Pengalaman baru tengah kuukir, membahagiakan juga membanggakan
💞
Myung Soo memandangi Eun Soo yang terlelap setelah beberapa saat lalu menyusu. Ketakjuban masih menaunginya, perasaan menjadi ayah sungguh sulit dilukis oleh kata-kata dari bahasa manapun. Setelah itu Myung Soo menghampiri So Eun yang juga sudah tidur, nampak sekali gurat keletihan di wajahnya. Myung Soo ikut berbaring, dimiringkan badannya menghadap So Eun dengan kepala yang disanggah oleh satu tangannya, sedangkan tangan yang satunya lagi mengusap lembut wajah So Eun.
“Aku selalu berusaha sabar dalam memahamimu meski sempat merasa kesal dengan sikap-sikapmu yang dilandasi ketakutan tak masuk akal. Aku sempat juga merasakan hanya berjuang sendirian saat kau inginkan aku pergi.”
“Oppa…apa sebenarnya yang ingin kau sampaikan?”
Myung Soo terkejut. “Bukankah kau sedang tidur?”
“Aku masih saja merasa lelah, jadi saat Eun Soo tidur aku juga ingin tidur, hanya saja baru bisa memejamkan mata tapi aku sama sekali belum tidur.”
“Kau ingin makan sesuatu?”
So Eun menggeleng. “Sekarang masih merasa kenyang. Jadi dibalik kesabaran Oppa, terbersit pula rasa kesal padaku?”
Myung Soo terkekeh pelan. “Intinya aku merasa kesabaranku itu hebat karena sanggup menjalaninya, tapi dibandingkan dengan perjuanganmu selama mengandung lalu melahirkan Eun Soo, aku tak ada apa-apanya.”
“Benarkah?”
“Aku merasakan batas yang tipis antara hidup dan mati. Di satu sisi aku begitu bersemangat menyambut anak yang akan lahir ke dunia ini tapi di sisi lain aku takut terjadi apa-apa padamu.”
“Oppa sudah menemaniku melewati saat-saat itu, hal itu sangat berarti bagiku.”
“Peristiwa itu akan selalu terekam dalam ingatanku, bisa kujadikan sebagai pengingat bahwasannya aku harus terus menghargaimu.”
“Oppa selama ini sudah sangat menghargaiku, aku mendapatkan perlakuan terbaik darimu. Oppa, gomawo, ke depannya aku mungkin akan terus merepotkan. Oppa tahu sendiri aku belum sepenuhnya mampu mengelola emosi dengan baik.”
“Kau ini, bukannya belajar mengelola emosi tapi justru memperingatkanku agar bersiap-siap direpotkan olehmu?”
“Aku belajar tapi…sudahlah aku mengantuk. Jika dua jam kemudian Eun Soo belum bangun, tolong bangunkan karena dia harus menyusu lagi.” So Eun membetulkan posisi tidurnya agar lebih nyaman.
“Tidurlah.” Myung Soo mencium kening So Eun.
💝 💝 💝
Menjadi orang tua baru ternyata tidaklah mudah, meskipun sudah membaca beragam teori dan itu dirasakan So Eun ketika Myung Soo bekerja. Eun Soo terus saja menangis, ia hanya jeda sejenak. So Eun dibuat pusing karena tak paham apa maksudnya.
“Membaca teori sepertinya mudah tapi prakteknya sulit sekali.”
“Eun Soo-ya, ternyata kau buang air lagi?” So Eun menghela napas, frekuensi buang air besar bayi baru lahir memang cukup sering dalam satu hari meski kini warnanya berangsur normal tidak lagi seperti saat Eun Soo berusia sehari.
“Belum satupun yang kucuci,” keluh So Eun melihat tumpukan popok kotor Eun Soo. Penggunaan diapers untuk bayi baru lahir tentu tak dianjurkan.
“Setelah ini kau tidur, ya?”
So Eun terus menggumam berharap Eun Soo bekerja sama dengannya. Setelah dibersihkan lalu menyusu sebentar, Eun Soo akhirnya tenang. So Eun menyempatkan untuk mencuci popok namun belum selesai pekerjaannya Eun Soo sudah bangun dan kembali menangis. Sontak So Eun meninggalkan pekerjaannya untuk menggendong Eun Soo.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Marriage, My Adventure [Completed]
FanfictionDua insan dengan kepribadian bertolak belakang di satukan dalam pernikahan yang diatur. mereka tak saling mengenal sebelumnya, lantas mau dan mampukah mereka berjuang untuk mewujudkan pernikahan yang sesungguhnya? Fanfic Kim Myung Soo💝Kim So Eun