Part 25

35 2 0
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 30 menit lalu namun Raina masih enggan beranjak dari tempat duduknya, dia sebenarnya sudah lelah dengan suara ponsel yang sejak tadi berbunyi, puluhan sms masuk dari Tian yang menyuruh Raina untuk pulang, namun dia tidak menggubrisnya, dia hanya menunggu orang tersayangnya. Karena tadi sebelum Rino pergi dia berjanji akan kembali ke sekolah untuk mengantar Raina pulang, namun sampai sekarang kabar dari Rinopun tidak dia dapatkan, dia sudah menghubungi Rino namun ponselnya tidak aktif.

Masih melekat diingatannya, kata - kata Rino yang membuatnya menolak ajakan Tian untuk pulang. Dia menyesal sebenarnya tapi ya sudahlah bubur sudah dia makan.

"Kamu pulang sama aku aja ya sayang, tapi aku mau nganterin kunci ruang musik dulu ke Danu, dia mau latihan katanya, kamu tunggu sini jangan kemana - mana, love you"

Drrt

Grils Player :
Lo kalau gak angkat telfon gue yang ke 15 gue gorok leher lo!

Drrt Drrt Drrt

"Halo!"
Sapa suara di seberang sana, dia Tian.

"Hmm"
Balas Rain dengan lemah, dia sepertinya sudah sangat lelah namun bingung harus bagaimana, tidak mungkin dia naik ojek, dia juga tidak mau merepotkan Tian ya walaupun ibunya sudah menitipkan dia kepada Tian, dan yang paling penting dia hanya ingin menepati janjinya pada kekasihnya.

"Lo masih di sekolah?"

"Iya"
Jawab Rain lagi.

"Gue otw jangan kemana - mana!"

"Eh! Tap.."

Tut tut tut

Rain hanya memandang ponselnya dengan nanar, dia tahu jika Tian sudah seperti ini pasti dia sangat marah. Rain yakin pasti besok akan ada keributan antara dua orang laki - laki.

Dia mencoba menghubungi Rino untuk kesekian kalinya, namun mbak - mbak operator masih setia menjawab panggilannya.
Dia sebenarnya ingin memaki mbak - mbak tersebut namun kelihatannya konyol dan seperti orang gila.

Rain memutuskan untuk bangkit dari duduknya, dia akan menunggu Tian di depan saja, setidaknya kelasnya tidak terlalu jauh dari pintu gerbang sekolah.

Putriii

Putriii

Putriii

Kening Rain mulai berkerut, dia melihat ke belakang, tidak ada siapapun, dia melanjutkan jalannya.

Putriii

"Telinganya kotor kali tuh si Putri dipanggil temennya 4 kali gak denger - denger"
Gerutu Rain sambil tetap jalan ke gerbang sekolah.

Brak!

Pintu sebelah Rain tiba - tiba tertutup, Rain melihat jam tangannya, jam 15:00 WIB mustahil masih ada siswa yang masih mengadakan jam tambahan, dia mendongak melihat nama kelas tersebut. XII IPA 1. Kelas unggulan gak mungkin masih ada siswanya karena pasti sibuk les di tempat elit, mengingat kelas unggulan hanya diisi oleh siswa yang sangat pintar dan kaya. Sebenarnya Tian masuk kelas tersebut tapi dia tidak mau dan mengundurkan diri. Tulalit emang itu anak.

Brak!

Saat Rain akan melanjutkan langkahnya pintu tersebut kembali terbuka, angin sangat kencang berhembus dari dalam kelas tersebut dibarengi dengan suara teriakan yang sangat kencang, dan itu membuat telinga siapapun yang mendengarnya kesakitan.

Aaaaaaaaaa!!

Rain menutup telinganya dan enggrangnya terjatuh, dia terus berusaha menyeimbangkan tubuhnya karena dia hanya menapak dengan satu kaki.

You are DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang