3

6.1K 496 111
                                    

Krist membuka matanya, dan menatap ke arah sekelilingnya. Pria manis itu langsung memosisikan dirinya sendiri untuk duduk. Krist tidak tahu tempat siapa ini, dan dimana ini. Yang dia ingat tadi saat singto membopong tubuhnya dan memasukkannya ke dalam mobil lalu membawanya pergi dari kafe itu, tetapi setelah itu Krist tertidur karena mengantuk.

Pria manis itu menatap selimut yang menutupi tubuhnya sampai bahu, dan langsung menyibaknya sebelum menurunkan kakinya untuk beranjak pergi dari tempat ini.

"Kenapa kau terlihat panik?"

Mendengar suara yang cukup familiar untuknya krist menatap seseorang yang baru saja keluar dari kamar mandi di dalam ruangan itu, yang kini menghampirinya.

"Apa kau masih sakit? Aku ingin membawa mu ke rumah sakit tapi tadi kau bilang tidak perlu."

Perkataan Singto membuat Krist ingat jika dia memang menolak untuk di bawa ke rumah sakit oleh pria itu, karena Krist tidak benar-benar pingsan sebenarnya.

"Sudah lebih baik daripada tadi."

"Aku ingin mengantarkan mu pulang, tetapi aku tidak tahu dimana tempat tinggal mu. Aku sudah mencoba menghubungi lam untuk mencari tahu tentang itu, tapi dia tidak bisa di hubungi. Jadi aku membawamu ke rumah ku."

Wajah Krist langsung berubah, "Bagaimana dengan istri anda?"

"Ini bukan rumah yang aku tinggali bersama dengan istriku."

Krist menghembuskan nafas leganya, setelah mendengar hal itu, "Jika seperti itu, terimakasih. Maaf sudah merepotkan, saya mau pulang sekarang."

"Ini sudah malam." Singto menunjuk jam dinding yang berada di dinding.

"Tidak apa-apa, saya sudah biasa pulang larut malam sendirian."

Krist tersenyum pada pria itu, memang benar Krist tidak takut pada apapun, segala kesusahan dia sudah lewati selama ini, dan itu lebih menakutkan dari pada pulang malam seorang diri.

"Kau bisa menginap jika kau mau, aku ingin mengantarmu hanya saja aku memiliki pekerjaan yang harus aku kerjakan."

"Apakah tidak apa-apa?"

"Tidak apa-apa."

Pria manis itu terdiam sejenak, dan menengokan kepalanya ke arah Singto, "Bisakah saya meminjam pakaian anda?"

"Sudah aku bilang jangan berbicara terlalu formal padaku, aku bosan mendengarnya."

Krist langsung terdiam, dan menundukkan kepalanya. Membuat Singto menghela nafas beratnya, melihat kelakuan pria itu yang sudah sekali Singto beri tahu.

"Ambil saja di lemari paling ujung, tapi aku tidak tahu apakah ada yang pas dengan ukuran tubuhmu."

"Iya, terimakasih."

"Jangan berterima kasih terus, memang aku melakukan apa?"

Perlahan Krist berjalan ke ujung ruangan dan membuka lemari pakaian milik Singto, tetapi sepertinya tidak akan ada yang muat dengannya, pasti akan terlihat kebesaran di tubuhnya.

Tangan Krist langsung menyambar salah satu pakaian berlengan panjang milik dan juga celana pendek milik Singto, lalu melangkahkan kakinya untuk menuju ke arah kamar mandi, namun ponselnya berdering membuat Krist meletakan pakaian yang di bawanya di atas tempat tidur, dan mengangkat telepon itu sedikit menjauhi Singto.

"Halo, iya. Sepertinya aku tidak akan pulang P'. Iya, aku tahu."

Dengan cepat Krist mematikan sambungan ponselnya, dan mendapati jika Singto menatap ke arahnya saat ini membuat Krist tersenyum ke arah pria itu.

[16]. IF [ Love Now ] { Krist x Singto }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang