Apakah boleh melangkah lagi?
💞
Myung Soo terkejut, ia tak menyangka So Eun akan memeluknya namun tangisan yang kemudian disambung dengan ucapan yang keluar dari bibir So Eun segera menghilangkan rasa terkejutnya untuk digantikan rasa peduli yang selama ini ia tahan.
“Oppa…aku takut, takut sekali.”
“Tenanglah dulu.” Myung Soo membalas pelukan So Eun, satu tangannya mengusap-mengusap punggung So Eun.
Na Eun menjadi canggung melihat adegan tersebut, ia membuang pandangannya ke arah jendela yang belum tertutup tirai, rasa yang ia miliki belum sepenuhnya beranjak. Eun Ji menghampirinya, ia mencoba tersenyum pada Na Eun dan sahabatnya itu hanya membalas senyum tersebut sekedarnya. Mereka berdua kini sama-sama menatap pada malam yang diguyur hujan, memberi satu ruang bagi Myung Soo dan So Eun.
“Eun Ji-ssi, apa yang terjadi?” Myung Soo memilih untuk bertanya pada Eun Ji karena So Eun masih enggan bicara.
Eun Ji membalikkan badannya, tampak olehnya So Eun sudah kembali duduk dan Myung Soo ada di sampingnya. Perlahan Eun Ji menceritakan apa yang dilihat dan dialaminya.
Myung Soo seolah ingin menampar dirinya sendiri. “Aku sibuk menolong temanku sedangkan istriku sendiri mengalami kesulitan.”
”mianhae…” gumam Myung Soo pelan.
So Eun mendengarnya. “Bukan salahmu, kenapa kau selalu meminta maaf?”
Suara gemuruh kembali menggelegar, menyadarkan Myung Soo kalau ia harus segera pulang sebelum cuaca menjadi lebih buruk lagi. Musim panas memang kerap diwarnai hujan dengan curah yang sangat tinggi dan sering terjadi jelang sore kadang berlanjut sepanjang malam. Myung Soo membuka jaketnya dan memakaikan jaket tersebut pada So Eun yang hanya berbalut dress berlengan pendek.
“Ayo kita pulang.”
So Eun mengangguk seraya merapatkan jaket, jujur ia memang merasa sangat kedinginan.
“Eun Ji-ssi, terima kasih banyak atas pertolonganmu.” Myung Soo berucap tulus, ia sangat bersyukur Eun Ji mampu menolong So Eun saat itu.
“Jangan sungkan, sudah seharusnya sesama manusia saling menolong.”
“Gomawo,” ucap So Eun dengan intonasi yang lemah.
“Ah, iyaa...lain kali bawalah senjata sepertiku, cukup ampuh. Membuatnya pun mudah, cairan lada.”
“Akan kuingat.”
“Kalau begitu, kami pamit dulu.”
“Guru Son,” panggil Myung Soo dengan sedikit membungkukkan badannya.
“Oh iya, hati-hati,” jawab Na Eun.
“Pakai payung untuk ke mobil.” Eun Ji menyerahkan sebuah payung dan ia sendiri sudah memegang payung untuk dirinya. “Aku antar sampai mobil.”
Myung Soo membuka payung tersebut, ia rasakan hujan masih sama intensitasnya seperti saat ia baru keluar dari apartemen.
“Kaja.” Myung Soo meletakkan satu tangannya di pinggang So Eun lalu menarik wanita itu agar merapat padanya, sebuah kedekatan fisik yang kali ini terjadi atas inisiatifnya sendiri dan entah kenapa kali ini menghasilkan efek kejut seperti terkena listrik. Myung Soo enggan memikirkannya karena sekarang bukan waktu yang tepat, ia segera membawa So Eun melangkah.
Eun Ji mengikuti di belakang, ia tiba-tiba saja menjadi sentimentil. “Ah, jadi ingin punya suami.”
💝 💝 💝
KAMU SEDANG MEMBACA
My Marriage, My Adventure [Completed]
FanfictieDua insan dengan kepribadian bertolak belakang di satukan dalam pernikahan yang diatur. mereka tak saling mengenal sebelumnya, lantas mau dan mampukah mereka berjuang untuk mewujudkan pernikahan yang sesungguhnya? Fanfic Kim Myung Soo💝Kim So Eun