Part 5

56 8 0
                                    

Hari yang cerah dan senyum yang indah, semoga misi ku kali ini berhasil, dan semoga Tian benar - benar akan berubah dan melupakan masa lalunya.

"Hai Najwa? Boleh aku duduk di sini?"

"Boleh kok Rain, silahkan"
Jawabnya sopan, sambil menggeser duduknya. Waktu istirahat ini aku sengaja tidak ke kantin bersama Tian, karena memang dia yang menyuruh ku untuk menjalankan misi yang dia rencanakan.

"Ehm, Najwa kamu memang pendiam gini ya? Hehehe, walaupun kita sudah lama sekelas, baru kali ini aku ngobrol sama kamu"

Aku bingung sebenarnya mau memulai pembicaraan dari mana, karena aku selama ini tidak terlalu peduli dengan lingkungan, bukan aku menutup diri, tapi karena teman perempuan di kelas ku seperti memiliki Clan gosipnya masing -  masing, jadi aku bingung mau berteman akrab sama siapa.
Lagian aku juga males berantem, clan cewek di kelas ku sering banget berantem, yang awalnya hanya ada 3 sekarang terpecah belah jadi ada 5. Ini nih yang membuat kelas ku jauh dari kata kompak, karena selalu ribut soal pendapat yang paling baik.

"Iya kamu kan selalu sama Keiza, oh iya kamu pacarnya Keiza ya?"

"Mmphhh hahahaha"
Aku tertawa sambil memegang perut ku, bukan, bukan karena tampang Najwa yang bertanya dengan wajah yang kelewat polos, tetapi pertanyaannya tidak memungkinkan untuk di jawab.

"Emm, aku salah pertanyaan ya? Maaf - maaf"
Jawab Najwa sambil menundukkan kepala. Tuh kan Najwa ini orangnya emang kalem banget ya, kalau sama Tian aduhhh, bisa berubah banget nih cewek, selera Tian begini banget dah, dia gak ngaca dulu apa ya?

"ehh enggak enggak Najwa, maaf, aku hanya merasa pertanyaan kamu itu terdengar menggelikan, aku sama Tian pacaran? Tidak mungkin, dunia akan hancur Najwa, kamu ada - ada aja sih"

"Ohh, ya habisnya kan kamu satu-satunya perempuan yang bebas bencanda dengan Keiza, kamu deket banget kan, jadi ya aku berpikir seperti itu"
Jawab Najwa sambil sesekali menundukkan kepala.

"Tidak, tenang aja Najwa, Tian lagi free kok, kita ya memang sebatas sahabat aja, lagian dari kelas 10 juga sebangku, jadi ya mau gak deket gimana ya kan?"

"Ehm iya" sambil tersenyum.
Aduhhh nih cewek lugu banget dah, Keiza awas aja kalau cewek seperti ini di permainkan.

"Oh iya, Tian itu orangnya baik lho Najwa, dia itu sebenarnya tidak terlalu dingin jika kita mau mengenal lebih dalam lagi, bahkan dia itu sebenarnya jago banget meluluhkan hati perempuan, dia asik kalau yang di ajak ngobrol juga asik, ganteng lagi, duhh pokoknya Tian itu paket ++ deh, calon pemasok bibit cogan"

Tuh Tian denger, aku udah promosiin kamu ni, mendadak jadi sales penjual cogan aku, untung sahabat.

"hehe, iya Rain, dia ganteng dengan caranya sendiri" jawabnya sambil tersenyum manis ke arah ku.

Waduhhhh, nih kalau orangnya ada di sini pasti kepalanya besar nih.
Aku ngobrol banyak dengan Najwa kali ini, aku juga meminta kontaknya, dan sepertinya kita bisa menjadi teman.
Karena sang guru tercinta keburu masuk jadilah pembicaraan kita terpaksa berakhir, tapi aku sudah mendapatkan banyak info tentang Najwa, sepertinya dia juga free, katanya sih baru putus sama mantannya, karena terlalu posesif.
Ini nih cowok kalau sudah sayangnya kebangetan bikin petaka buat dirinya sendiri, pada dasarnya cewek itu tidak terlalu suka dengan perhatian berlebihan, tambah sayang tidak,  makin ilfil iya. Ya bukan tidak mau diperhatikan juga sih, namun lebih tepatnya secukupnya saja, kalau kebanyakan muntah kan jadinya.

"psst, gimana? Najwa positif kan?"

Tanya Tian di sela - sela mengerjakan tugas, gurunya ada di depan asik main handphone, guru sejarah ini memang termasuk salah satu generasi menunduk, walaupun sudah STW (setengah tuwek) tetapi dia selalu update soal apapun, seperti abg baru puber.

"Positif aja sih menurut ku, tapi dia baru putus, dia gak suka cowok terlalu posesif jadi kamu harus pengertian sama dia"

Jawabku sambil tetap mengerjakan tugas, lagian kurang 1 nomor saja setelah itu selesai dan bisa ngobrol sepuasnya. hehehe.

"Tenang aja, apa sih yang gak bisa gue lakuin, pasti kepatil bentar lagi, lo tunggu aja"

"Dih PD banget lo" sambil menoyor kepalanya dengan pulpen ku.

"Tunggu tanggal mainnya aja cantikku" jawabnya sambil menarik hidung ku dan mengangkat alisnya genit.

"Cih, jijik Tian"
Ucapku sambil berakting mau muntah.

"Eh Tian, ntar nebeng ya ke RS, lagi KS nih aku, harus mulai irit juga"

Pintaku dengan tampang melas, semoga Tian berbaik hati pada ku, hehehe.

"iya iya, mulai kere nih ya"

Jawabnya sambil tertawa. Nih ya kalau tidak di kelas sudah ku pukul kepalanya pakai sepatu, bukannya prihatin malah ngetawain, gini nih sahabat rasa musuh.





Little Grils









First story, semoga menginspirasi, agar tak terpuruk lebih lama lagi 😉.

You are DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang