Chap 15: She has weakness about Him.

16.7K 1.2K 34
                                    

Savanna dan Senna duduk dibarisan bangku ketiga dari depan. Bangku kelas sudah di isi oleh beberapa mahasiswa dan mahasiswi. Dosen yang mengajar belum datang jadi kelas terdengar berisik.

Savanna menghela nafasnya entah berapa kalinya saat Senna tidak berhenti untuk membujuknya menceritakan apa saja yang terjadi sewaktu dirinya di rumah kakek dan neneknya entah keberapa kalinya.

"Sav, ayo." Kata Senna.

"Ayo kemana sih, Sen." Kata Savanna yang fokus membaca bukunya.

"Ayo ceritain apa aja yang terjadi di sana."

"Ga terjadi apa-apa."

"Bohong!" Seru Senna. "Lo kesana kan bareng Sion. Pasti terjadi apa-apa diantara kalian."

"Gue kesana bareng mama sama mamanya Sion juga."

"Tapi Sion ikut kan. Jadi, sama aja."

Savanna menghela nafasnya. Setelah memberi penanda dibuku. Savanna menutup bukunya dan menatap Senna yang menatap baliknya dengan penuh harap.

"Udah cerita aja gimana reaksi Oma sama Opa ketemu Sion??"

"Mereka welcome sama Sion. Apalagi Oma. Dia seneng banget ngeliat Sion."

"Terus-terus"

"Terus apa? Ya selama disana semuanya baik-baik aja."

"Gue berharap suatu saat nanti gue dapet cowok kayak Sion." Kata Senna menampilkan pandangan mata harapan.

"Kenapa??"

"Well, he is treat you better. Very better. Like a King treat his Queen. And you're the lucky girl in this world to have boyfriend like him."

"Yeah, i am."

"Sion itu cowok langka--" ucapan Senna terpotong oleh Savanna.

"Lo kira Sion seperti hewan yang hampir punah dan langka yang harus dilindungi??" Kata Savanna sarkastik.

"Bukan itu maksud gue. Coba pikir. Sion itu boyfriend material banget. He is very perfect. Handsome, genius, cool, awsome, etc. That's way i say Sion is rare."

Ya, Savanna tidak bisa menyangkalnya. Yang dibilang Senna memang benar. Sion terlalu sempurna dan langkah. Kesempurnaanya membuat para pria seusianya dibuat jealous.

"Banyak perempuan yang mencoba mencuri perhatiannya. Terutama perempuan yang bernama Shania. Udah hampir dekade Shania kating jurusan ekonomi dan bisnis mendekati dan mengincar cowok lo."

"Ya gue tau itu."

Savanna kadang dibuat kesal oleh tingkah Shania yang tidak tau malu dan diri mendekati cowok yang sudah mempunyai pacar.

"Gue benar-benar ga suka tingkahnya." Sunggut Senna. Lo harus selalu ada di sisi Sion."

Savanna mengangguk.

"Gue percaya Sion." Savanna menatap jarinya yang terpasang cincin. Cincin berbentuk ombak pemberian Sion.

He's not leaving me alone,

SAVANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang