Part 35

40 2 0
                                    

"Kamu siapa?"

"Bukalah matamu, kamu cukup pintar tetapi kamu masih tidak bisa membedakan, lihatlah sekelilingmu, terkadang yang kau anggap benar bukan kebenaran yang sesungguhnya"

"Maksudmu?"

"Raina, jika suatu saat nanti kamu kecewa karena cinta yang semu jangan ragu untuk terus melaju, sebab hanya itu yang bisa membuatmu bangkit dari rasa sakit"

"Satu lagi, mereka dua orang yang berbeda, mereka hanya terlihat sama namun aslinya sangatlah berbeda, kamu harus bisa menyelesaikan secepatnya jika tidak ingin terluka"

Hosh Hosh Hosh

Aku terbangun dari tidur nyenyakku karena mimpi yang penuh teka-teki. Ku pikir hidupku syarat akan tantangan, semua yang ku lalui setiap hari seperti teka-teki yang harus ku pecahkan sendiri.

Aku melihat ke arah nakas, jarum jam menunjuk angka 5, aku bergegas turun untuk melakukan kewajibanku, sholat dan selanjutnya menuntut ilmu ke sekolah. Aku harap hari ini Tuhan memberikanku pemikiran yang jernih sehingga bisa melalui hari yang penuh misteri.

🍃🍃🍃

"Morning Tian"
Sapaku dengan senyum paling indah yang ku miliki.

"Hmm, morning"
Jawab Tian, masih tetap asik dengan game online yang membuat banyak hubungan kandas

"Terima kasih kotak musiknya, aku suka, tapi kok agak serem ya"
Ucapku.

"Kotak musik? Kotak musik apa?"
Tanya Tian dengan wajah yang penuh keberanan, ponselnya sudah dia taruh di atas meja.

"Kemarin malem kan kamu ke rumahku, ngasih kotak musik"
Jawabku jujur, karena memang seperti itu kenyataannya.

"Gue kemarin gak keluar rumah malem-malem Rain, bonyok gue ada di rumah jadi gue family time"
Jawab Tian. Aku melihat dalam bola matanya, mencari kebohongan yang dia buat, tetapi nihil, mata Tian menyorotkan kejujuran.

Aku merapikan dudukku, melihat ke arah depan sambil memikirkan kejanggalan demi kejanggalan yang selama ini terjadi.

"Tian"
Panggilku lagi.

"Hmm"

"Nanti kita keluar yuk, jalan-jalan"
Ajakku

"Kemana?"
Jawabnya masih sangat cuek, aku heran, cara dia mencintai memang seperti ini atau bagaimana, aku jadi ragu akan cintanya padaku.

"Ke taman aja, aku mau bicara sesuatu sama kamu, hal yang sangat penting"

"Iya, nanti gue jemput ke rumah lo"

Setelah itu pembicaraan selesai, sebab guru mata pelajaran sudah duduk di singgasananya.

🍃🍃🍃

"Ke taman yuk"
Ajakku kepada Tian setelah bel istirahat berbunyi.

"Males, lo aja sendiri"
Jawabnya sambil tetap bermain game online.

Terkadang aku sangat ingin menjadi orang sukses dan berpengaruh di dunia, aku ingin berkenalan dengan programer-programer ternama dan menyuruh mereka untuk menutup semua layanan game online, aku prihatin dengan perempuan yang memiliki kekasih, mereka seperti di duakan dengan benda mati dan akhirnya memilih untuk pergi. Jika sudah seperti ini pasti akan muncul asumsi bahwa laki-laki di dunia ini semuanya sama.

You are DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang