Pria manis yang kini berada di atas tubuh pria yang lebih tua darinya itu, kini mulai menciumi bibir Singto. Dirasakan tidak ada penolakan apapun yang di lakukan oleh kekasihnya itu, Krist langsung menyusupkan salah satu tangannya masuk ke dalam pakaian yang Singto kenakan, sambil meraba-raba pada bidang milik pria itu.
Tangan Krist melepaskan satu persatu kancing pakaian yang di kenakan oleh pria itu, lalu mengecupi leher dan bahu Singto, meninggalkan beberapa bekas kemerahan di sana, sambil salah satu tangan yang masih terbebas itu, menyusup masuk ke dalam celana yang Singto kenakan, meremas-remas gundukan kecil yang berada di dalam celana dalam pria itu.
Krist bangkit dari atas tubuh Singto, dan mendudukkan dirinya disamping pria itu yang masih berbaring, tanpa aba-aba apapun Krist melepaskan kancing celana yang Singto kenakan, Sebelum melepaskan celana itu dari tubuh kekasihnya.
Saat Krist ingin membuka celana dalam pria itu, tangan Singto menghalanginya, Singto menarik Krist untuk mendekatinya, dan mencium bibir pria manis. Meskipun tangan Krist masih meremas-remas gundukan itu, membuat sesuatu yang berada di dalam sana kini mulai perlahan bangun, dan mengeras.
Pria manis melepaskan tautan keduanya, sebelum membuka celana dalam Singto, dan melepaskannya dari kaki pria itu, memuat sesuatu yang tersembunyi di dalam sana kini berdiri menantang di bawah tatapan mata Krist. Jemari Krist menyentuhnya dengan hati-hati, sebelum menggerakkan tangannya dengan perlahan, membuat sebuah desahan lolos dari bibir Singto. Krist semakin mempercepat gerakan tangannya, sambil meremas dua bola di bawahnya, saat merasakan jika Singto ingin mengeluarkan muatannya, Krist langsung melepaskan tangannya.
"Kenapa berhenti?"
"Tiba-tiba aku lelah, sepertinya aku mau tidur saja."
Krist mengatakan hal itu, sambil setengah meledek ke arah Singto, saat pria manis itu ingin membaringkan tubuhnya tangan Singto menarik lengannya, menghalangi Krist untuk berbaring.
Singto langsung memposisikan diri untuk duduk, sebelum pria itu mulai melucuti pakaian yang di kenakan oleh Krist, tangan Singto membelai pipi Krist dengan lembut, dan mencubit ujung hidung Krist dengan gemas.
"Kau sudah menggodaku, jangan harap bisa kabur."
"Aku tidak menggoda siapapun."
Bibir Krist mengerucut kesal, sambil melipat kedua tangannya di dada, tidak mau di salahkan oleh Singto.
"Lalu, apa sayang?"
"Hanya sedikit bermain-main."
"Aku bukan mainan."
"Terserah saja."
"Jangan marah."
"Aku tidak marah."
"Tapi wajahmu menunjukkan seperti itu."
"Tidak."
Krist mendudukan dirinya di atas paha Singto, membuat tubuh keduanya yang tidak terhalang apapun itu, kini bersentuhan, membuat sebuah gelombang aneh, kini mulai menerjang tubuh keduanya, Krist mengigit bibir bawahnya sendiri, ketika tangan Singto menyatukan kemaluan keduanya, dan membuat gerakan mengurut di sana dengan pelan.
"Eughhh."
Mata Krist terpejam, sambil mencengkram erat bahu Singto, "Pelan-pelan P."
Singto menganggukkan kepalanya, sebelum mengocok milik keduanya secara bersamaan. Singto menyambar bibir Krist, melumat bibir pria manis itu dan menyesapnya habis, mengambil semua yang bisa keduanya dapatkan dari bibir ranum Krist, mengapsen deretan gigi putih milik pria manis itu, sebelum menjelajahi rongga mulut pria itu dan mengaitkan lidahnya pada lidah Krist, mengajaknya bermain bersama. Sedangkan di bawah sana tangan Singto semakin mempercepat gerakan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[16]. IF [ Love Now ] { Krist x Singto }
Fanfiction[ Completed ] Di saat sebuah hubungan rumah tangga yang sudah terjalin lama, tiba-tiba di dalamnya hadir orang orang ketiga apakah yang harus Singto lakukan tetap mempertahankan rumah tangganya atau justru berpaling pada orang lain yang membutuhkann...