21

68 2 0
                                    

"Caranya?"

"Kita buat mereka salah paham."

"Enggak mungkin. Gimana kalau kita lenyapkan saja perempuan itu," usul Selvi.

"Mungkin rencana itu bisa kita lakukan tapi kita harus jalankan rencana yang pertama," ucap Ando.

"Rencana pertama kita, kita buat mereka salah paham dulu," sambung Ando.

"Keuntungan buat lo apaan?"

"Lo cukup bayar gue saja kok. Tapi kali ini enggak murah."

"Cuma itu doang!" sinis Selvi. Bagi Selvi uang adalah urusan kecil baginya. Harta orang tuanya sangat banyak.

"Iya," jawab Ando.

"Oke, kalau masalah itu gampang buat gue!" Sesekali Selvi meminumkan alkohol ke dalam mulutnya.

"Gue bakal hubungi lo, saat waktunya sudah tepat untuk kita jalankan rencana kita."

"Oke, gue tunggu. Gue gabung sama mereka dulu ya." Ando meninggalkan Selvi sendiri.

Aryo berada di kamar Erland hanya untuk sekedar main PS bersama. Erland tengah sibuk mencari informasi tentang mantan kekasih terakhir Anna yang bernama Flabizio Orlando. Erland sibuk stalker sosial media Zio.

Aryo main PS hanya sendiri. Aryo merasa bosan bermain PS sendiri, ia menghampiri Erland yang sedang menatap laptopnya dengan serius.

"Woi! Lo sibuk amat sih," ucap Aryo yang melirik kearah laptop yang berada di meja belajar Erland.

"Ini siapa, Lan?" tanya Aryo.

"Flabizio Orlando, mantan Anna," ucap Erland.

"Gantengan dia, daripada lo hahaha." Erland menatap tajam Aryo.

"Sialan lo!" ucap Erland.

"Haha lo kenapa stalker mantan Anna. Bukannya Anna sudah jadi pacar lo."

"Gue mau tahu saja, kenapa mereka bisa putus. Anna bilang, dia enggak pacaran lagi setelah Zio. Gue curiga, apa Zio nyakitin Anna sampai Anna trauma untuk pacaran lagi."

"Kurang kerjaan amat sih lo. Itu kan masa lalunya Anna. Yang terpenting sekarang lo sudah sama-sama dia."

"Iya gue tahu. Itu cuma masa lalu Anna tapi gue ngerasa ada yang ganjal gitu," ucap Erland.

"Terus? Apa yang bakal lo lakuin sekarang?" tanya Aryo.

"Gue mau tanya langsung sama Anna terus gue mau cari tahu tentang asal usul tu cowok," ucap Erland.

"Terserah lo deh! Gue ngantuk, gue nginep di sini ya." Tanpa persetujuan Erland, Aryo segera merebahkan badannya ke tempat tidur milik Erland.

Erland hanya bisa menghela napas panjang melihat tingkah Aryo. Erland memilih untuk menghubungi Anna. Malam yang sunyi membuat rasa rindu menghampirinya untuk mendengar suara Anna. Sedangkan Aryo sudah terlelap ke dunia mimpi.

Halo

Suara itu sebagai obat rindu bagi Erland. Suara yang sehari saja tidak mendengar, membuat Erland gelisah tidak karuan.

Halo, An. Sudah tidur?

Belum. Baru sudah ngerjain tugas

Oh. Kamu di mana sekarang?

Di kamar. Kenapa emangnya?

Seandainya hari ini belum malam, pasti aku akan datang ke rumah kamu.

Padahal tadi siang sudah ketemu, masa sudah kangen saja

Kenapa? enggak boleh?

Boleh dong. Oh iya, kenapa belum tidur?

Aku enggak bisa tidur

Kenapa?

Tempat tidur aku di kuasai sama Aryo

Dia nginap di kamar kamu?

Iya. tiba-tiba dia datang langsung main PS sekarang dia sudah tidur.

Kalau gitu, Ikut tidur saja sebelahnya

Enggak mau, Aryo tidur kasar banget

Terus kamu tidur di mana?

Terpaksa aku tidur di sofa

Sama saja di kamar aku kalau gitu

Gimana kalau sekarang aku ke kamar kamu?

Enak saja. Kalau kamu mau di rebus sama Papa aku, enggak papa

Duh ngeri banget

Iya lah., Kan ini anak satu-satunya

Iya-iya deh, tunggu halal saja nanti. Tidur gih! Besok kan kuliah.

Iya. Goodnight Erland

Goodnight too sayang

Rindu Erland sudah terobati dengan mendengar suara Anna. Ia merasa manusia yang paling bahagia di dunia ini, saat ia bisa bersama dengan seseorang yang sangat berarti dan ia sayangi. Erland segera tidur di sofa karena ia tidak mungkin tidur di tempat tidurnya karena semuanya sudah terpenuhi oleh badan Aryo.

He's For Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang