Epilog

6.7K 401 96
                                    

"Roong! Roong! Roong!"

Suara teriakan seseorang bergema kesetiap sudut ruangan, yang terlihat senyap dan juga sangat sepi itu, meskipun kini di atas sebuah sofa di tengah ruangan itu, ada dua orang anak perempuan yang tengah bermain boneka bersama.

Pria yang tadi berteriak itu kini menghampiri keduanya, hingga kedua anak perempuan yang terlihat sebaya atau mungkin salah satu di antara mereka lebih muda dari yang satu lagi itu, menengokan kepalanya ke sumber suara ketika mendengar suara langkah kaki seseorang mendekati keduanya.

"Kalian melihat Roong, sayang?"

Kedua anak itu tampak menggelengkan kepalanya kompak ke arah pria itu, sebab dari tadi keduanya memang hanya main berdua saja.

"Paman Krist, P'Roong tidak ikut main bersama dengan kami." Ujar seorang anak perempuan yang terlihat terlihat cantik dan juga imut itu pada seorang pria yang bertanya kepada mereka.

Krist, pria itu hanya menggangukan kepalanya. Lalu melihat apa yang keduanya lakukan, tangan pria itu mengusap lembut rambut anak yang tadi menjawab pertanyaannya dengan cara yang lucu, dia adalah Ayyana keponakannya, anak dari Gun dan New. Sekarang Krist sudah menjadi paman dari satu orang anak laki-laki yang tampan dan juga satu orang anak perempuan yang cantik.

Tangan Krist mengusap rambut seseorang yang sibuk dengan bonekanya daripada menatap ke arahnya, anak itu adalah salah satu putrinya dia Fon, memang putrinya itu lebih pendiam, dan juga sedikit pemalu, tidak seperti adiknya yang selalu saja membuat Krist kesal akan tingkah lakunya, selalu saja membuat Krist ingin marah padanya tetapi tidak bisa.

Memikirkan hal ini membuat Krist teringat akan sesuatu hal, Krist mengingat Roong kemana anak itu pergi. Krist benar-benar merasa pusing dengan tingkah laku anaknya yang satu itu, baru saja Roong memecahkan vas bunga yang berada di kamarnya, setelah itu bukannya meminta maaf anak itu justru kabur entah kemana.

Ini semua karena Singto selalu saja memanjakannya, hingga anak mereka menjadi seperti itu. Setiap Krist marah Singto selalu berkata, sudahlah jangan bersikap seperti itu, mereka masih kecil, jadi jangan terlalu keras pada keduanya. Hal itu membuat kedua anaknya menjadi seperti sekarang, padahal usia keduanya hampir menginjak angka 7 tahun.

Krist langsung melangkahkan kakinya mencari anaknya yang masih belum dirinya temukan, namun langkah kakinya terhenti di halaman belakang ketika melihat seorang anak laki-laki yang kini tengah berlarian sambil mengejar bola. Krist tersenyum melihatnya apalagi ketika melihat suaminya dan juga New tengah bermain bersama dengan anak itu, dia adalah Prasert anak laki-laki New dan Gun.

Sebenarnya Krist ingin menghampiri ketiganya hanya saja mencari Roong lebih penting saat ini, hingga Krist melihat Gun yang tengah mendudukan dirinya sendirian dengan mencurigakan. Kakaknya itu terlihat membaca sebuah majalah tetapi majalah itu terbalik, memunculkan tanda tanya besar pada diri Krist.

Apakah cara membaca sekarang sudah berubah atau jangan-jangan...

"P'Gun, apa P' melihat Roong?"

Gun yang mendengar suara Krist terlonjak kaget, dan menggelengkan kepalanya dengan mencurigakan, membuat Krist menatapnya dengan lebih curiga dari tadi.

"Roong! Roong keluar sayang! Roong!" Tidak ada jawaban apapun dari sekitarnya, membuat Krist benar-benar marah sekarang, "Saengdao Ruangroj! Cepat keluar!"

"Krist, jangan marah-marah."

Ingatkan Gun, tetapi Krist tidak memperdulikannya, hingga tidak lama kemudian ada seorang anak kecil yang menyembulkan kepalanya di balik sofa yang Gun tengah duduki, anak kecil itu menundukkan kepalanya dan dengan takut-takut mendekati Krist.

[16]. IF [ Love Now ] { Krist x Singto }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang