Part 11

38 3 0
                                    

Satu minggu sudah berlalu sejak kejadian saat itu. Vivian juga sudah pulang dari Rumah Sakit, tidak lagi ada olahraga malam dari toilet ke ruang inap lagi bagi Rain, tidak ada lagi taman dan Tian setiap malamnya, karena selama Rain di Rumah Sakit Tian selalu menemaninya melewati malam di taman, sekedar ngobrol biasa atau bercanda bahkan berdebat.

Kasihan dia pamannya belum sembuh juga, mungkin lain waktu aku akan mengunjunginya karena selama ini aku tidak diperbolehkan mungkin karena masih di dalam ICU itu yang aku tahu dari Tian. Bebas, itulah yang menggambarkan keadaan Rain saat ini, setidaknya dia sudah bebas tidur siang saat pulang sekolah, bukan malah berkeliaran di taman rumah sakit dan tidur di sofa setiap malamnya, rasanya punggung Rain hampir patah karena setiap malam selalu tidur di sofa dalam waktu yang cukup lama, namun itu harus tetap ia jalani dengan ikhlas demi ibunya.

Tentang acara membolos waktu itu ternyata Tian di tolak oleh Najwa makanya dia frustrasi dan enggan untuk masuk kelas. Rupanya Najwa benar-benar membuat hidup Tian berubah 180°, Tian yang awalnya cuek masalah perempuan, yang awalnya perempuan bukanlah halangan untuk melanjutkan kehidupan menjadi berbalik setelah Najwa datang.

Mungkin ini pertama kalinya Tian di tolak oleh seorang perempuan, jadilah dia sekarang melampiaskan perasaannya kepada Nada, gadis yang katanya sih menyukai Tian sejak SMP namun tidak pernah dihiraukan oleh Tian, dan baru sekarang bisa bersama setelah sekian lama Nada menyimpan rasa, namun sayangnya bagi Tian itu hanya pelampiasan rasa saja, kejam memang seorang Keiza Sebastian Mahendra. Sebab sakit hati malah membuatnya menyakiti orang yang mencintainya sepenuh hati.

Dan untuk hubungan ku dengan Rino, biasa saja, datar - datar saja, bahkan buruk untuk akhir - akhir ini, Rino sering tidak membalas pesan ku, padahal aku sudah mulai menyimpan rasa untuknya. Aku tidak bisa membayangkan jika aku ditinggalkan pas lagi sayang - sayangnya, bisa kecewa dan trauma dengan cinta aku. Semoga saja tidak.

"Kalian berdua lari keliling lapangan basket 5 kali dan nanti pulang sekolah bersihkan toilet di gedung belakang!" Titah bu Yuyun tanpa bisa di bantah.

Pagi yang buruk untuk Tian dan Raina karena bangun kesiangan jadilah mereka telat ke sekolah, bagaimana bisa sama karena kemarin malem Tian di rumah sampai hampir jam 12 malam gara - gara tugas membuat film pendek. Jadilah sekarang mereka menjalani hukuman bersama dengan alasan keterlambatan yang sama pula.

"Bu 3 kali aja ya" bujuk ku sambil memohon dan melipat tangan di depan dada.

"5 kali Raina! Cepat"
Sambil melotot dan menunjuk ke arah lapangan basket.

"Yaudah bu tapi jangan bersihin toilet" tawar Tian sambil menampilkan wajah sok sedihnya. Mirip seperti anak kecil yang merengek meminta mainan kepada orang tuanya. Lucu.

"6 kali lari dan bersihin 2 toilet di lokal belakang, gedung sebelah kanan dan kiri, membantah lagi saya bersedia untuk menambah"
Waduh ini sih namanya sudah jatuh tertimpa tangga pula, sudah lari masih suruh jadi petugas kebersihan. Ingatkan Rain untuk memukul kepala Tian memakai buku setelah ini.

"Gara - gara kamu ini Tian! Seharusnya turuti saja tadi jangan di bantah, jadilah kita olahraga hari ini"
Ucapku sambil berjalan ke arah lapangan olahraga untuk melaksanakan hukuman.

"Lo juga tadi nawar! Udah sih lari aja  hitung - hitung olahraga"

"Yaudah kamu 9 kali aku 3 kali ya Tian, aku gak kuat lari banyak - banyak nanti aku bisa pingsan kan aku gak biasa lari - lari"
Bujuk Rain sambil berlari di sebelah Tian.

"Ogah! Jangan manja! Minta Rino sana kenapa jadi ke gue!"
Tian menjawab sambil berlalu mendahului Rain, dan Rain mendengus sebal.

°°°°°°°

You are DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang