Suara ketukan pintu membangunkan Erland di pagi, hari ini. Erland membuka pintu kamarnya, Erland melihat Ella membawa nampan yang berisi sarapan untuk Erland.
"Ngapain lo?" tanya Erland.
"Gue bawa sarapan buat lo," ucap Ella.
"Gue lagi enggak mau sarapan!" Erland membelakangi Ella.
"Ayolah, Lan. Gue minta maaf, lagian salah lo juga, kenapa lo enggak ceritain semua ke gue."
"Walaupun gue belum cerita. Seenggaknya sikap lo jangan kayak gitu. Pasti Anna sudah trauma datang ke rumah ini!"
"Kalau gitu,, besok lo bawa dia saja ke sini. Dan gue bakal buat makanan untuk dia sebagai permintaan maaf gue." Ella masih berdiri di depan pintu dengan nampan yang masih berada di tangannya.
"Dia pasti enggak mau," ucap Erland ketus.
"Kan belum di coba." Erland hanya diam.
"Gue minta maaf sama lo. Gue harap lo mau makan sarapan dari gue." Ella meletakkan nampan itu ke atas meja belajar Erland. Kemudian ia segera keluar dari kamar Erland. Saat ia sudah melewati pintu, langkahnya terhenti karena Erland menghalangi langkahnya.
"Oke gue maafin," ucap Erland yang menarik tangan Ella untuk menghalangi langkah Kakaknya.
"Lo serius?" Ella berbalik badan dan langsung memeluk adiknya.
"Adik gue baik deh. Kalau gitu, gue mau mandi dulu. Lo habisin sarapan buatan gue, gue bela-belain bangun pagi, cuma untuk buat sarapan lo," ucap Ella kegirangan.
Setelah Ella pergi meninggalkan kamar Erland, Erland mengambil nampan yang diletakkan Kakaknya di atas meja belajar. Erland mulai memakan sarapan yang dibuat Kakaknya khusus untuk Erland.
Dengan langkah berat Anna melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam rumah Erland. Rasa takut kian menyelimuti Anna. Erland sudah menceritakan ke salah pahaman yang terjadi antara Erland dan Kakaknya. Oleh karena itu, Anna menyetujui untuk datang ke rumah Erland atas dasar permintaan Ella.
"Enggak papa," ucap Erland sambil mengelus bahu Anna karena Erland tahu saat ini Anna sedikit takut.
"I-iya," jawab Anna gugup.
"Enggak usah gugup gitu, perasaan aku nembak kamu, kamu enggak segugup ini," ledek Erland.
"Erland!" Anna mencubit perut Erland dan Erland tak berhenti meringis kesakitan.
"Eh kalian sudah datang." Pintu rumah Erland terbuka dan menampakkan sosok Kakak Erland dengan senyuman di wajahnya. Saat jelas perbedaan ekspresi Ella dari kemarin.
"Yuk masuk," ajak Ella.
"I-iya, Kak." Erland segera merangkul Anna agar ia segera masuk ke dalam rumah Erland .
Mereka bertiga sudah berada di meja makan. Ella sudah memasak makanan yang sangat lezat untuk siang ini. Semua makanan sudah tersusun rapi di atas meja dengan piring serba berwarna putih.
"Yuk dimakan, An," ucap Ella yang menyadari sikap Anna yang hanya diam dari tadi.
"I-iya, Kak," jawab Anna sedikit menunduk.
Erland meletakkan nasi di atas piring Anna karena Erland tahu saat ini Anna belum merasa nyaman untuk berada di meja makan bersama Kakak Erland.
"Terima kasih," ucap Anna saat Erland meletakkan nasi ke atas piring yang berada di hadapan Anna.
"Mau lagi?" tanya Erland.
"Sudah, segini saja," ucap Anna.
"Kamu apa?" tanya Erland.
"Apa saja," jawab Anna.
Erland meletakkan beberapa jenis lauk yang sudah tersedia di atas meja. Tak ada penolakan dari Anna dan Anna masih setia untuk diam diantara Erland dan Ella.
"Maaf ya, An." Anna segera mengangkat kepalanya.
"Ha? Kenapa Kak?" tanya Anna bingung.
"Maaf atas sifat Kakak sama kamu. Enggak seharusnya Kakak kayak gitu sama kamu. Tapi di sini Erland juga yang salah." Anna segera menoleh ke arah Erland.
"Aku enggak salah, An. Kakak aku itu, enggak tahu kebenarannya malah menyimpulkan sendiri," bela Erland yang takut Anna akan salah paham padanya.
"Sekali lagi maaf ya, An," ucap Ella.
"Iya Kak," jawab Anna.
"Kamu boleh kok main ke sini. Dan kapan-kapan kita bisa shopping bareng. Tapi cuma kita berdua saja." Anna terkekeh mendengar perkataan Ella yang sengaja menggoda Erland.
"Lo kenapa sih, iri ya enggak punya pacar. Makanya lo mau jauh-jauhi gue sama pacar gue," protes Erland.
"Gue enggak ada jauhi lo sama pacar lo!"
"Tuh, Buktinya lo mau shopping cuma berdua dong."
KAMU SEDANG MEMBACA
He's For Me [END]
Novela JuvenilAnna dipertemukan kembali dengan Erland, adik tingkatnya dua tahun di bawahnya. Anna melihat Erland bersama cewek yang sebenarnya kakak Erland saat mereka pertama kali di pertemukan lagi. Anna dan Erland akhirnya dekat, dan tidak butuh waktu lama un...