11

4.5K 430 46
                                    

Sore hari itu, di suatu tempat, lebih tepatnya di sebuah kafe, Krist terlihat seperti tengah menunggu seseorang, pria manis itu menatap kaca transparan yang berada di hadapannya, sambil menatap langit yang kini perlahan berubah menjadi meredup.

Tangan Krist merogoh ponselnya, untuk mengirimkan sebuah pesan pada seseorang, serta menatap pukul berapa sekarang, sebab Krist tidak memiliki banyak waktu. Dia harus pulang sebelum Singto pulang dari kantornya, sebenarnya tidak masalah Krist pulang jam berapapun, hanya saja Singto selalu mengomelinya jika pulang saat malam hari, sebab sekarang Krist tidak sendiri lagi. Krist tahu Singto khawatir padanya dan juga anaknya, hanya saja itu terlalu berlebihan.

Apa Singto tidak ingat jika Krist ini adalah seorang laki-laki. Jadi bisa menjaga dirinya sendiri, Krist juga tidak akan membiarkan orang lain melukai anaknya.

Tidak lama kemudian, pintu kafe itu terbuka. Ada seseorang wanita cantik memasukinya, wanita itu tersenyum manis ke arah Krist, dan berjalan dengan terburu-buru untuk menghampiri Krist.

"P' Krist…" Panggil wanita itu dengan riang ke arah Krist, "apa P' menunggu lama?"

"Tidak juga."

"Lama tidak bertemu, P' terlihat semakin cantik."

Raut wajah Krist langsung meredup mendengarnya, kenapa tidak New tidak adik sepupunya, selalu saja bisa membuat Krist marah dan kesal dalam waktu yang bersamaan.

"Jangan mulai Mook."

Wanita yang di panggil Mook itu hanya cengengesan ke arah Krist, "Okay, P' sekarang terlihat semakin tampan." Mook mengedipkan matanya ke arah Krist.

"Terserah kau sajalah."

"Jangan marah. Oh, ya. Kenapa P' mengajakku kesini?"

Krist terdiam sejenak, Sebelum mengatakan sesuatu hal, "Jangan dengarkan apa yang P'Gun katakan."

Mook mengganggukan kepalanya, "Kenapa apa aku kurang cantik? Ya, aku tahu P'Krist lebih cantik dariku, tapi aku ini pintar, dan juga baik. Satu lagi aku tidak sombong, dan rajin menabung."

Krist terkekeh geli mendengarnya, "Kau mau mengisi biodata anak TK? Bukan karena itu, aku memang tidak menyukai mu."

Pria manis itu langsung mengatakan apa yang sebenarnya Krist rasakan, tidak baik memberikan sebuah harapan pada seseorang, jika kau tidak menyukainya, bukankah itu terkesan jahat namanya.

"Astaga, bahkan aku belum melakukan apapun."

"Kau mau melakukan apa memang?" Krist mengacak rambut wanita itu, "lebih baik kau belajar saja supaya lebih pintar, di luar sana banyak yang lebih baik dariku, lagipula aku ini aneh."

"Oh karena itu, aku sudah berkata tidak apa-apa. Aku suka anak kecil, apalagi jika mereka lucu seperti P."

"Kau masih kecil, tidak mengerti apa yang akan kau lalui di masa depan. Jadi jangan buang waktumu untukku."

Mook hanya menggangukan kepalanya, "Siap. Aku akan mencari seseorang yang lebih can … maksudku tampan, iya. Lebih darimu, nanti pasti kau akan menyesal, menolakku."

"Lakukan saja."

"Siapa pria itu? Apa dia tampan? Lalu apa yang kalian lakukan sampai kau bisa seperti ini? Apa ini sama seperti di manga yang aku baca?"

Sungguh Krist tidak bisa untuk tidak tertawa mendengar pertanyaan berendeng yang di ucapkan oleh Mook.

"Jangan bilang kau suka hal yang seperti itu."

Wanita itu menggangukan kepalanya dengan semangat, "Iya, karena itu aku suka saat P'New bersama P'Gun. Jadi aku tidak perlu menonton televisi, ataupun membaca komik karena aku sudah punya tontonan langsung."

[16]. IF [ Love Now ] { Krist x Singto }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang