13

4.5K 442 91
                                    

Tok. Tok. Tok.

Suara ketukan sebuah pintu tengah malam itu membuat Gun yang sudah tidur terlelap akhirnya terbangun dan membuka matanya, lalu menatap ke arah jam dindingnya, ini bahkan sudah tengah malam, siapa yang mengetuk pintu rumahnya pada jam seperti ini.

Pria mungil itu melangkahkan kakinya, untuk keluar dari dalam kamarnya, menuju pintu utama rumahnya yang letaknya tepat di bawah kamarnya itu, sesampainya di sana, pria mungil itu mengintip lewat jendela ingin tahu siapa yang mengganggu tidurnya, siapa tahu saja kan itu orang jahat, jadi Gun harus berhati-hati, salahnya dia tidak memiliki seseorang untuk menjaga rumahnya, karena Krist tidak terlalu suka jika banyak orang asing di rumahnya, sebab itu hanya ada Krist dan Gun saja dulu, tetapi sekarang adiknya itu sudah pergi, meninggalkan dia sendirian di sini.

Namun sosok yang di lihatnya kini tengah berdiri di depan teras rumahnya saat ini itu membuat Gun kaget, dengan cepat pria mungil itu membuka pintu rumahnya.

"Nong…."

"P'Gun…" Panggil Krist sambil menghambur ke arah pria mungil itu.

"Kenapa kau disini tengah malam?"

Krist tidak mau menjawabnya, pria manis itu hanya menatap Gun dengan mata berkaca-kaca. Membuat Gun menjadi sedikit takut, ada apa dengan Krist.

"Apa yang dia lakukan? Apa dia mengusirmu?"

Pria manis itu menggelengkan kepalanya, "Tidak."

"Apa pria itu memukulmu?"

"Tidak."

"Lalu kenapa sampai kau pergi kesini sendirian tengah malam seperti ini? Kau tidak ingat jika kau sedang hamil? Tidak baik keluar malam sendirian."

"Aku tidak perduli dengan dia lagi, aku kesal padanya. P'Gun, aku bisa tinggal disini lagikan?"

"Kenapa bertanya jika kau sudah tahu jawabannya. Kau kesini bersama siapa?"

"P'New, aku meneleponnya tadi. Karena saat aku mencoba menghubungi P' ponsel P' mati."

Gun menatap Krist yang kini hanya mengenakan sebuah piyama, dengan keadaan yang sedikit berantakan itupun, langsung menarik pria manis ini masuk ke dalam rumah, pasti Krist kedinginan, bagaimana bisa adiknya itu keluar rumah hanya menggunakannya pakaian tipis seperti itu.

"Dimana P'New?"

"Sudah pulang."

"Ada masalah apa lagi?"

"Dia membuat ku kesal, apa susahnya meninggalkaan wanita itu untuk ku. Dia tidak menyayangi anaknya sendiri, biarkan saja dia. Jika dia tidak mau menceraikan wanita itu, aku tidak akan pernah mau lagi menemuinya."

Pria mungil itu hanya tersenyum saat melihat Krist menceritakan hal itu dengan menggebu-gebu. Persis seorang anak kecil yang marah karena tidak mendapatkan apa yang dia mau.

"Bukankah kau hanya ingin membuat mereka berpisah setelah itu meninggalkannya?"

Bibir Krist mencebik mendengarnya, "Tidak, aku mau dia. Rencananya sudah berubah sekarang."

"Tuh kan, apa aku bilang. Kau itu terlalu mudah berpindah prinsip, sudah aku bilang jangan melakukan hal semacam itu, akhirnya jadi seperti ini. Sudah sering kali aku mengatakan sudahi saja, biarkan pria itu, bahkan wanita itu. Aku bisa membalasnya untukmu, bukan dengan cara seperti ini. Lihatlah apa yang kau dapatkan sekarang?" Tangan Gun menyikap piyama yang di kenakan oleh Krist, "bahkan kau lagi-lagi melakukan hal itu, ingat kau sedang hamil, jangan melakukannya terlalu sering."

Krist hanya menggangukan kepalanya, "Aku mengantuk."

"Tidur sana."

"Gendong aku."

[16]. IF [ Love Now ] { Krist x Singto }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang