43

53 1 0
                                    

"Om, enggak bisa tinggal diam Erland! Om harus bikin perhitungan sama cewek itu. Enggak ada boleh yang berani celakai putriku satu-satunya!" Gunawan sangat emosi mendengar putrinya disiksa seperti ini.

"Iya Om, Erland juga janji akan bikin perhitungan sama cewek itu." Erland mencoba meyakinkan kedua orang tua Anna. Dan Erland berjanji pada dirinya sendiri akan membalas perlakuan Selvi terhadap Anna.

"Mama!" Semua mata yang berada di ruang tamu segera melirik ke sumber suara.

"Sayang." Erlin mendekati Anna yang sedang berdiri sedikit jauh dari ruang tamu.

"Mama kenapa nangis?" Anna ikut mengeluarkan air mata saat ia melihat dengan mata kepalanya kalau Ibunya sedang menangis.

"Ini pasti karena Anna kan?" Erlin hanya diam dan Anna mulai mengeluarkan air matanya.

Erland dan Gunawan bangkit dari duduknya untuk menghampiri Anna yang sudah menangis.

"Pa? Kenapa Mama nangis? Pasti karena Anna kan?" tanya Anna ke arah Gunawan dan Gunawan hanya diam.

"Pa, Ma Anna minta maaf kalau Anna sudah bikin kalian nangis. Anna emang anak enggak berguna untuk Mama Papa. Anna selalu bikin Mama Papa susah," ucap Anna dalam tangisannya.

"Enggak sayang, kamu sudah jadi anak kebanggaan Papa Mama. Hanya saja Papa enggak bisa jaga kamu." Anna terduduk di lantai karena kakinya tak mampu lagi menumpu tubuhnya.

"Anna?" Erland mendekati Anna yang terduduk di lantai.

"Om aku bawa Anna ke kamar." Erland hendak menggendong Anna ala bridal style namun Anna menolaknya.

"Enggak mau! Aku enggak mau dikamar!"

"Sayang kamu istirahat dulu di kamar. Supaya kamu cepat sehat." Erland memberi pengertian kepada Anna dan kali ini tak ada penolakan dari Anna. Erland segera menggendong Anna ala bridal style ke dalam kamarnya.

"Erland?" panggil Anna saat mereka berada di kamar Anna.

"Kenapa? Ada yang sakit?" tanya Erland yang memerhatikan Anna.

"Aku yang salah, Lan. seharusnya aku tahu yang mana orang baik dan mana yang orang pura-pura baik." Erland menghentikan ucapan Anna dengan telunjuknya.

"Husst.. enggak ada yang salah di sini yang salah itu cewek ular itu. Dia yang buat kamu kayak gini dan dia yang buat semua orang khawatir."

"Maafin aku Erland, sudah buat kamu khawatir." Anna menunduk karena ia meras beralah.

"Bukan kamu yang salah Anna. Sekarang kamu tidur ya. Jangan pikirkan yang buat kamu pusing. Ada hal penting yang harus aku urus." Erland merapikan selimut Anna dan mencium kening Anna dengan lembut.

"Selamat tidur sayang." Anna membalas dengan senyuman kemudian Anna memejam kan matanya. Erland keluar dari kamar Anna dan Erland sangat pelan menutup pintu kamar Anna agar tidur Anna tidak terganggu.

Erland mendatangi keberadaan Selvi yang akan pulang dari klub. Selvi sangat bahagia melihat Erland menemuinya. Selvi mendekati Erland yang berdiri dengan muka yang datar. Selvi berlari kecil untuk lebih dengan Erland .

"Erland!!" pekik Selvi, ia langsung memegang tangan Erland.

"Kamu dari mana? Aku senang lihat kamu di sini." Selvi menganggap bahwa Erland sengaja untuk menemuinya.

"Kenapa lo tega Selvi!!! Dulu lo hampir buat Kakak gue mati. Sekarang, kenapa Anna lo siksa kayak gitu. Gue maafin lo karena saat kecelakaan itu Kakak gue baik-baik saja. Tapi gue enggak terima lo siksa Anna kayak gitu. Dia enggak salah Selvi! Tapi kenapa lo tega buat dia kayak gitu!!" bentak Erland dengan suara yang sangat keras membuat Selvi melangkah ke belakang untuk menjauhi Erland.

"Bukan aku Erland," elak Selvi.

"Cukup Selvi, lo akan dapat hukuman dari apa yang lo perbuat." Selvi sangat ketakutan.

"Enggak Erland! Bukan aku yang salah! Dia yang salah, sudah rebut kamu dari Aku!!" Selvi sangat ketakutan dan menganggap dia tidak salah.

"Gue bukan milik lo! Lo sadar Selvi, gue enggak pernah punya rasa untuk lo. Selama ini yang gue sayang Anna bukan lo!" Selvi menatap tajam Erland karena ia tak terima dengan ucapan Erland.

Selvi berlarian ke arah parkiran. Selvi masuk ke dalam mobil dan menangis sejadi-jadinya. Ia tidak terima dengan ucapan Erland barusan. Selvi memutar mobilnya, malam yang sunyi membuat suasana hatinya menjadi tambah buruk. Selvi mendatangi rumah seseorang. Rumah yang ia pikir dapat membantunya untuk keluar dari masalah.

"Ando!!" Selvi menggedor pintu rumah Zio dengan keras.

"Kenapa lo ke sini? Gue bentar lagi mau ke klub." Zio membuka pintu dengan penampilan yang rapi.

"Gue ada urusan sama lo!" Selvi menarik tangan Zio untuk masuk ke dalam.

"Apa lagi? Lo sudah buat Anna babak belur kayak gitu. Sekarang apa?" Zio duduk di kursi dan Selvi berdiri dengan emosi yang terpancar dari matanya.

"Gue nyesel enggak langsung lenyapin dia. Tapi sekarang tekat gue sudah bulat, gue bakal bunuh Anna" Zio yang duduk dengan posisi santai berubah menjadi tegang, mendengar ucapan Selvi.

He's For Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang