CHIVE 5√

18.2K 316 1
                                    

Senyumannya terbit masih dengan mata terpejam entah tiba-tiba matanya terbuka menatap sesuatu disampingnya, matanya menatap dada bidang kekar yang berada dihadapannya tanpa menghitung detik waktu tangisannya pun pecah.

"Huaaa!" Chiko. Ya, pria itu seketika terduduk dari rebahannya dan menatap Venaya yang masih menangis, pria itu tersenyum geli dengan membawa gadisnya kedalam dekapannya.

"Om kenapa ninggalin aku?" ucap Venaya dengan suara paraunya sambil menatap mata Chiko.

"Om nggak ninggalin kamu, sayang." jawabnya.

"Tadi malam Om pergi kemana?" tanya Venaya lagi, Chiko tersenyum dan mendekatkan dirinya pada Venaya dan mengecup sekilas bibir merah gadisnya itu.

"Beliin kamu pembalut sayang." Venaya menganggukkan kepalanya tapi sesaat tiba-tiba kedua matanya melebar, tatapannya beralih pada sprei putih dibawah tubuhnya yang sudah tidak terlihat warna putih lagi dan digantikan oleh warna merah darah. Gadis tersebut menatap Chiko dengan mata berair dan bibir bergetar.

"Maaf." gumam Venaya, Chiko masih diam menatap kekasihnya, terlintas ide gilanya untuk mengerjai Venaya, hingga menit berlalu Chiko masih diam dan itu membuat Venaya semakin merasa bersalah. Venaya merapatkan tubuhnya memeluk tubuh Chiko dengan isakan kecilnya dalam dada bidang pria tersebut.

"Nanti-nanti Venaya bakalan cuci spreinya kok, V janji Om, jangan marah." gumam Venaya semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Chiko.

"Biarin pembantu nanti yang cuci, sayang. Kan hari ini Venaya ada kuliah." Venaya mendongak menatap Chiko yang juga menatapnya dengan tersenyum lembut, dengan tampang polosnya Venaya mengangguk dan kembali memeluk tubuh kekasihnya tanpa mau melepaskan.

Chiko Pov'S

Aku mengernyit menatap Venaya yang juga menatapku diam.

"Ada apa sayang?" tanyaku, dan gadisku itu masih diam menatapku hingga tiba-tiba kurasakan sebuah benda kenyal menyentuh bibirku semakin dalam dan membuatku mendesah. Kutatap rona merah dikedua pipinya, Venaya mengambil punggung tangan kananku dan menciumnya layaknya seorang istri. 'Oh. Istri, sepertinya aku sudah tak sabar ingin segera memilikinya seutuhnya.' Aku tersenyum dengan mengusap rambutnya yang ia gelung keatas membuat leher putihnya itu terekspos liar, dengan segera ku gerai rambut panjangnya tapi sebelum itu sudah kuberikan tanda cintaku padanya.

"I love it when i catch you looking at me."

"I Never not love you, my home."

/////
Setelah mengantar kekasih kecilku dengan selamat kekampusnya, dengan segera aku berlalu kearah kantorku yang sudah kubangun sejak usia 5 tahun. Tak percaya? tapi itulah kenyataannya. Karena hidupku telah usai semenjak margaku berganti dengan marga Siregar Vanesia .

/////

"V!" Venaya yang merasa dipanggil segera menolehkan kepalanya kebelakang menatap seorang wanita yang usianya satu tahun lebih darinya, wanita tersebut sudah sampai ditempat Venaya berdiri, masih menetralkan nafasnya lalu wanita itu pun mulai mambuka suaranya.

"Lo harus tahu sesuatu V?" katanya, Venaya masih menatap wanita itu dengan heran dan penasaran, apa yang perlu ia ketahui.

"Gw Kirana. V lo harus tahu kalau orang tua lo masih hidup."









////////////////////////////////////
Maaf ya teman..😇😇😇
Cuman bisa dapat segini,hehee..Pendek banget yaa,maafin deh.entar dicerita selanjutnya doain author ya semoga bisa nyampek batas kata yang kayak biasanya,semoga imajinasi author balik lagi soalnya tadi lagi jalan-jalan sama soulmatenya😭😭😭#Nasib Jomblo Tak Berkarat #Heaahhhhh😒😒😒
////////////////////////////////////

FOREVER ALONG #Siregar-1- [COMPLETED]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang