CHIVE 1√

33.1K 555 3
                                    

Author'S

Matanya masih memerah sama seperti sebelumnya dan butiran air mata itu terus mengenang dikedua dasar pipinya hingga ia merasakan sebuah dekapan hangat dari kedua lengan kokoh ditubuhnya.

"don't weep, don't had the blues baby...," sedikit senyumnya mengembang, ia berbalik menatap kedepan.

"Sekarang gimana, Om?" tanyanya.

"Apanya yang gimana sayang, hem." ia menatap ragu kedua mata yang menatapnya lembut seakan tak ingin kehilangan lagi.

"Venaya takut sendiri. Venaya mau ikut Om" ya, namanya Venaya Vanesia atau biasa dipanggil V. gadis yang baik, cantik, imut, dan juga manis berusia 17 tahun. Ia baru saja merasakan sakit yang teramat dalam karena hilangnya kendali pesawat yang membawa kedua orang tersayang nya menuju Australia yang menyebabkan kedua orangtuanya meninggalkan dunia. Membuatnya harus tabah dan lagi, tak ada dari keluarganya yang mau manampungnya baik dari ayah ataupun ibunya tetapi satu yang membuatnya kini masih hidup dengan bernafas yaitu pamannya atau ia biasa memanggil dengan panggilan Om Chiko. Dan sekarang waktunya seluruh kehidupannya bersama marga Siregar.

"V nggak sendiri kan masih ada Om, kita nggak akan kemana-mana sayang." ucap Chiko dengan lembut sembari membelai rambut panjang Venaya.

"Beneran. Om nggak bohong kan?" Chiko tersenyum dan menggelengkan kepalanya membuat senyuman manis itu terbit beriringan dengan pelukan Venaya pada Chiko.

"Terima kasih Om, V sayang sama Om." Chiko mengeratkan pelukannya dengan menumpukan kepalanya diatas kepala Venaya, sesekali ia mengecup pucuk kepala gadis remaja tersebut.

\\\\\

Kedua matanya terbuka, perlahan ia menatap sekelilingnya dan menoleh kesamping tepat dimana seorang pria dewasa yang tertidur begitu damai, tangan halus tersebut terulur mengusap inci wajah tampan yang menghiasi pria tersebut.

"Jangan menggodaku sayang, atau kubuat kau tak bisa berjalan." wajahnya merona pias lalu memeluk tubuh polos Chiko dengan menyembunyikan wajah malunya.

"Om?"

"Iya, sayang." jawab Chiko dengan mengusap punggung polos gadis-nya.

"Venaya mau ikut Om kekantor?"

"V kan mesti kuliah sayang, nanti pulang kuliah baru kekantor." V menatap Chiko dengan berkaca-kaca, sebentar lagi pasti tangisannya akan segera pecah. Chiko dengan gesit membawa V dalam pelukannya dan mengecupi bibir mungil tersebut.

"Boleh kan Om?" tanyanya lagi dengan penuh harap.

"Huftt ... Om benar-benar tidak bisa menolakmu sayang." kata Chiko dan benar saja, bukan sebuah tangisan yang terdengar tapi sebuah pekikan senang dari gadis tersebut yang langsung menaiki tubuh Chiko dan menciumi keseluruhan wajah pria tersebut.

"Tapi...?"Chiko memeluk pinggang ramping Venaya dengan tersenyum tipis, tangannya bergerak mengusap area sensitif gadisnya yang masih polos tanpa helai dengan sekali hentakan Venaya merasakan ngilu diantara kedua pahanya, ia lalu tersenyum merona menatap Chiko yang masih memainkan perannya.

"Jangan lupa minum obatnya ya, sayang." ucap Chiko dan dibalas anggukan kepala oleh Venaya.

"Kalau V lupa gimana Om? Trus kalau V hamil...?" tanya Venaya yang kini telah berbaring berbantalkan lengan Chiko dan memeluk tubuh pria tersebut, setelah percintaan mereka yang baru selesai.

"Om akan nikahin kamu sayang, Om bukan pria bodoh yang berani ngelakuin itu tanpa konsekuensi tanggung jawab." jawab Chiko.

"Terus kalau nanti ada perempuan yang datang sama Om, terus bilang kalau dia hamil anak Om gimana? Berarti Venaya bakal di madu sama om." Chiko terkekeh geli mendengar penuturan polos gadisnya, ia menatap Venaya yang juga menatapnya.

"Emang V mau dimadu?" Venaya menggeleng kuat mengerucutkan bibirnya kedepan.

"Makanya buat Om nyaman terus kalau deket sama kamu. Om nggak akan maduin kamu."

"V harus gimana Om, supaya Om Chiko selalu nyaman kalau sama V." Chiko tersenyum merekah.

"Jadi istri Om itu udah buat om nyaman." ucap Chiko.

"Tapi V masih kuliah Om,"

"Nggak ada larangan, sayang. Kalau kamu mau kuliah walaupun udah nikah."

"Venaya mau nikah sama Om tapi, Om harus janji jangan pernah madu Venaya dan jangan tinggalin Venaya." Chiko tersenyum lega ia membawa V dalam pelukannya dan mengecupi bibir gadisnya tersebut.







\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\ Huuuhhh...Legaaa nih udah minum aer😂😂😂..abal abal banget yaa,gaje semua deh hehee..next--yaaa😊😊😊..
Makasih😙
\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\

FOREVER ALONG #Siregar-1- [COMPLETED]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang