Di sebuah tempat asing, ada Gun yang tengah mendudukan dirinya di depan sebuah ruangan, sambil menangis sesenggukan, tidak memperdulikan kondisi disekitarnya, pria mungil itu menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya, tetapi suara isakan pria itu masih terdengar cukup jelas di sertai dengan punggungnya yang kini bergetaran.
Hal itu membuat New yang berada di sampingnya, hanya bisa mengusap lengan kekasihnya itu dengan pelan, mencoba menenangkan Gun yang daritadi hanya menangis dan tidak mau berhenti juga sampai saat ini itu.
"Tenang Gun."
"Bagaimana aku bisa tenang, jika sekarang menjadi seperti ini?"
"Iya, aku tahu. Tapi setidaknya kau tidak bisa bersikap seperti ini. Kau tidak ada bisa berpikir jernih jika mengandalkan kesedihan dan air matamu."
Gun menatap ke arah New dengan air mata yang tidak mau berhenti mengalir daritadi, "Lalu aku harus bagaimana? Lihatlah Krist ada di dalam, dan aku bahkan tidak tahu apa yang terjadi padanya."
"Krist akan baik-baik saja."
"Aku harap begitu."
"Kau sudah menghubungi Singto?"
"Sudah, tapi bagaimana keadaan disana?"
"Aku sudah menghubungi polisi, dan juga anak buah kita sudah mencari pelakunya."
"Aku tidak mau tahu, kau harus temukan dia hari ini. Jika tidak pecat mereka semua, mereka tidak becus berkerja. Bagaimana bisa hanya mengawasi satu pria saja tidak bisa, sampai Krist masuk rumah sakit sekarang, harusnya mereka bisa mencegah dan menangkap orang itu."
"Iya, mereka sudah berusaha untuk mencari."
"Suruh mereka mencari lebih cepat. Jika tidak bisa menemukannya, lihat saja aku yang akan membunuh mereka semua nanti."
"Jangan marah-marah, kita pasti akan menemukannya. Sekarang tenangkan dirimu, Krist pasti tidak apa-apa."
Gun hanya menggangukan kepalanya, berharap jika Krist akan baik-baik saja, tetapi jika terjadi sesuatu pada adiknya, atau keponakannya, lihat saja nanti Gun akan memberikan perhitungan pada anak buahnya.
Hanya di beri tugas mengawasi seorang pria saja tidak bisa, apa sebenarnya yang mereka semua kerjakan selama ini. Gun berpikir jika dia menyuruh orang untuk mengawasi Krist dari kejauhan selama 24 jam keselamatan Krist akan terjamin, tetapi ini apa. Krist justru masuk rumah sakit.
Harusnya mereka bisa menangkap orang itu, saat mereka melihatnya ingin berbuat tidak baik pada adiknya, tetapi pria-pria bodoh itu justru menunggu apa yang ingin orang itu lakukan pada Krist, hingga seperti ini kejadiannya, lalu membiarkan orang itu kabur.
_________
"Bagaimana keadaan, Krist?"
Suara seseorang yang tiba-tiba saja datang itu, menginterupsi apa yang tengah Gun dan New sedang perbincangkan, membuat kedua pria itu menatap ke arah Singto yang tengah berdiri tepat di depan keduanya, dengan raut wajah cemas tidak bisa di pisahkan dari pria itu.
"Akhirnya kau datang juga."
"Aku terjebak macet."
"Tidak apa-apa, yang terpenting kau datang."
Singto menatap ke arah sekelilingnya tempat itu, dan pandangan matanya berhenti pada ruangan yang berada tepat di hadapannya.
"Bagaimana keadaan, Krist?"
Gun dan juga New langsung bertatap-tatapan, membuat Gun langsung bangkit dari tempat duduknya, "Bisakah kita bicara berdua?"
Pria itu hanya menggangukan kepalanya, "Bisa."
KAMU SEDANG MEMBACA
[16]. IF [ Love Now ] { Krist x Singto }
Fanfiction[ Completed ] Di saat sebuah hubungan rumah tangga yang sudah terjalin lama, tiba-tiba di dalamnya hadir orang orang ketiga apakah yang harus Singto lakukan tetap mempertahankan rumah tangganya atau justru berpaling pada orang lain yang membutuhkann...