Part 2

148 17 3
                                    

"Rain lo pulang sekolah ke RS?"

Tanya seorang laki-laki di sebelah ku

"Iya lah, kamu kan tahu kalau pulang sekolah aku pasti ke RS, jadwal pasti, kenapa tanya lagi?"

Jawab ku sambil mengerjakan soal yang di berikan guru sebelum beliau izin untuk rapat di luar guru

"Ya gak, mau minta temenin nongkrong di Cafe sebentar, mau ngomongin sesuatu penting"

"Tumben, di sini aja kenapa sih? Penting banget ya?"

Tidak terlalu mengejutkan sih, kita memang terkadang suka ketemu di luar jam sekolah, untuk mengerjakan tugas atau sekedar mengobrol, lumayan menghilangkan penat karena praktik - praktik yang mulai berdatangan, maklumlah kita kan sudah kelas 12. Ulangan harian dan praktik sudah menjadi santapan.

"Gak enak, udahlah nanti aja deh, gue anterin ke RS ntar"

"oke"
Aku menjawab singkat karena mulai bingung dengan soal kimia yang sepertinya ingin membunuh ku secara perlahan, ya bagaimana bisa soal satu bab disuruh mengerjakan kemudian dipahami dan minggu depan diadakan tes lisan.

Guru kimia ku memang sangat tegas, orangnya tidak mau main - main jika tentang pelajaran, contohnya saja waktu kelas 10 kita satu kelas disuruh untuk menghafalkan tabel periodik yang banyaknya minta ampun, dan penderitaan masih belum berakhir, kita masih dites hafalannya, jika tidak hafal alamat di bawah KKM nilainya.

Tian mengambil buku paket ku dan menutupnya.

"Lo apaan sih ganggu aja!"
Ucapku geram, Jika aku sudah mulai berbicara menggunakan panggilan lo gue berarti aku sedang marah besar, dan Tian tahu pasti tentang hal itu.

"Lo serius banget sih Rain, gak sopan banget gue ngomong panjang kali lebar lo malah no reken"

"Ini tuh tugas banyak, gak usah ganggu dulu bisa gak sih?"

Aku mulai merendahkan suara ku karena takut mengganggu teman - teman yang sedang berusaha fokus untuk mengerjakan.

"Gitu aja bingung lo, sini gue ajarin, kenapa lo gak tanya aja sih, kan lo tau gue masternya kimia, jangan sungkan lah"

Jawab Tian dengan di selingi bercandaan. Ya memang Tian ini sangat pintar tentang kimia, dia itu imamnya di kelas jika sudah pelajaran kimia, banyak yang memanggilnya anak kesayangan guru kimia sangking seringnya dia disuruh mengerjakan soal jika yang lain tidak bisa.

Ya walaupun seperti itu, walau dia sahabat ku aku juga tidak bisa bergantung dengan dia, karena aku juga ingin bisa dengan usaha sendiri ya walaupun otak ku tak seencer Tian, setidaknya tidak memalukan lah.

"Ini nih, soal nomor 5, udah aku masukin rumus tapi gak bisa - bisa, soalnya salah kali ya?"
Tanyaku, dan Tian mulai membaca soalnya. Tian memang seperti itu dia tidak langsung memberikan jawaban jika kepada ku, walaupun aku yakin dia sudah selesai, dia selalu membuat ku pusing dahulu baru setelah aku mulai menyerah dia memberikan jawabannya, entah kenapa dia seperti itu kepada ku, anehnya hanya aku, jika teman yang lain nyontek, dia selalu memberikan bukunya dengan cuma - cuma. Ku rasa dia pilih kasih jika dengan ku.

"otak lo yang salah bukan soalnya, gue tadi nemuin kok jawabannya, hitung lagi cobak"
Jawab Tian sambil memberikan bukunya pada ku dan dia mengambil hp ku untuk bermain game. Kebiasaan!

"Yaudah aku nyontek ya, aku pusing nih, mana buku kamu?"
Sambil berusaha mengambil buku tugas Tian

"Eh enggak enggak, mana ada kayak gitu, kerjain dulu, lo bisa, gue yakin, salah ngitung aja lo itu"

Huhhh, aku mendengus dan mulai mengerjakan ulang. Tiba - tiba ada yang datang ke bangku ku, dia Rina teman sekelas ku.

"Keiza (panggilan Tian di kelas) nyontek dong, lo udah selesai kan?"

"oh udah, nih"

See, dia dengan mudah memberikan buku tugasnya pada teman yang lain, sedangkan aku?. Pelit sekali dia ini, awas aja  aku hapus game di hp aku baru tahu rasa.




Little Grils





First story, semoga menginspirasi, agar tidak terpuruk lebih lama lagi 😉.

You are DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang