"Gue sama Erland sudah dari lama saling suka. Lo enggak usah ngarap!" Anna memberanikan menjawab Selvi meski sekujur tubuhnya terasa sangat sakit.
"Apa lo bosan hidup? Ha?!" teriak Selvi ke depan muka Anna.
"Cara lo salah! Erland enggak bakal nembak gue kalau dia suka sama lo!" Selvi yang mendengar itu, menarik lebih kuat rambut Anna.
"Aw, tolongg!" teriak Anna.
"Haha, silah kan teriak karena di sini enggak ada orang. Semua orang sudah pulang!!" Selvi menampar Anna membuat sudut bibir Anna mengeluarkan darah.
"Jauhi Erland!!" ancam Selvi lagi.
"Enggak akan!"
"Oke, kalau itu pilihan lo!" Selvi bangkit dari posisi jongkongnya dan menyiram Anna dengan Air, setelah itu Selvi menginjak kaki Anna.
"Akhhh... sudah Selvi!" Anna tidak mampu melawan lagi karena ia tak berdaya.
"Gue bilang jauhi Erland atau lo akan mati!" Selvi mendorong kepala Anna dengan kuat sehingga kepala Anna terbentur dengan tembok toilet.
"Mama, Papa??" panggil Anna dalam tangisan.
"Mama sama Papa lo enggak ada di sini!" sinis Selvi.
Selvi menampar Anna sekali lagi. Kedua pipi Anna sangat merah sekarang karena tamparan Selvi sangat keras. Anna hanya bisa meringis kesakitan. Amarah Selvi sangat besar membuat ia mencekik Anna, Anna meronta-ronta karena ia sulit bernapas. Selvi melepaskan cekikan saat ia melihat Anna sudah kehabisan napas.
"Gimana? Lo masih enggak mau jauhi Erland. Oh gue tahu, lo lebih milih mati kalau gitu!" Selvi menginjak perut Anna dan setelah itu Selvi memukul seluruh badan Anna dengan kayu.
Anna masih bertahan meski semua badannya terasa sakit, Selvi menarik rambut belakang Anna dan merantukkan kepalanya ke dinding, kepala Anna mengeluarkan darah, setelah itu pandangan Anna gelap, Anna tiba-tiba pingsan. Saat itu Selvi merasa puas, ia sangat senang melihat badan Anna yang sudah dipenuhi dengan luka siksaannya. Selvi mengunci Anna di dalam toilet laki-laki dari luar dan Sebelumnya Selvi sudah mengambil tas Anna dan menaruhnya di luar toilet. Dan Selvi mematikan lampu agar tak ada satupun yang dapat menemukan Anna.
Bagian Sepuluh
ERLAND sangat gelisah menunggu kabar Anna. Hari sudah hampir malam dan Anna belum juga menyuruhnya jemput. Erland menghubungi Fela. Beruntung Fela segera mengangkat telepon dari Erland.
Halo
Halo Fel, ini gue Erland. Lo ada lihat Anna hari ini enggak?
Ada. Pagi tadi, gue rencananya mau ngajak dia shopping tapi dia mau ngajari Selvi.
Selvi?
Iya kenapa emangnya
Tadi dia bilang kalau dia telat pulang karena ada urusan penting sama gue
Dia ngajari Selvi tentang mata kuliah yang Selvi enggak ngerti, pagi tadi Anna ngomong kayak gitu sama gue
Oh terima kasih
Erland segera melajukan mobil dengan kecepatan tinggi dari kafe yang tidak jauh dari kampusnya. Erland sampai di gedung kuliah Anna, di sana Erland tak melihat kendaraan satupun. Erland sangat curiga saat Fela mengatakan kalau Anna akan mengajari Selvi tentang mata kuliah.
Erland turun dari mobil, ia memasuki setiap kelas yang berada di gedung itu. Sesekali Erland berteriak nama Anna namun tak ada jawab dari siapapun.
Anna terbangun dari pingsannya. Ia melihat ke sekelilingnya kalau ia masih berada di dalam toilet laki-laki. Anna sangat ketakutan karena semuanya gelap. Anna berteriak, berharap ada seseorang yang dapat menolongnya. Dengan posisinya yang terbaring di lantai toilet karena Anna tak berdaya untuk berdiri.
"Toloonggg!" teriak Anna.
"Di luar ada orang? Tolongg," teriak Anna.
Erland mencari ke semua kelas namun ia tak menemukan apa-apa, akhirnya Erland mencari di toilet cewek, Erland menghidupkan lampu toilet dan di sana tidak Anna. Erland masih setia mencari Anna dalam toilet cewek.
"Tolongg!" Erland mendengarkan suara. Erland mempercepat langkanhya untuk mencari sumber suara. Erland memasuki toilet laki-laki, Erland menghidupkan lampu di toilet laki-laki terlebih dahulu.
"Tolongg!!" suara itu makin keras Erland dengar.
Erland berhenti disalah satu toilet yang berada di ujung. Erland sangat yakin kalau suara itu bersumber dari sana. Erland mempercepat langkahnya untuk memastikan suara itu.
"Mama, Papa tolongi aku!" suara isak tangis dari pemilik suara itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's For Me [END]
Teen FictionAnna dipertemukan kembali dengan Erland, adik tingkatnya dua tahun di bawahnya. Anna melihat Erland bersama cewek yang sebenarnya kakak Erland saat mereka pertama kali di pertemukan lagi. Anna dan Erland akhirnya dekat, dan tidak butuh waktu lama un...