CHIVE 20√

6.5K 146 0
                                    

Venaya bersandar dalam dada bidang Chiko, mereka menikmati suasana disekitar taman kota yang sejuk dan menenangkan. Telapak tangannya mengusap perut Venaya dengan gerakan lembut.

"Chio lihat itu!" seru Venaya dengan menunjuk segerombolan balon warna-warni yang berterbangan di udara, Chiko mengikuti arah tunjuk istrinya, ia mengecup kepala Venaya dan tersenyum.

"Ini benar-benar hari yang indah Chio. Terima kasih untuk semua kebahagiaan ini sayang." Venaya menegakkan tubuhnya menatap suaminya lalu mencium kedua pipi Chiko.

Chiko tersenyum sangat manis untuk istrinya, hanya untuk istrinya. Beberapa menit berlalu, Venaya mengedarkan matanya ke sekeliling taman yang masih ramai hingga tatapan matanya jatuh pada seseorang yang sangat familiar di matanya.

"Mbak Anuri?"

"Hah, kamu menyebut nama siapa sayang?" tanya Chiko dengan menatap mata istrinya yang tidak ditempat.

"Mbak Anuri, Chio. Dia ada disini! Bagaimana ini, aku harus menyiapkan kata-kata yang pas untuknya dan membuatnya ..."

"Pak Chiko, Venaya." belum habis kalimatnya, Anuri sudah memotong dengan tersenyum yang membuat Venaya mual.

"Hai Anuri, bagaimana kabarmu?" kedua mata Venaya melebar menatap Chiko yang sepertinya acuh dengan masih asik mengobrol dengan Anuri. Hingga Venaya merasakan kedua matanya memanas dan ia pun menangis langsung membuat Chiko segera memeluknya dan menenangkan istrinya itu.

"Ssttt, jangan menangis sayang, heum. Aku mencintaimu." Venaya menatap mata suaminya masih dengan terisak kecil. Chiko mencium lembut kedua mata istrinya yang memerah.
Anuri tersenyum kecil menatap kemesraan Chiko dan Venaya. Tidak bisa ia pungkiri kalau dulu ia memang menyukai Chiko tetapi rasa itu hanya sesaat dan ia tahu kalau itu hanyalah sebuah rasa suka angin berlalu yang tak perlu terlalu dirasakan walaupun sangat nyata terasa.

"Ehem!" Anuri berdehem mengalihkan perhatian kedua insan tersebut, Venaya menatap Anuri masih dengan berada dalam dekapan suaminya.

"Maaf menggangu moment indah kalian, tapi aku hanya ingin memberikan ini. Kuharap kalian akan datang ya." Anuri memberikan pada Venaya sebuah undangan dan itu adalah sebuah undangan pernikahan. Anuri menikah dan takdirnya adalah saudara kembar Fathur, yaitu Farhan.

"Sangat mengejutkan Anuri. Ini diluar dugaanku." kata Chiko.

"Emm, aku juga tidak menyangka akan berakhir dengan ini semua." gumam Anuri. Sedangkan Venaya hanya diam menatap suaminya, Anuri atau bahkan menatap surat undangan tersebut.

"Sayang, ada apa?" Chiko merasakan tubuh istrinya bergetar dan seperkiraan detiknya Venaya menangis lagi dan kali ini sangat kencang hingga membuat semua orang menatap kearah mereka.

"Sstt.. sayang, hei jangan menangis." bujuknya dengan mengecup sekilas bibir Venaya.

"Itu kadang terjadi karena bawaan kehamilan pak. Jadi sangat wajar." ucap Anuri

"Kau tahu kalau Venaya sedang hamil?"

"Hah, jadi benar Venaya hamil. Aku tadi hanya menerka saja, terkadang itu juga yang aku rasakan saat ini." Chiko mengangguk dan mereka menatap Anuri dengan serius.

"Kau ..."

"Bukan seperti yang kalian pikirkan. Kami melakukannya atas dasar cinta, dan setelah satu hari kami mengetahui kalau aku hamil jadi dia langsung melamarku." jelas Anuri.

"Huhh, aku bisa bernafas lega." desah Venaya

"Sayang jangan mendesah." Venaya mencebikkan bibirnya dan ia menatap Anuri yang juga menatapnya.

"Maafkan aku mbak, kalau tadi aku sempat bersangka buruk pada mbak Anuri." Anuri tersenyum penuh arti dan memeluk tubuh Venaya.

"Aku memaafkanmu V. Berbahagialah untuk kehidupan barumu."

"Terima kasih mbak Anuri."










////////////////////////////////////////////////
Yeayyy...mau mendekati Epilog nih😃😃😃..
Bentar yaa,sabar sabar mas mas mbak mbak..😙😙😙
////////////////////////////////////////////////

FOREVER ALONG #Siregar-1- [COMPLETED]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang