5

753 9 0
                                    

"ohh gitu ya, bolehlah.. aku ikut aja " jawab jehan seadanya yang membuat aku semakin muak dengan sikapnya saat ini. Apakah dia tidak bisa bersikap manis sedikit saat berada di depan orang seperti ini. Aku melihatnya acuh tak acuh.

"oke, berarti deal.. kami akan mengirimkan undangan ke kediaman kalian besok, sesuai dengan yang kalian inginkan dan untuk masalah baju resepsi, jika kalian ada waktu, kalian bisa ke butik nanti malam untuk fitting, semuanya udah selesai sih tinggal ngepas aja di badan kalian" niana menjelaskan secara panjang lebar dan jehan langsung mengatakan jika dia bisa datang nanti malam ke butik niana untuk melakukan fitting karena kalau diundur-undur lagi kelamaan kata jehan dan dia tertawa sekilas ke arah adam.

Akhirnya meeting pun selesai, aku tidak berharap banyak terhadap dekorasi itu karena mereka pasti melakukan yang terbaik untuk kepuasan clientnya. Aku dan jehan kembali ke rumah ibuku, aku sangat lelah. Ketika tiba di rumah ternyata ibuku sedang pergi keluar kota dengan ayah dan rumah kosong serta pintu terkunci.

"pintunya dikunci, " aku berkata kepada jehan yang sedang asik bersama ponselnya, jujur.. aku cemburu dengan ponsel yang setiap hari diperhatikan oleh jehan.

"hah.. ohhh yaudah kita kerumah ibuku saja " kata jehan polos dan dia memasukkan ponsel ke sakunya. Dia kembali menyalakan mobil, aku mengikutinya dengan terpaksa. Padahal aku sangat merindukan kamar kecilku dan aku juga ingin membawa beberapa pakaian. Aku kesal

***

"assalammualaikum ibu" ucap jehan dengan ceria, sikapnya sangat berbeda saat dia bersama denganku. Kemudian ibu datang dan aku mencium tangannya serta ibu langsung menyuruh kami untuk makan siang. Ingin rasanya aku mengatakan jika aku sangat lelah sekarang dan aku ingin tidur, wajahku pasti sudah terlihat seperti monster sekarang saking lelahnya.

"oh iya, ayana...gimana tinggal berdua dengan jehan? Dia jahat nggak sama kamu usil nggak" tanya ibunya penuh dengan canda

Dia cuekin ayana bu, dia jahat sama ayana, dia selalu buat ayana badmood dia jahatttt jehan jahatttt

"enggak bu, jehan baik kok " apalah dayaku yang tidak dapat menyampaikan keluh kesahku secara langsung kepada ibu, dan aku melirik jehan dengan jutek dan dia tersenyum mengejek. Seolah menang terhadap masalah yang dia ciptakan.

"hahaha gak nyangka ya jehan minta nikah secepat ini " bah pernyataan ibu membuatku memikir, jehan minta nikah. Apa dia minta menikah denganku? Atau dia hanya mengatakan bahwa dia ingin menikah dan ibunya langsung menjodohkan jehan denganku. Arrggg aku penasaran. Saat ibu mengatakan kalimat itu entah kenapa aku melihat jehan seperti pura-pura tidak mendengar apa yang ibu katakan kepadaku.

"ay...ayy" ibu menyentuh tanganku yang membuat aku tersentak kaget.

"ohh iya bu, " aku meneguk air, dan melanjutkan berbicara

"itu barang seserahan, ada di kamar jehan..kata ibu kamu, kamu belum liat barang seserahan itu, karena langsung dibawa kabur sama jehan ya !" mendengar kata " dibawa kabur" rasanya aku ingin tertawa tapi aku menahannya.

"iya bu, keburu dibawa kabur sama jehan " aku melihat ibu dan ayah jehan tertawa, adik-adiknya tidak keliatan, mungkin mereka masih di sekolah. "yang lain nya mana bu?" tanya ku penasaran.

"itu pada pergi sekolah semuanya, nanti jam 6 sore mereka pulang, kalo si azid dia ibu suruh pergi ngaji, lumayan kan daripada dia sendiri dirumah.. karena ibu sering pulang sore sekarang, kasian dia kalau sendiri dirumah.."

"hmmm iyasih" kataku polos

Beberapa saat kemudian saat jam sudah menunjukan pukul 16.30 ibu dan ayah mengatakan akan pergi ke kantor untuk absen yang kedua, dan tinggal aku berdua dengan jehan. Aku melihat dia dengan mata lelah, aku ingin mengatakan kalau aku mengantuk dan aku tidak tau dimana kamarnya. Berat rasanya jika berbicara dengan jehan.

MENIPU DIRI SENDIRI (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang