4

5.4K 457 66
                                    

Pagi hari itu, saat matahari bahkan belum menampakkan dirinya. Krist kini tengah berdiri tepat di depan rumahnya, sambil melambaikan tangannya ke arah Singto yang masih berada di dalam mobil. Bisa Krist lihat jika mobil yang Singto kendarai kini melaju pergi meninggalkan halaman rumahnya.

Sedetik kemudian setelah Singto pergi, senyuman manis yang terpasang di wajah kristpun seketika itu juga langsung lenyap begitu saja. Di gantikan oleh pandangan sinis ke arah kemana Singto pergi.

Pria manis itu melangkahkan kakinya dengan gontai lalu mengetuk pintu rumahnya dengan cukup kencang. Hingga tidak lama kemudian pintu itu terbuka, dan memperlihatkan sosok Gun yang tengah menatapnya dengan pandangan mengintimidasi.

"Ayolah P', aku baru pulang." Krist menatap cemberut ke arah Gun, Krist ingin tidur bukan ingin di sidang Gun berserta ribuan pertanyaan yang ada di dalam benak kakaknya itu, "biarkan aku masuk."

"Baiklah."

Krist merangkul bahu pria mungil itu, dan mengajak Gun untuk masuk ke dalam rumah, "Aku membangunkanmu ya?"

"Jangan bersikap manis. Aku tetap akan bertanya apa yang kau lakukan bersama dengan pria itu lagi."

"Memang apa lagi? Aku hanya bersenang-senang."

Lirikan sinis langsung terarah pada Krist, "Bersenang-senang ya?" Tangan Gun tanpa aba-aba apapun, menarik telinga Krist, "seperti ini kan?"

"P' lepas, sakit."

"Sakit? Kau itu tidak ada jeranya bersama pria itu lagi. Dia sudah punya ISTRI."

Gun menekankan kata istri pada Krist, agar pria itu sadar dan tidak terjerumus dalam hal yang semu dan menyesatkan seperti ini. Jika bukan Gun siapa lagi yang akan mengingatkannya.

"Memang kenapa? Banyak pasangan di luar sana yang bercerai."

"Kau itu."

Krist mencoba berlari pergi untuk menghindari Gun, tetapi pria manis itu kalah sigap dengan Gun, hingga tidak butuh waktu lama Gun menangkapnya.

Bagaimana tidak Krist berlari sangat lambat seperti seekor kura-kura, bahkan hewan itu berjalan lebih cepat dari pada adiknya itu.

"Aku berjanji, hanya sampai hubungan mereka hancur. Setelah itu aku tidak akan mendekatinya lagi."

"Jika dia sudah tidak punya istri aku tidak perduli, yang aku perdulikan itu kau. Bukan mereka. Lihatlah kau mengorbankan dirimu sendiri hanya untuk hal yang tidak pasti semacam itu."

"Apa aku harus menyuruh orang lain? Siapa? Kau mau?"

"Lalu aku akan di kubur hidup-hidup oleh P'New."

"Tenang, jika kau tidak ada. Aku sanggup mengantikan mu untuk bersama pria itu."

"Krist!!"

Pria manis itu hanya menjulurkan lidahnya dan berjalan pergi. Hingga yang bisa Gun lakukan sekarang hanyalah menggelengkan kepalanya melihat kelakuan pria itu, kenapa sudah sekali di atur olehnya, padahalkan segalanya hanya untuk kebaikan Krist sendiri.

______

Krist merebahkan dirinya di atas tempat tidur, sambil menatap nyalang ke arah langit-langit kamarnya. Krist menatap pakaian yang di kenakannya, helaan nafas berat keluar dari mulutnya, sebelum pria itu meletakan lengan kanannya di atas keningnya, untuk menutupi wajahnya, dari cahaya terang lampu di dalam kamarnya yang kini  seakan mengusiknya.

Setelah di pikir-pikirkan lagi. Kenapa sekarang Krist jadi terkesan murahan, hingga decakan kesal kini lolos begitu saja darinya, tetapi anggap saja saat ini Krist tengah Bersenang-senang dengan pria itu, anggap saja seperti itu.

[16]. IF [ Love Now ] { Krist x Singto }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang