Erlin.
"Enggak papa, Tan. Aku bisa pulang pagi-pagi nanti." Erland sangat ingin menemani kekasihnya namun Erlin memaksanya untuk pulang. Erlin salah satu di dosen di universitas Erland, jadi ia paham, rutinitas seorang mahasiswa yaitu kuliah.
"Enggak papa Erland, kamu istirahat saja . Besok pulang kuliah kamu bisa kesini." Mau tak mau Erland harus mendengar ucapan Erlin meski ia sangat ingin berada dis sebelah Anna.
"Kalau gitu, Tan. Aku pulang," pamit Erland.
Erland kembali ke dalam mobilnya. Ia terpaksa pulang di saat ia ingin sekali berada di samping Anna. Malam yang sunyi mendukung akan sebuah kesedihan Erland. Bagai mimpi untuk Erland bisa bersama Kakak kelasnya yang selama ini ia tunggu dan akhirnya bertemu dengan status yang berbeda. Erland masuk ke dalam rumah, di sana sudah ada Kakaknya yang selalu menggodanya.
"Dari mano lo? Kayak habis dikejar sama bencong saja ," goda Ella.
"Diam lo! Mending lo masuk sana kamar lo," ucap Erland kemudian meninggalkan Ella di ruang keluarga.
"Yee, dasaar lo. Awas lo kalau lo butuh sama gue!" teriak Ella.
Erland masuk ke dalam kamarnya dan Erland menutup pintu kamarnya sekuat mungkin, membuat Ella yang berada di ruang TV, terkejut. Erland membaringkan tubuhnya di atas kasur dengan pikiran kacaunya. Dan akhirnya Erland tertidur tanpa membersihkan dirinya dahulu.
Bagian Tiga
ERLAND datang ke rumah sakit sangat pagi sekali. Ia hanya tidur beberapa jam saja malam tadi. Erland sudah berada di sebelah Anna yang masih tertidur pulas. Erland cukup lega, saat Anna sudah sadar dari pingsannya. Erlin masuk ke dalam ruangan Anna dan Erlin terkejut melihat kehadiran Erland di sebelah Anna sepagi ini.
"Pagi-pagi sudah di sini saja," kekeh Erlin dari belakang Erland. Erland menoleh ke sumber suara ternyata itu adalah Mama Anna.
"Pagi, Tan," ucap Erland.
"Pagi, kamu enggak kuliah?" tanya Erlin.
"Enggak, Tan. Emang kosong hari ini," jawab Erland .
"Emang kosong atau kamu sengaja kosongin?" goda Erlin.
"Kosong beneran, Tan," jawab Erland.
"Om mana, Tan?" sambung Erland.
"Ohh, pergi kerja. Katanya ada meeting yang urgent banget. Enggak tahu tante urusan begituan. Oh ya, Lan. Tante mau ngajar sebentar karena pagi ini tante ada kelas, kamu bisa jaga Anna sebentar? Enggak lama ko paling cuma 3 jam saja." Erlin menyiapkan semua keperluan untuk mengajar pagi ini.
"Bisa kok, Tan. Seharian juga enggak papa." Erlin yang mendengar itu hanya tersenyum. Ia bahagia melihat orang lain menyanyangi anaknya dengan tulus.
"Kamu ini! Kalau gitu,, Tante pergi dulu ya," pamit Erlin sebelum keluar dari ruangan.
"Iya, Tan. Hati- hati," ucap Erland.
Di dalam ruangan hanya ada Erland dan Anna. Erland tak hentinya memandang muka pucat Anna. Anna mengedipkan mata, membuat Erland sedikit cemas. Anna membuka matanya dengan perlahan-lahan dan Erland mengusap rambut Anna dengan lembut.
"Pagi sayang," ucap Erland saat mata Anna sepenuhnya terbuka.
"Papa sama Mama mana?" tanya Anna dengan pelan karena ia tidak melihat keberadaan orang tuanya di ruangan.
"Papa kamu ada meeting sedangkan Mama kamu ada kelas pagi ini," jawab Erland.
"Aku haus." Erland segera mengambil minum untuk Anna.
"Ada yang kamu butuhkan?" tanya Erland, saat ia selesai memberi Anna minum.
"Enggak ada," ucap Anna sembari menggelengkan kepalanya.
"Ada yang sakit?" tanya Erland.
"Enggak ada tapi badan aku lemes banget rasanya," ucap Anna.
"Kalau gitu, kamu istirahat saja, enggak usah turun dari tempat tidur kalau kamu butuh sesuatu bilang sama aku saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
He's For Me [END]
Teen FictionAnna dipertemukan kembali dengan Erland, adik tingkatnya dua tahun di bawahnya. Anna melihat Erland bersama cewek yang sebenarnya kakak Erland saat mereka pertama kali di pertemukan lagi. Anna dan Erland akhirnya dekat, dan tidak butuh waktu lama un...