"aku tak yakin"
Kalimat itu yang baru dikatakan sehun ketika ia mengantar kyungsoo untuk pergi menemui jongin
Sedangkan yang diajak bicara tak menjawab, ia hanya menatap kesamping keluar jendela dengan tangan yang memegang erat sebuah surat
"Bukankah mantan kekasih memang sulit dilupakan? Semampu kita melupakan tetap saja dia adalah orang yang pernah hadir mengisi hari kita. Tapi, ia takkan bisa mengalahkan rasa cinta terhadap kekasih yang sekarang dicinta, sebagaimana ia memberi cinta yang lebih pun"
"kalimat itu cocok untukmu" jawab kyungsoo dalam hati ketika mendengar kalimat panjang yang diutarakan sehun
"Hanya dengarkan saja dulu. Percaya atau tidak itu kembali lagi padamu" Ucapan sehun lagi lagi membuat ibu hamil ini sangat pusing
Memang ia sangat ingin sekali mendengarkan penjelasan jongin, hanya saja ia takut tak bisa mengontrol diri seperti di apartemen beberapa hari yang lalu. Rasa amarah dan kesal muncul berlipat ganda terasa hari itu, padahal hanya ingin memukul jongin saja sudah cukup rasanya tapi entah kenapa rasanya ada dorongan yang membuat ia ingin sekali menghancurkan ruangan saat itu juga
Apalagi ketika ingatan kembali tertumpu tentang jongin yang membohongi dan memilih mantan kekasihnya dibanding dirinya, rasa ingin membunuh itu sepertinya akan muncul jika terus menerus terpikir, tapi ia juga masih mencinta, masih selalu merasa merindu ketika mengingat suaminya, dan itu benar benar membuat dirinya ingin mual sekarang
"Sehun kresek!"
Ini sudah ketiga kalinya sehun memberikan kresek pada kyungsoo. Ketiga kali nya juga kyungsoo menepuk keras tangan atasnya, beralasan ini akibat sehun yang terus bicara mengakibatkan ia terus merasa mual
"Anakku tak suka suaramu. Diamlah Oh Sehun!" ujarnya dengan nada kesal sembari kembali memejamkan mata dan menyenderkan tubuhnya kekursi mobil
"Turunkan jok mobilnya supa-"
"YAKKKKKKKKKKK!!!!!!!!!!!"
Sehun langsung membukam kembali mulutnya ketika mendengar teriakan panjang kyungsoo, ia hanya menatap ngeri pada wajah kyungsoo yang sedang terpejam disamping. Padahal ia hanya ingin memberi saran, tetapi perempuan disampingnya ini benar benar sedang sensitif, atau memang anak yang ada diperut itu tak suka akam suaranya?
====
Ditempat berbeda seorang pria yang terlihat sedang duduk di kursi kantornya dengan tubuh yang terlihat amat kurus dibanding seminggu yang lalu. Ia terus bekerja, tapi pikirannya terus tertuju pada sang istri yang sudah menghilang seminggu yang lalu.
Pikirannya tak pernah bisa tenang, setiap hari bahkan ia harus meminum beberap pil obat yang diberikan dokter untuk menenangkannya, tapi tetap saja obat pil itu takkan bisa membuatnya berhenti memikirkan sang istri
"TERUS MENCARI! AKU MEMBAYARMU BUKAN UNTUK MELAPOR JIKA TAK MENEMUKAN! AKU MENYURUH MENCARI ISTRIKU!!!!! JADI JIKA BELUM MENEMUKANNYA TAK USAH MENGHUBUNGI!!!!!!!"
Brankkkkk
Pria itu bahkan lagi lagi melempar ponselnya yang tak bersalah, sudah berapa buah ponsel yang ia rusak seminggu ini karena kesal akibat tak kunjung menemukan istrinya
Ia sudah mencari kemanapun setiap tempat yang jadi tempat tujuan istrinya, bahkan ia sudah mencari ke apartemen dimana dulu istrinya tinggal. Tapi yang ia temui hanya sepasang sepatu istrinya dan itu membuatnya semakin menyesal akibat tak cepat dalam menemukan

KAMU SEDANG MEMBACA
You are a flower for me (END)
FanfictionKamu adalah bunga untukku ~Tolong jangan pernah layu.. tapi tetaplah bermekaran indah setiap harinya~ Jongin ~Jika aku memang bunga untukmu, kenapa kau tak menyiram dan menjaga bunganya dengan baik, kau malah melupakannya sehingga ia menjadi layu da...