Krist hanya bisa tersenyum ketika pria manis itu merasakan ada seseorang yang memeluknya, saat dirinya terbangun dari tidurnya pada pagi hari. Pria manis itu menatap Singto yang berada di sampingnya, dengan senang lalu mendekatkan dirinya ke arah pria itu, sambil memeluknya dengan erat.
Tangan Krist menelusuri wajah pria itu menggunakan ujung jarinya, membuat pria itu terbangun dari dalam tidurnya, dan menatap ke arah Krist.
"Sudah bangun?" Ekor mata Singto menatap ke arah jam yang terpasang di dinding kamarnya, "ini masih pagi, kau bisa tidur lagi."
Krist menggelengkan kepalanya, "Aku tidak mengantuk."
"Lalu apa yang mau?"
Jemari Singto mengusap lembut perut Krist, yang masih telihat rata itu. Dimana sekarang calon anak mereka tengah tumbuh disana.
"Aku mau pulang, nanti pasti kakakku khawatir, aku lupa memberitahunya, jika aku tidak pulang tadi malam."
"Iya. Bersiap-siaplah."
Singto memosisikan dirinya sendiri untuk duduk, dan membantu Krist untuk duduk, lalu merapikan rambut Krist yang sedikit telihat berantakan.
"Aku akan menyiapkan air hangat untuk mu mandi."
"Tidak perlu aku bisa sendiri."
"Tidak apa-apa."
Singto menundukan kepalanya, lalu mengecup bibir Krist dengan singkat sebelum melangkahkan kakinya menuju ke arah kamar mandi. Krist hanya menatap pria itu dengan tersenyum manis.
________
Suara ketukan pintu terdengar sangat kencang bergema keseluruh penjuru ruangan yang berada di dalam kediaman Gun. Hingga membuat pria mungil yang tengah sarapan bersama dengan kekasihnya itu terganggu dengan hal itu.
Pria mungil itu meletakkan peralatan makannya, lalu mendengus kesal, karena seseorang yang tidak punya sopan santun dan terus mengetuki pintu rumahnya tanpa tahu malu. Bisakan mengetuknya biasa saja, bukannya seperti itu.
New yang melihat hal itu, langsung bangkit dari tempat duduknya, berniat untuk membuka pintu itu, saat melihat jika Gun merasa tidak nyaman dengan hal itu, karena jika Gun marah tingkah pria itu tidak akan berbeda jauh dari Krist.
"Duduk."
Gun menatap tajam New, sambil mengisyaratkan dengan tangannya, agar pria itu tetap duduk di tempatnya berada sekarang.
"Tapi--"
"Biar aku saja yang membuka pintunya, aku ingin tahu manusia macam apa yang ada di luar sana."
"Lebih baik jangan."
"Aku kesal, ini masih pagi tapi orang itu mengetuk pintu dengan brutal. Memangnya dia siapa."
Gun langsung melangkahkan kakinya menuju ke arah pintu utama rumahnya, dan langsung membuka kenop pintu rumahnya. Gun kaget dengan apa yang pertama kali pria mungil itu temui di luar sana.
Ada seorang wanita cantik, berkulit putih, yang kini menatap Gun dengan tajam. Awalnya Gun sedikit terpesona, namun ketika wanita itu membuka mulutnya, Gun langsung tidak suka padanya.
"Dimana, Krist?"
"Untuk apa kau mencari adikku?"
"Oh, jadi kau kakaknya. Dimana dia? Pasti di dalamkan? Pasti P'Singto ada di dalam juga. Suruh suamiku keluar."
"Maaf, nona. Ini rumah ku, bukan rumah mu, kau tidak bisa seenaknya datang kesini, dan berbicara dengan nada yang tinggi padaku."
"Kau tidak tahu, jika adikmu sudah menghancurkan rumah tanggaku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[16]. IF [ Love Now ] { Krist x Singto }
Fanfiction[ Completed ] Di saat sebuah hubungan rumah tangga yang sudah terjalin lama, tiba-tiba di dalamnya hadir orang orang ketiga apakah yang harus Singto lakukan tetap mempertahankan rumah tangganya atau justru berpaling pada orang lain yang membutuhkann...