[16]. IF [ Love Now ] { Krist x Singto }

10

Suara derap langkah kaki seseorang di tengah keheningan malam, memecahkan kesunyian yang berada di dalam sebuah gedung perkantoran itu. Singto melirik ke arah pintunya saat suara itu semakin lama semakin mendekati ke arah ruangannya. Hingga tidak lama kemudian kenop pintunya di buka oleh seseorang tanpa permisi dan bersopan santun terlebih dahulu.

Pria tampan itu melihat sesosok pria berkulit putih yang kini berjalan masuk kedalam ruangannya, tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Singto dan kertas-kertas? Sudah aku duga kau pasti tengah sibuk dengan kekasih gelapmu yang satu itu."

"Aku sedang sibuk, pergilah."

"Mengusirku? Kau yakin? Aku akan mengatakan hal penting menyangkut Krist, dan kau mau aku pergi? Baiklah."

New langsung membalikkan badannya, dan ingin pergi dari sana, namun suara Singto menginterupsi langkah kakinya. New membalikan badannya lagi ke arah Singto, dan tersenyum penuh kemenangan pada Singto, pada akhirnya pria itulah yang membutuhkannya. Harusnya Singto tidak perlu bergaya untuk mengusirnya.

"Ada apa Krist tidak apa-apakan?"

"Itu pertanyaan yang harusnya aku tanyakan padamu? Krist sekarang ada bersama dengan mu, bukan denganku. Kenapa kau beberapa hari ini tidak pulang untuk menemuinya? Jika kau lebih berat pada Baitoei, lebih baik tinggalkan Krist."

"Berhenti mengatakan omong kosong."

Pria berkulit putih itu mengangkat bahunya tak acuh pada Singto, dan mendudukan dirinya pada sofa yang berada di ruangan itu, sambil menatap ke arah temannya.

"Kekasihku, memintaku untuk mengatakan sesuatu padamu."

Melihat wajah Singto yang terlihat sekali jika pria itu ingin tahu, New jadi sedikit tersenyum ke arah pria itu.

"Mana yang lebih kau pilih, Krist atau Baitoei? Dia bertanya itu kepada ku, tapi karena kau tidak pernah menemui Krist lagi, jadi aku mengambil kesimpulan kau lebih memilih Baitoei, kau pasti sedang bersama dengan wanita itu."

"Kau tahu apa tentangku? Aku ada disini dan tidak kemanapun."

"Jadi kau tidur disini? Ck, padahal kau tinggal pulang saja. Kebiasaan buruk mu mulai kambuh, kau harus bisa memilih sekarang, bukannya kabur dari kenyataan."

"Siapa yang kabur."

Singto tidak terima dengan perkataan New, tetapi New tidak menanggapinya, jika tidak kabur untuk apa Singto berada di sini sepanjang waktu dan tidak pulang ke rumah?

Apa pria itu bersemedi di tempat ini?

"Sebenarnya siapa yang kau cintai? Kau tidak kasian dengan dua wanita itu eh salah, satu wanita dan satu pria hamil. Itu yang benar."

"Aku mencintai mereka berdua."

"Shit, kau pikir aku bodoh," New menunjuk ke arah Singto, dan bangkit dari tempat duduknya, lalu berjalan menghampiri pria itu, "tidak ada seseorang yang bisa mencintai dua orang sekaligus dalam posisi yang sama. Seperti Gun dan ibuku, aku mencintai mereka, tetapi dalam posisi yang berbeda, tidak bisa mereka berdua sejajar, pasti ada cela dan perbedaan disana."

"Itu kenyataan."

"Hei, jangan pernah kau pikir aku bodoh. Kita sudah saling mengenal lama, jadi kau tidak bisa membohongi ku. Cukup dengan kau menjadi boss cabul untuk ku, tapi aku tidak bisa menjadikan mu seorang pembohong."

"Siapa yang cabul?"

"Tentu saja kau, ingat siapa yang meniduri adik kekasih sahabatnya sendiri. Aku memintamu menjaganya, tapi kau bukan hanya menidurinya, justru sekarang menghamilinya." Saat singto ingin berbicara, new langsung mengisyaratkan dengan tangan agar pria itu berhenti berbicara, "jangan mengatakan padaku jika itu tidak di sengaja? Karena jika kau tidak sengaja kau tidak akan pernah mengulanginya terus menerus? Kau punya istri kan? Kenapa kau tidak selesaikan saja nafsumu padanya, bukan pada Krist, jangan kira aku tidak tahu tentang itu. Dan jika kau memang tidak sengaja Sing, tidak mungkin kau akan terus berhubungan seks denganya untuk kedua kali dan seterusnya, kau tidak memiliki rasa bersalah apapun karena telah membuatnya hamil. Jika kau bertanya tentang bukti? Ada tepat di depan matamu kelakuan mu sendiri, Krist itu bukan pemuas nafsumu, brengsek!"