(6)

2K 272 13
                                    

Jam sudah menunjukan pukul lima sore, itu artinya sekarang waktunya kyungsoo untuk pulang. jika biasanya kyungsoo akan mengabari sang kaka untuk segera menjemputnya tepat waktu, tapi entah kenapa untuk sekarang ini, ia memutuskan untuk menunggu seseorang didepan ruangannya

Ia terus menengok ke kanan berharap seseorang yang tadi bicara 'akan mengantarnya pulang' itu segera menampakan batang hidungnya yang tak terlalu tumbuh menjulang seperti tinggi badannya. Entah apa yang membuat kyungsoo percaya akan kata kata itu.. Bukankah ia tak ingin mudah percaya dengan siapapun lagi, tapi pikirnya memang apa salahnya jika menunggu sebentar
.
.
.
Baekhyun kini sedang berdiri didepan lemari kaca tempat penyimpanan abu sang ayah. Tempat ini kini tak terlalu ramai seperti tadi dirinya baru masuk, kini orang orang yang berkunjung mulai berkurang karena mengingat hari memang sudah sore

Ia menatap potret dirinya dengan mendiang sang ayah yang ia simpan dilemari tempat penyimpanan abu sang ayah bersama potret lainnya. Baekhyun kemudian menyatukan kedua tangannya dan meminta doa

Setelah mendoa kan sang ayah, kini baekhyun mulai berucap dengan mata yang sudah berbinar "appa.. " lirihnya

"mianhe karena baekkie baru bisa berkunjung, mian karena baekkie selalu jadi anak durhaka bahkan ketika appa sudqh pergi. Eumm bagaimana kabar appa disana? Kau baik baik saja?" baekhyun berbicara dengan tubuhnya yang sudah sangat gemetar menahan tangis

"Appa.. Hikss.. Bogoshipeo appa hikss.." seolah olah ia memang sudah tak kuat, jika dilain waktu ia selalu terlihat kuat dan bahagia, tapi berbeda ketika dirinya dihadapkan dengan sang ayah. Ia benar benar sudah merindukan sang ayah. Dulu,, baekhyun selalu malas ketika akan pergi kuliah, ia bahkan malas ketika harus mengerjakan tugas. Tapi karena semangat dari sang ayah baekhyun kini bisa menjadi seorang dokter,  tapi kini.. Sang ayah sudah meninggalkannya hampir 2 tahun yang lalu karena penyakit yang bahkan baekhyun baru tahu ketika sang ayah sudah meninggal

"Durhaka bukan, aku terlalu egois dan terus mengeluh padanya karena merasa berat dengan kata dokter, tanpa tahu jika appa sendiri menahan sakitnya demi diriku. Bahkan kini setelah appa meninggal aku jarang sekali berkunjung"

Srettt

Sebuah tangan kekar kini menggenggam nya dengan hangat, ia menatap namja yang kini berada disampingnya yang menatap kearah lemari kaca mendiang sang appa dengan tersenyum manis

Jongin, ia kemudian membungkukkan badannya memberi hormat

"annyeong ahjusi, mianhe baru berkunjung"
Ah lihatlah, bahkan sang ayah mengirimkan malaikat ini padanya

"ahjusi.. Tak usah khawatir ne? Aku akan menjaga noona cengeng ini dengan baik, aku akan selalu berada didekatnya, jadi kau tenanglah disana arraseo? Jangan terlalu peduli pada anakmu yang cerewet ini,kau cukup tenang saja disana. jika kau merindukannya.. Bisakah kau datang kedalam mimpinya agar ia dapat meredakan rindunya juga? Kuharap ahjusi baik baik disana, percayalah.. Aku akan selalu berada disampingnya"

Ucapan jongin sukses membuat baekhyun kini menghentikan tangisnya dan embali tersenyum, entah sengaja atau tak sengaja jongin memang selalu membuat dirinya nyaman dan tersenyum . Ia benar benar bersyukur karena sosok namja yang lebih muda dua tahun darinya itu kini masih setia hadir dihidupnya, walau hatinya memang goyah pada sosok dokter yang juga adalah direktur ditempat ia bekerja

"Tak peduli walau ia kadang menjengkelkan tapi aku bahagia ia ada dihidupku appa.. Gomawo telah mengirim malaikat gagal ini ke hidupku. Aku mencintainya.." ujar baekhyun dengan menambah erat tangannya yang digenggam jongin

"Aku lebih mencintainya ahjusi.." timpal jongin dengan tersenyum menatap baekhyun

"jangan terlalu percaya padanya appa.. Ia pembual yang handal"

You are a flower for me (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang