E X T R A P A R T√

9K 153 0
                                    

Finised X Extra-part..Thank's you😇😇😇
Kepada semua pembaca CHIVE yang telah menemani author dari awal sampai akhir, author mengucapkan rasa terimakasih kepada kalian, semoga kita semua bisa memilah mana yang patut dan yang tidak patut dalam cerita ini. untuk info sequelnya CHIVE author udah buat tapi agak lamaan baru author Publish sequelnya..nggak apa2 yaa guys😊😊😊

/////

"Mara Mora! Kembali sayang!" kedua anak gadis manis itu terus berlari tanpa mengindahkan panggilan sang ibu yang kesusahan mengejar putrinya dengan membawa nyawa baru.

"No no no mommy.. Hihi.." kata gadis belia yang bernama Mara itu dengan imutnya diikuti oleh tawa kecil Mora.

Amara Milano Siregar & Amora Milana Siregar. Gadis belia yang berusia 5 tahun itu memiliki kecerdasan yang turun temurun dari keluarganya selain cerdas mereka juga sangat lincah dalam pergerakan sehingga kedua orang tuanya harus menyewa baby sister sebanyak 10 orang dan itupun masih kurang dalam menjaga mereka, apalagi sekarang sang nyonya besar tengah mengandung anak kelima dan keenam mereka yang berusia 7 bulan.
Bahkan kedua kakak lelaki mereka yang menjadi keprotektifan mereka itu sampai kewalahan dalam mengurus dua putri yang imut tersebut.

"Huh! Aku lelah sekali.." Venaya menyandarkan kepalanya disofa sambil terus memperhatikan kedua putrinya yang sedang bermain di karpet dan juga berlari-lari mengelilingi sofa-sofa dan tertawa. Venaya tersenyum dengan mengusap perutnya yang membesar karena perkembangan calon anaknya dan suaminya.

"Daddy pulang, Princess!" Venaya tersenyum manis saat melihat suami tercintanya yang sudah pulang, sedangkan Mara dan Mora yang sudah berlari dan memeluk Chiko. Chiko mendekat pada istrinya yang masih duduk disofa dengan menatapnya, ia mencium bibir Venaya sekilas lalu mengusap perut Venaya dengan lembut.

"Lelah.." Venaya mengangguk manja sambil menunjuk pada putri-putrinya yang sudah tertidur di pelukan Chiko.

"Aku akan membawa mereka ke kamar dulu, kamu tunggu disini, jangan kemana-mana sampai aku kembali, okey." ucap Chiko, ia mencium kening Venaya dan berlalu menuju kekamar putri kembarnya yang berada disebelah kamar Rey kakak kedua mereka.

Grey sudah menikah, ia tinggal di luar negeri bersama istrinya dan putranya. Ia pulang menjenguk Chiko dan Venaya bersama keluarga kecilnya hanya di akhir tahun. Dan Rey yang terkadang saja ada dirumah besar tersebut, Rey yang mempunyai apartemen sendiri itu hanya kembali kerumah tiga kali dalam sebulan.

"Apa Grey ada menelponmu, sayang?" tanya Chiko dengan memangku Venaya, mereka sedang menonton film diruang bioskop kecil yang berada dikamar mereka.

"Ada. Dia bilang akan pulang sebulan terakhir sebelum bulan desember, menantu kita sedang mengandung, Grey menunggu sampai istrinya benar-benar kuat sesuai konsultasi dokter." jawab Venaya sambil membawa telapak tangan Chiko untuk mengusap perutnya, dan Chiko dengan senang hati mengusapnya bahkan sesekali ia menciumnya.

"Putra kita full juga ya dalam urusan ranjang." gumam Chiko, Venaya terkekeh mendengar gumaman suaminya itu yang lebih tepatnya ditunjukkan pada dirinya sendiri.

"Yaa, sama seperti papanya.." Chiko menatap mata Venaya dengan tersenyum manis.

"Chio aku sangat lelah. Besok saja ya sayang...," ucap Venaya dengan wajah memohonnya dan tentu itu membuat Chiko mau tidak mau harus masuk kekamar mandi untuk melampiaskan semuanya.

"Aku sangat mencintaimu, suamiku! Maaf yaa sayang!" teriak Venaya saat Chiko menutup pintu kamar mandi.

"Aku juga mencintaimu sayangku, dan aku akan meminta jatahku besok. Titik." Venaya tertawa kecil mendengar tagihan janji suaminya itu.

/////

Dua bulan kemudian ...

"Opa, itu dedek bayinya siapa namanya?" tanya Alig, putra pertama Grey kepada Chiko yang tengah menggendong putrinya yang sudah lahir satu jam yang lalu setelah anaknya yang kelima lahir dan berjenis kelamin laki-laki. Chiko tersenyum menatap cucu pertamanya dari putranya Grey.

"Namanya Raiyara Eling Siregar, boy."

"Wow! beautiful opa. Namanya sama seperti nama Alig."

"Nama Alig?" Chiko terkekeh kecil setelah mengerti maksud cucunya itu.

"Iya, nama Alig kan. Alig Reang Siregar, opa." semua keluarga besar itu tertawa mendengarkan interaksi antara kakek dan cucu tersebut. Sehingga kedatangan seorang pria didalam ruang rawat Venaya itu membuat Alig, Mara dan Mora berlari kearah pria tersebut dan memeluknya.

"Hei. Boy handsome and girls-girls beautiful!"

"Hei. Uncle Rey yang tampan!"

"Pa, ma, kak.." Rey mendekati Venaya setelah menurunkan ketiga kurcaci itu dan mencium kedua pipi mamanya itu lalu beralih ke Chiko dan mencium kedua pipi papanya, ia kemudian tersenyum pada kakak iparnya dan melakukan hal yang sama dan Grey yang tidak menyukai hal tersebut hanya bisa pasrah saat Rey sudah melayangkan kecupan manisnya dikedua pipinya tanpa rasa malu akan usianya yang sudah menginjak angka 30.

"Kembar lagi pa?" Chiko menatap Rey tanpa ekspresi.

"Kamu masih bisa melihatnya kan nak, itu adikmu." kata Chiko.

"Sama seperti mama dan juga papa. Siapa namanya pa?" kali ini Rey serius.

"Yang perempuan namanya Raiyara dan yang laki-laki namanya Farda." kali ini Venaya yang menyahut dengan tersenyum.

"Sangat cocok sekali. Aku harap aku akan segera tau siapa nama anakku." keadaan tegang itu seketika menghilang saat suara ketiga kurcaci tadi terdengar sedang berdebat dihadapan dua box bayi dan mereka pula menyebabkan dua bayi kecil tersebut menangis kencang dan membuat semua orang harus siaga menenangkannya.

Grey menatap adiknya dengan air matanya yang mengenang dipelupuk matanya. Ia ingat saat Rey menyadarkannya untuk selalu berusaha mencari jejak hidupnya yang hilang sampai akhirnya ia menemukannya melebihi batas kebahagiaan. Dan sekarang Rey sedang membutuhkan kekuatan darinya.

"Rey?" Rey menolehkan wajahnya pada Grey, ia saat ini sedang memangku Farda. Mereka sekarang lagi berada di taman untuk berjalan-jalan, sedangkan di ruang rawat Venaya sedang kedatangan Keluarga kecil Fathur dan Kirana.

"Iya kak,"

"Apa kamu mencintai dia?"

"Kenapa kamu menanyakan hal yang sudah kamu ketahui Grey. Lebih dari sekarang aku sangat mencintainya." Rey menatap keatas agar ia tidak mengeluarkan air matanya dihadapan Grey, karena ia terlalu gengsi dan malu.

Grey tersenyum.

"Rey. Namanya Rey sama seperti daddy nya.."

"Pulanglah sekarang. Aku akan membawa Farda kembali pada mama, sepertinya adik tampan kita ini merasa haus." ucap Grey dengan mengambil alih Farda dan menggendongnya. Rey terkekeh pelan sambil menjatuhkan air matanya, untuk ketiga kalinya ia menangis dalam hidupnya. Saat merelakan separuh darahnya untuk seseorang, saat seseorang itu pergi darinya dengan membawa putra mereka, dan ini saat seseorang itu kembali lagi membawakan secercah harapan untuknya.

Semua akhirnya merasakan hal tersebut, dimana saat kebahagiaan lepas kendali hingga menuju pada jalan yang tidak tentu arah.
Tapi sekarang tidaklah sama. Siregar selalu berakhir dengan bahagianya tersendiri.








//////////////////////////////////////////////////////
Cieee yang habis mewek sedih😭😭😭..
Penasaran yaa sama storynya abang2 tamvan di atas itu😉
Tungguin aja ya guys,ada kok.. Bye byee muah dulu😗😗😗..
//////////////////////////////////////////////////////

FOREVER ALONG #Siregar-1- [COMPLETED]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang