1 -revisi-

1.9K 22 0
                                    

Day 1
-aku bahagia, tapi aku tidak bisa mengutarakan kebahagiaanku kepadanya. Karena aku tidak melihat sorot kebahagiaan di matanya saat menyebut namaku di dalam akad-

Aku telah menikahi seorang laki-laki. Yang sangat aku sayangi sejak aku berumur 15 tahun. Seseorang yang membuat aku merubah sikap dan hidupku. Seseorang yang benar-benar berpengaruh pada kehidupanku hingga dewasa ini.

Aku tidak bisa membayangkan, bagaimana hidupku saat ini. Jika aku tidak bertemu dengan laki-laki itu saat aku berumur 15 tahun.

Segala kejadian yang terjadi hingga aku menikah dengannya. Itu terjadi secara tiba-tiba dan mendadak. Padahal sejujurnya aku cuma mengaguminya saja tidak lebih. Jangan kan menikah bermimpi untuk menjadi pacarnya saja aku tidak pernah.

Tapi, aku percaya segala sesuatu yang telah di gariskan untukku saat ini adalah takdir allah. Dan jika dia menikahiku saat ini. Aku yakin allah mempunyai skenario yang menarik untuk jalan hidupku dan laki-laki itu yang sekarang telah menjadi suami ku.

Aku harus jujur.. berbagai macam pertanyaan muncul di benakku saat dia menikahiku secara mendadak seperti ini. Walaupun dengan alasan perjodohan. Tapi mustahil sekali manusia dengan kepribadian yang seperti itu menerima perjodohan ini dengan hati yang ikhlas seakan tanpa paksaan.

Jehan natta.

Aku ayana ingin bertanya kepadamu.

mengapa kau menerima perjodohan ini?

Mengapa aku tidak bisa melihat adanya cinta ataupun rasa benci dari sorot matamu saat menatapku?

Kenapa kamu tidak membatalkan perjodohan ini?

Dan aku ingin kamu menjelaskan kepadaku. Arti dari tatapan matamu saat melihatku. Apa yang terlintas di hati dan pikiranmu saat melihat ayana?

Jehan natta, ayana hanya ingin menyampaikan bahwa. Jika kelak jehan berpisah dari ayana. Jehan harus tau kalau jehan merupakan satu-satunya laki-laki yang dapat merubah hidup ayana. Ayana sayang sama jehan. Aya rela jika kelak nanti jehan akan pergi meninggalkan aya. Yang aya harap jehan akan selalu bahagia. Aya rela melepaskan jehan asalkan jehan bahagia. Karena kebahagiaan jehan lebih penting dari pada kebahagiaan aya. Karena kebahagiaan aya terletak pasa kebahagiaannya jehan. 😔😔😔😔😔

12 januari 2018

Umur ku genap 24 tahun, aku telah menyelesaikan pendidikan s1 ku tahun lalu. Dengan nilai yang sangat bagus pastinya dan orang tuaku sangat bangga. Sehingga aku diberikan tiket berlibur 1 bulan di london untuk mengisi liburan serta aku ingin menghilang dan keluar dari zona nyamanku. Berlibur ke london, bukan yang seperti yang kalian fikirkan. Aku bukan anak yang dibesarkan dari keluarga kaya raya dan tiket itu aku dapatkan dari hasil mengumpulkan uang saku sedikit demi sedikit saat kuliah.

Hidup di london memang mahal, tapi disana aku hidup layaknya seorang backpacker. Aku tidur di rumah kerabat dekatku yang kebetulan sedang melanjutkan s2 disana, yang aku pikirkan saat pertama kali sampai disana adalah, bagaimana caranya aku bisa menghemat uang saku dan menikmati liburan sendiri hingga aku kembali lagi ke tepat asalku.

Saat dilondon aku sempat berfikir mungkin akan sulit untuk menemukan segala sesuatu yang bersifat halal dan pasti akan sulit untuk mengetahui jadwal waktu shalat. Ya seperti biasa sih, hal-hal yang sangat ditakutkan seorang muslim saat berkunjung ke suatu tempat yang mayoritas penduduknya beragama non-muslim. Dan tanpa disangka-sangka ternyata kerabat ku itu tinggal bersama keluarga muslim yang berasal dari pakistan, betapa senangnya aku saat mengetahui hal itu. Dan masalah jadwal shalat dan makan semuanya dapat terselesaikan dengan mudah dengan adanya keluarga tersebut. Perbedaan waktu yang sangat jauh dengan kota asalku sempat membuatku sedikit khawatir karena jika di indonesia pukul 9 malam mungkin di london masih pukul 2 siang. Tapi itu juga dapat diatasi karena aku sering tidur larut malam, dan kebiasaan itu mungkin akan berguna di london wkwkw.

MENIPU DIRI SENDIRI (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang