Part 22

27 3 0
                                    

Keiza PoV

"Pulang sekolah langsung ke rumah, jangan kemana - mana, pokoknya langsung ke rumah, aku mau tanya sesuatu!"

"Ini anak kenapa masih sensi aja sih, heran gue"

"Iya bawel, jangan marah - marah mulu, kebanyakan marah beranak lo! 😁"

Gue pengen cepet pulang kalau kayak gini terus keadaannya, banyak cabe - cabean yang nyamperin gue, setidaknya kalau ada Rain gue ada alasan untuk menghindar atau mengabaikan pembicaraannya.

Si Nada bukannya melindungi gue malah nyari musuh, kan gue bingung mau berlindung ke siapa, si Najwa juga akhir - akhir ini kalau gue godain menghindar mulu, seperti ada yang di tutup - tutupin, padahal gue gak akan gigit tapi dia selalu lari kalau lihat gue mau nyamperin dia.

Sekolah benar - benar menyebalkan gak ada Raina, gak ada yang digodain, gak ada yang bisa gue pinjem ponselnya, buat teathring juga gak ada. Tapi ini yang paling gue gak demen, yang begini ini nih, anak kadal ngekorin gue mulu. 1,2,3

"Hai sayang"
Kan apa gue bilang, dia ini mirip bodyguard perempuan gue, padahal gue udah cuekin, gue hina - hina mulu, gue juga udah bikin dia sakit hati berkali - kali dengan deketin Najwa di depan matanya, tapi masih aja nempel.

Cinta itu bahagia namun gue gak nemuin kebahagiaan gue selama beberapa kali pacaran, hanya dengan satu orang yang gue rasa bisa bikin bahagia, pacar pertama gue.

"Sayang kamu mau ke kantin gak? Aku laper nih, jangan main game mulu lah"
Rajuk Nada di sebelah gue.

"Ck, lepasin elah! Jijik gue"
Jawab gue sambil narik tangan yang dia rangkul sembarangan, gue benci kalau ada yang gelendotan di tangan mirip monyet tahu gak.

"Hiss kamu kasar banget sih sayang? Eh Rain kapan sekolah?"
Tanyanya sambil merapikan poninya. Gue yang lagi main game sebenarnya males menanggapi tapi ya gimana lagi, gue masih pacarnya meski gue udah ogah.

"Mungkin 3 hari lagi"
Jawab ku sekenanya, ya lagian mana gue tahu kan gue belum lihat keadaan Rain hari ini.

"Yaahhh"
Ucap Nada dengan nada yang kecewa,  dia mengerucutkan bibirnya, terlihat dari sudut mata gue.

"Kenapa lo?"
Tanya ku penasaran sambil meletakkan ponsel di atas meja, bukan apa tapi Najwa mulai mendekat, sepertinya ngobrol dengan dia lebih asik.

"Gpp, cuma aku gak bisa nempel sama kamu gini lagi kalau Rain masuk, eh tapi gimana kalau aku pindah duduk sama kamu aja? Ide bagus kan?"
Usulnya dengan mata berbinar, gue auto melotot, ini gak bisa dibiarin, kalau Najwa yang minta dengan senang hati gue ijinin walaupun harus ngusir Rain gue rela deh, lah ini kembaran sapu lidi.

"Eh gak, enak aja, ini tempat duduk Rain, kalau lo udah ginuk - ginuk baru boleh duduk sini"
Ucap gue sambil berdiri dan benerin rambut.

"Kamu pasti gitu deh sayang"
Kesal Nada sambil mendengus.

"Eh! Kamu kemana"
Kata Nada sambil berlari menghampiri gue.

"Haish, bisa gak sih lo jangan jadi ekor gue hari ini? Bosen gue sama lo! Gue mau ke Najwa mau ngapelin gadis ginuk - ginuk"
Balas gue santai dan berlalu ke arah Najwa.
Gue gak peduli Nada mau ngikutin atau enggak, lagian dia juga sudah biasa ngelihatin gue ngobrol sama Najwa, bahkan jadi bahan bercandaan gue. Gue berharap dia marah dan mutusin gue, tapi nyatanya tidak ada perubahan sama sekali.

"Hai cantik, boleh duduk gak?"
Tegur gue ke Najwa yang asik main ponsel.

"Eh, ehm bo boleh"
Jawabnya sambil melihat ke sebelah gue, dia sepertinya melihat Nada dengan tatapan kikuk, tapi gue gak peduli, biarin dia jadi obat nyamuk gue sama Najwa.

You are DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang