"Lo harus tahu sesuatu V?" katanya, Venaya masih menatap wanita itu dengan heran dan penasaran,apa yang perlu ia ketahui?"Gw Kirana. V lo harus tahu kalau orang tua lo masih hidup."
/////
Tatapan matanya kosong layak yang tak berarah, perih itu kembali menyiksanya. Siapa yang disini benar, penglihatannya ataukah pendengarannya."Gw hanya tahu kalau ayah dan ibu sudah meninggal karena kecelakaan." ucap Venaya.
"Bukan mereka V." Venaya menatap teman kecilnya yang bernama Kirana itu yang kini sedang duduk dihadapannya.
"Om Chiko." tetesan air matanya kini kembali mengalir lagi, apalagi yang harus ia ketahui.
"Ya."
"Tapi V, Chiko belum tahu tentang ini. Dia cuman tahu kalau lo bukan anak dari orangtua nya yang sudah meninggal. Dia belum tahu kalau ternyata itu adalah orangtua nya." kata Kirana, Venaya mengangguk dan tiba-tiba deringan dari ponselnya terdengar, terlihat di layar ponselnya sebuah panggilan dari kekasihnya tercinta.
"Halo sayang?"
"...."
"Aku ada dikafe dekat kantor, tadi udah selesai kuliah jadi kekafe sekalian mau ke Om." Venaya mengulum senyumnya, ia menatap Kirana yang hanya memutar matanya jengah sambil meminum jusnya.
"...."
"Iya Om, nanti Venaya bawain kue ya buat Om."
"...."
"Okey, mmmuuuahh ... Love you too.."
Venaya kini menatap Kirana yang juga menatapnya.
"Ki?"
"Hm."
"Lo mau kan bantuin gw?"
"Bantuin apaan." Venaya bangkit dari duduknya berjalan pada Kirana dan membisikkan sesuatu, yang awalnya membuat wanita itu terkejut namun setelahnya tersenyum geli.
"Lo yakin bisa berhasil, kalau gagal mampus lo." kata Kirana.
"Ya doain lah biar berhasil, lo gimana sih." kata Venaya dengan cemberut.
"Iya iya gw pasti doaian, udah deh gw mau balik nih kasian boyfriend gw nungguin tuh didepan." ucap Kirana sambil menunjuk pada pria tampan yang sedang berdiri disamping mobil mewah berwarna hitam, Venaya tersenyum mengucapkan terimakasih dan menatap Kirana yang kini sedang berjalan kearah kekasihnya, dan berlalu meninggalkan kafe.
Venaya tersenyum ramah pada setiap staff karyawan yang menyapanya, mereka memang sudah mengetahui kalau Venaya adalah calon istri dari bos besar mereka, maka dari itu agar tidak menimbulkan masalah jadi harus berlaku baik tanpa wajah dua karena Chiko Siregar bisa membaca disetiap wajah yang menipu. Kini Venaya sudah berada didalam lift saat sudah masuk tiba-tiba ada sesuatu yang menahan pintu lift tersebut, seketika gadis tersebut merona padam melihat siapa yang sudah lancang menahan pintu liftnya.
"Hai sayang, ada apa dengan kedua pipimu itu hem." Venaya makin dibuat salah tingkah saat pintu lift telah tertutup bersamaan dengan tubuhnya yang merapat pada tubuh Chiko, Venaya menatap kekasihnya yang kini terlihat sangat begitu ... sexy walau masih dengan pakaian formalnya.
"Ommmhh.." desah Venaya pada Chiko yang kini tengah mengecup lehernya.
"Ya sayang," ucap Chiko parau yang kini menatap gadisnya dengan tersenyum manis.
"Om! Jangan digigit, sakit...," rengeknya pada Chiko yang masih menyangkut kan gigitannya pada leher putih Venaya.
"Ini salah, itu salah. Apanya yang benar." gumam Chiko sambil melepaskan pelukannya pada V dan saat lift terbuka, ia berjalan terlebih dahulu. Ulala-merajuk konon. Venaya tersenyum geli menatap kekasihnya yang semakin terlihat sexy ketika merajuk begitu, Venaya mengejar langkah Chiko dan hap. Ia melingkarkan kedua tangannya pada perut kekasihnya tersebut dengan terus berjalan menuju ruangan Chiko.
Dalam ruangan..
"Aaaa...." Chiko membuka mulutnya saat Venaya menyuapinya dengan sepotong kue apel kesukaan pria tersebut, Venaya yang kini duduk diatas paha Chiko sedangkan pria itu yang kini sedang mengetik sesuatu di layar monitornya.
Cup
Cup
Cup
"Sayang, jangan mengganggu." kata Chiko masih berfokus pada layarnya. Venaya cemberut dan segera turun dari pangkuan pria tersebut, ia kemudian duduk diujung sofa menatap Chiko yang sudah mengalihkan tatapannya pada Venaya.
"Kemari sayangku." ucap Chiko dengan merentangkan kedua tangannya, Venaya menggeleng dan menatap kesamping. Pria tampan tersebut begitu gemas dengan tingkah gadis kecilnya yang sedang merajuk, begitu manis.
"Kemari sayang." kata Chiko lagi dan dengan langkah pelan Venaya berjalan menuju pada kekasihnya dan kembali berpangku pada paha pria tersebut. Venaya masih diam merengutkan wajahnya masih dengan menatap pemandangan gedung bertingkat dari kaca ruangan.
"Siapa yang salah?"
"Om." Chiko tersenyum mendengar ketusan kata dari gadisnya.
"Siapa yang benar?"
"Om."
"Siapa Chiko?" Venaya menatap mata kekasihnya yang juga menatapnya, ia mengusap rahang Chiko dan menenggelamkan wajahnya pada leher pria tersebut.
"Punya Venaya.."
////////////////////////////////////
Habis terang terbitlah gelap 20:53
Akhirnya,panjang juga nih...semoga nggak pada muntah ya???Telattttt😩😷😖 wkwkwkwkwk...
////////////////////////////////////

KAMU SEDANG MEMBACA
FOREVER ALONG #Siregar-1- [COMPLETED]√
RomanceWARNING 17+ [ROMANSA CINTA KEHIDUPAN YANG PENUH DENGAN LAW DEMAND.STORY'S FIKSI ABAL2.] Venaya Vanesia atau sering dipanggil V dalam huruf abjad.harapan yang singkat dalam hubungannya bersama masa depannya,hidup serumah bersama seseorang yang telah...