9. Rain, Tears, and Hope

1K 114 48
                                    

Backsong : Ruang Rindu, versi duet bang Hiro dan mas Noe Letto 💕

💞
Lebih baik langkah tertatih daripada berhenti sepenuhnya, karena ternyata ada perih yang terasa.

💞


Myung Soo menatap pintu kamar So Eun sebelum berangkat ke sekolah, perih yang ia rasa tadi malam kembali hadir dan ia merutuki dirinya yang tak berdaya, tak mampu menyuarakan hatinya, tak bisa menolak permintaan So Eun akan jarak yang harus dibangun di antara mereka.

“Kita sebelumnya baik-baik saja, lantas kenapa menjadi seperti ini? Apa masalah yang merundungmu? Ini terjadi setelah aku merasa kita semakin dekat, apakah hal ini yang justru merenggangkan kita sekarang? Apa kau tak suka dengan kedekatan ini?”

Terdengar suara kunci yang dibuka, Myung Soo bergegas ke arah pintu lalu menggunakan sepatu dan keluar dari apartemen dan tak berapa lama So Eun pun keluar dari kamarnya. 

So Eun menatap ke arah pintu utama. “Apakah dia baru berangkat?”

So Eun lalu meneruskan langkah menuju meja makan dan di sana bersih dari makanan yang siap untuk dilahap.

“Seperti ini lebih baik, hanya sarapan aku bisa membuatnya.”

Tapi So Eun tak membuat apapun kecuali mengambil susu kotak dan selembar roti gandum tanpa olesan apapun. Ia menyantapnya dengan iringan air mata.



My Marriage 💝 My Adventure



Hubungan Myung Soo dan So Eun benar-benar mengalami kemunduran. Hari berganti, minggu demi minggu berlalu, dan sudah satu bulan terlewati. mereka kembali bagai orang asing yang hanya menyapa sekedarnya jika berpapasan ketika hendak berangkat atau pulang ataupun saat keluar kamar bersamaan untuk mengambil sesuatu. 

Myung Soo mencurahkan segenap perhatian pada pekerjaan, terlebih ia memang sedang mempersiapkan ketiga muridnya yang akan mengikuti olimpiade matematika. Begitupun So Eun yang memilih untuk lebih produktif lagi dalam menulis, ia juga sibuk memantau naskah drama yang dibuat Eun Ji. 

So Eun lebih banyak menghabiskan waktu di luar, ia seperti biasa baru keluar kamar setelah Myung Soo berangkat dan pulang saat langit sudah gelap. Ia menulis di mana saja sesuai keinginan hatinya, dan saat suntuk mendera ia berkumpul dengan teman-temannya untuk bersenang-senang seperti yang biasa mereka lakukan dulu.

Dan yang merasa diuntungkan dalam hal ini adalah Won Geun, ia yang sempat merasa akan kehilangan So Eun tiba-tiba mendapati So Eun yang kembali seperti sebelumnya. Won Geun tersenyum lebar karena keyakinannya kian utuh kalau So Eun tidak menjalani pernikahannya dengan serius.

Saat ini ia tengah menemani So Eun menghadiri sebuah pameran seni mural juga patung yang bertajuk oase. 

“Lim Yo Han terkenal sebagai seniman yang selalu menyelipkan kritik sosial dalam setiap karya-karyanya tapi tema oase yang diusungnya sekarang sepertinya lebih kepada makna kehidupan. Apa kau setuju, So Eun?”

So Eun tak langsung menanggapi Won Geun karena ia tengah larut memandangi sebuah lukisan mural dengan judul Anomaly. “Kenapa judulnya anomali?”

“Seharusnya kau tanyakan itu pada yang membuat. Tapi kau perhatikan saja gambarnya, kalau dilihat-lihat sesuai dengan judulnya, kan?”

So Eun kembali menatap seksama, coretan bernuansa musim gugur sangat jelas tertangkap oleh matanya namun di tengah-tengah itu ada satu bunga mekar lengkap dengan daun-daun hijau yang ditopang oleh tangkai kokoh. 

My Marriage, My Adventure [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang