Gun menatap Krist yang daritadi tersenyum senyum sendiri dengan menggelengkan kepalanya, sebab tingkah Krist semakin aneh saja sekarang. Sebuah senggolan pelan terasa di lengannya, membuat Gun menengokan kepalanya ke arah samping.
"Apa?"
"Adikmu kenapa? Kemarin dia memarahi kita berdua, dan galak sekali, tapi sekarang lihatlah, dia mendadak jinak setelah bertemu dengan Singto."
"Dia sedang senang, kau kan tahu jika Krist akan marah jika tidak mendapatkan apa yang dia mau."
New menggangukan kepalanya, "Iya, aku tahu. Dan dia akan terus marah-marah sampai mendapatkan apa yang dia mau. Setelah itu baru tingkahnya akan berubah manis."
"Iya, sekarang dia sedang senang. Jadi biarkan saja. Tapi P'...."
"Tapi apa?"
Pria mungil itu menatap ke arah adiknya yang tengah menelepon seseorang dengan senyuman mengembang, siapa lagi yang dia telepon jika bukan Singto.
"Kita masih harus ikut campur atau biarkan saja sampai disini?"
Pertanyaan yang Gun keluarkan membuat New ikut menatap ke arah Krist, entah mengapa saat ini New merasa jika mereka belum sepenuhnya menang, memang Singto sudah memilih Krist, tetapi rasanya tidak mungkin Baitoei akan mudah menyerah begitu saja.
"Seperti biasanya saja. Berpura-pura tidak ikut campur disini, tapi jika ada sesuatu yang mendesak kita harus cepat menyelesaikannya."
"Baiklah."
"Lagipula kita punya banyak bukti untuk menghancurkan mereka, aku bahkan bosan sebab lagi-lagi mencari informasi tentang mereka semua, sampai otakku isinya, bagaimana cara menjatuhkan keluarga itu."
"Hanya sedikit saja, P' harus membantu Gun."
"Iya, kita bergerak pelan-pelan saja, okay."
Gun menggangukan kepalanya setuju dengan hal itu. Jangan kira mereka berdua selama ini hanya diam saja, sebab yang sebenarnya terjadi itu atas campur tangan New dan Gun.
"Apa kau tahu, jika seperti ini terus aku bisa bangkrut."
Keluh New sambil memanyunkan bibirnya, dia harus mengeluarkan banyak uang untuk membantu Krist, sebenarnya itu bukan hal yang harus di permasalahkan, hanya saja New ingin mencari perhatian dari Gun.
"Benarkah? Sebutkan berapa yang kau keluarkan, aku akan menggantinya."
"Aku tidak butuh uangmu. Membantu mu saja aku sudah senang, tapi aku menginginkan hal yang lain."
"Apa?"
"Cium aku."
Pria mungil itu menatap New yang tengah memodusinya sekarang, membuat Gun sedikit kesal, tidak mungkin Gun memukul New karena sudah baik pada Krist, tetapi New membuat nya kesal, meskipun terkadang menggemaskan.
"Cie, yang akan di jemput kekasih."
New mengedip-ngedipkan matanya ke arah Krist, membuat Krist bedecak kesal, "Kekasih apa?"
"Aku lupa calon suami?"
"Tidak juga."
"Lalu dia siapamu?"
Krist mengangkat bahunya tak acuh, sambil berjalan pergi meninggalkan kedua pria itu, dengan riang. Membuat Gun tertawa melihat tingkah Krist.
"Lihatlah adikmu itu."
"Kenapa bukankah dia manis?"
"Tidak kau yang lebih manis."
Gun hanya berdecih mendengarnya, dan mencubit lengan kekasihnya itu dengan gemas, bilang saja ingin merayunya. Gun tidak mempan di rayu dengan kata-kata seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[16]. IF [ Love Now ] { Krist x Singto }
Fanfiction[ Completed ] Di saat sebuah hubungan rumah tangga yang sudah terjalin lama, tiba-tiba di dalamnya hadir orang orang ketiga apakah yang harus Singto lakukan tetap mempertahankan rumah tangganya atau justru berpaling pada orang lain yang membutuhkann...