Mulai menikmati langkah tertatih ini, seraya belajar bagaimana membuatnya tegap.
💞
Myung Soo menatap cincin pernikahannya, sebuah benda yang menyimbolkan keberaniannya masuk ke dalam sebuah fase kehidupan yang bahkan membayangkannya saja sudah membuatnya bergidik. Memang di balik kelebihannya dalam soal kemampuan otak, Myung Soo merasa banyak hal yang membuatnya tidak percaya diri. Kecanggungan sosialnya yang mana semakin ia dewasa bukannya semakin berkurang melainkan justru ia kian menjaga jarak dan hanya bersosialisasi seperlunya. Myung Soo memang pemalu sejak kecil di tambah pengalaman tak enak yang dialaminya membuat Myung Soo menjadi enggan terlalu membuka diri meski orang tuanya berupaya sering mengajak Myung Soo dalam aktivitas yang mengharuskan ia terlibat dengan banyak orang, namun pada akhirnya tak ada rasa yang lebih nyaman ketimbang melewati waktu dalam sendirinya. Myung Soo bisa betah berada di dalam kamar entah itu untuk membaca buku, bermain game, mengerjakan soal-soal matematika, atau sekedar bersantai menikmati musik. Myung Soo bukan tipikal orang yang mudah akrab, ia kerap sulit berbaur dalam obrolan yang dilakukan teman-temannya. Selama ini ia lebih banyak menjadi pendengar dan baru bisa banyak berbicara jika berkaitan dengan mata pelajaran yang disukainya. Hidup Myung Soo begitu monoton begitupun karakternya, dan Myung Soo menyadari itu tapi tak membuatnya ingin berubah karena Myung Soo menikmati kemonotonan tersebut.Kini kenyamanan itu terusik dengan kehadiran seseorang yang masih asing dalam kehidupannya. Nyaris satu minggu sudah Myung Soo tinggal bersamanya dan meski awalnya ia ikut menyepakati bahwasannya tak ada yang berubah dalam kehidupan mereka masing-masing namun mau tak mau perubahan itu ada dan mereka dituntut untuk saling menyesuaikan diri. Myung Soo sendiri sebenarnya berniat untuk melawan rasa tak percaya diri dan ketakutannya, ia pun berniat untuk menjalani apa yang telah ia ucapkan saat pemberkatan pernikahan namun niat itu tak bersambut hingga akhirnya Myung Soo pun mengesampingkannya.
Tapi melalui sebuah kejadian, kesepakatan untuk saling menyesuaikan diri seperlunya pun tercipta dan tidak hanya itu, Myung Soo sekarang mulai belajar memahami bagaimana sifat istrinya itu.
“Guru Kim diminta untuk menemui kepala sekolah sekarang.” suara milik Na Eun akhirnya keluar setelah beberapa saat ia terpaku memperhatikan Myung Soo yang larut memandangi cincinnya.
Myung Soo pun terkesiap membuang lamunannya, "Oh, terima kasih sudah memberitahuku.”
“Aku tadi kebetulan bertemu kepala sekolah di koridor. Guru Kim baik-baik saja?”
“Apa aku terlihat tidak baik?”
“Tidak juga, kau masih terlihat sama.”
“Kalau begitu, aku permisi dulu,” pamit Myung Soo, ia bersegera menuju ruangan kepala sekolah.
Myung Soo tak tahu kenapa kepala sekolah memanggilnya namun ia tetap tenang karena merasa tak ada masalah apapun. Diketuknya hati-hati pintu dengan papan nama bertuliskan kepala sekolah itu, setelah ada suara yang mempersilahkannya masuk barulah Myung Soo berani membuka pintu tersebut.
“Guru Kim, masuk dan duduklah. Aku memanggilmu terkait olimpiade matematika, sudah terpilih dari seleksi yang kau lakukan?”
“Ah, mengenai itu, saya sudah mendapatkan tiga nama.”
“Baiklah, aku percaya pada pilihanmu, semoga tahun ini sekolah kita bisa kembali mengukir prestasi.”
“Tapi tahun kemarin kita tidak juara di tingkat internasional, saya jadi lebih bersemangat lagi di tahun ini.”
Kepala sekolah tertawa. “Aku suka semangatmu, tapi untuk saat ini fokuslah dulu untuk perlombaan di musim gugur nanti.”
“Saya mengerti, ini adalah jalan pembuka untuk bisa ikut di level internasional.”
KAMU SEDANG MEMBACA
My Marriage, My Adventure [Completed]
FanfictieDua insan dengan kepribadian bertolak belakang di satukan dalam pernikahan yang diatur. mereka tak saling mengenal sebelumnya, lantas mau dan mampukah mereka berjuang untuk mewujudkan pernikahan yang sesungguhnya? Fanfic Kim Myung Soo💝Kim So Eun