Suka dan duka datang sesuai waktunya, yang pasti apapun situasinya tetaplah genggam erat tangan ini
💞
Myung Soo merasakan genggaman tangan So Eun yang begitu erat di saat wanita itu tampaknya bersiap untuk meneruskan tidurnya. Cinta pertama yang ia ikrarkan juga sebagai cinta terakhirnya telah menjadi satu bagian berharga juga sumber bahagia dalam hidupnya. Myung Soo tak pernah menyangka mencintai seseorang bisa sebahagia ini, sebelum bertemu So Eun hidupnya adalah sebuah kemonotonan yang mana itu memang merupakan pilihannya sendiri. Ia tak mengenal warna kehidupan lain hingga seorang Kim So Eun menyentuh hatinya.
Sosok wanita yang kepribadiannya jauh berbeda, kerap membingungkan karena suasana hatinya yang mudah sekali berubah. So Eun pun sering merepotkannya, dia juga sosok yang manja dan tentu itu tidak terdengar ideal jika dijadikan istri. Namun sebelum Myung Soo mengenal cinta, ia pun tak pernah berpikir soal istri ideal dan kini setelah hidup bersama So Eun ia merasa kriteria ideal hanyalah standar yang dibuat masyarakat dan itu tak selalu cocok karena bagi Myung Soo istri adalah urusan personal.
Myung Soo mencintai So Eun apa adanya, ia jatuh cinta pada saat wanita itu lebih banyak menunjukkan sisi moody-nya, manjanya, keras kepalanya dan juga rapuhnya. Entah bagaimana tapi sikap dan tingkah lakunya yang seperti itu berhasil menyita perhatian, pikiran dan pada akhirnya hatinya pun tercuri. Ia beruntung So Eun memiliki rasa yang sama, sejak itu perlahan Myung Soo semakin mengenal So Eun dan merasakan kalau wanita itu menyimpan kelembutan juga ketegaran serta ketulusan. Bagi Myung Soo, istrinya itu tak hanya cantik wajahnya tapi juga hatinya.
“Oppa…” panggil So Eun pelan saat Myung Soo tengah mengecup pucuk kepalanya.
“Kupikir kau tidur.”
“Tidak, belum bisa tidur lagi. Aku memejamkan mata untuk meresapi apa yang sedang kubayangkan.”
“Apa yang kau bayangkan?”
“Kita, aku membayangkan kembali saat pertama kita bertemu lalu menikah lalu…” So Eun tertawa pelan.
“lalu saling jatuh cinta?” sambung Myung Soo dengan intonasi bertanya.
So Eun mengangguk, disentuhnya wajah Myung Soo dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya masih enggan melepaskan genggaman. “Saat menikah, aku sama sekali tak terbayang hari di mana aku menggenggam tanganmu sambil menatapmu dan mengatakan cinta. Aku kini sangat mencintaimu, Oppa.”
Myung Soo memegang tangan So Eun yang ada di wajahnya kemudian dikecupnya. “Adakah cinta yang lebih indah dari ini? Jatuh cinta pada seseorang yang sudah resmi dimiliki.”
“Kurasa tidak ada.”
“Kalau begitu aku sangat beruntung, cinta pertamaku sangat indah.”
“Aku juga beruntung, saat kembali merasakan cinta aku menjatuhkannya pada suamiku sendiri. Apakah Oppa ingat aku pernah mengatakan tidak tahu kenapa sikapku padamu sudah berbeda sejak awal, kurasa karena memang sejak awal Oppa adalah takdirku. Hati selalu tahu kemana harus berlabuh, hanya saja aku mengabaikannya. Bodohnya aku sempat menyia-nyiakanmu.”
“Sudahlah yang penting sekarang kita bersama, bertekad menjalani pernikahan ini.”
“Tapi, Oppa, maaf aku tak sempurna. Sedangkan bagiku Oppa begitu sempurna.”
“Jujur aku tak paham dengan definisi sempurna, bukankah manusia tak ada yang sempurna? Sebanyak apapun kelebihan yang dimiliki pasti ada kekurangan di dalamnya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
My Marriage, My Adventure [Completed]
Fiksi PenggemarDua insan dengan kepribadian bertolak belakang di satukan dalam pernikahan yang diatur. mereka tak saling mengenal sebelumnya, lantas mau dan mampukah mereka berjuang untuk mewujudkan pernikahan yang sesungguhnya? Fanfic Kim Myung Soo💝Kim So Eun